Berita Pangkalpinang

Kisah Nyata Tiga Istri Gugat Cerai Suami, Faktanya Ada Ribuan Janda di Bangka Belitung

Ini kisah nyata, curahan hati (Curhat) seorang wanita berinisial Las (33). Baru dua bulan ia resmi bercerai dengan sang suami. Begini kisahnya.

|
TRIBUN SUMSEL
Ilustrasi WANITA MENANGIS 

Sedangkan pemicu perceraian lainnya karena adanya orang ketiga yang berujung pada pertengkaran. "Tapi jangan salah, orang ketiga bisa juga dari keluarga yang terlalu banyak ikut campur, dari situ, pertengkaran terus menerus penyebab paling banyak," katanya.

Sementara itu pada Tahun 2023 ini, pihaknya memperkirakan angka perceraian di Babel akan kembali meningkat. "Tahun ini berpeluang akan ada penambahan, melihat dari apa yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya," kata Ida menyebut sebuah prediksi.

Yang jelas data membuktikan, angka perceraian pada Tahun 2022 meningkat dibanding Tahun 2021 yang mencapai 2.600 kasus.

Sementara dari tujuh kabupaten/kota di Babel, Kabupaten Bangka mencatat angka perceraian tertinggi pada Tahun 2022 yaitu 624 kasus.

Peringkat kedua ditempati Kota Pangkalpinang dan Belitung 529 kasus. Lalu Bangka Barat 410 kasus, disusul Bangka Tengah 325 kasus, Belitung Timur 323 kasus dan terakhir Bangka Selatan dengan 249 kasus.

Artinya berdasarkan data tersebut, boleh dikatakan, ada ribuan wanita di Bangka Belitung yang kini menyandang status janda. Miris bukan ?

Menikah Usia Dini Jadi Pemicu

Tingginya angka per ceraian di Babel yang mencapai 2.989 kasus di Tahun 2022, ditanggapinya oleh Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bangka Belitung (Babel), Fazar Supriadi Sentosa.

Menurut Fazar menikah tidak hanya soal cinta dan kasih sayang, tapi mental dan ekonomi harus dimatangkan.

"Kalau sudah menikah ini, keperluan itu banyak, anak mau minum susu, makannya, bayar listrik, tidak hanya cinta, jadi matangkan mental dan ekonomi," ujar Fazar, Senin (20/2/2023) lalu.

Bahwa pasangan suami istri harus memahami 8 fungsi keluarga meliputi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.

"Delapan fungsi keluarga itu harus dipahami, tapi cinta itu perlu, kalau ekonomi ada tapi tak cinta bisa cerai juga," katanya.

Untuk mengatasi hal-hal tak diinginkan, dia menganjurkan sebelum menikah, para calon pengantin harus dibekali panduan membangun rumah tangga.

"Agar itu disampaikan, ketika sebelum melahirkan juga diberikan pehamahan, ada buku untuk calon pengantin, sebenarnya sudah lengkap, cuma melaksanakannya saja," imbau.

Ia juga menyarankan, sebelum menikah harus memperhatikan umur baik pria dan wanita, karena kematangan usia menunjukkan kematangan fisik dan mental.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved