Berita Belitung Timur

Ketua DPRD Belitung Timur Desak Yuk ke Sekolah Bisa Edukasi Anak Bersekolah lagi

Per 2021 kemarin ada 120 anak yang putus sekolah di Beltim. Angka ini sebagai gambaran bahwa program bupati itu tepat

Editor: Kamri
Posbelitung.co/Sepri
Proses pendalaman informasi dan keterangan oleh Satpol PP dengan salah satu anak di bawah umur yang berhasil diamankan, Jumat (24/2/2023). Ketua DPRD Belitung Timur Fezzi Uktolseja meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung Timur agar mendata anak-anak putus sekolah supaya bisa diedukasi lagi melalui program Yuk ke Sekolah. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG TIMUR – Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung Timur (Beltim) perlu mendata anak-anak putus sekolah supaya bisa diedukasi lagi melalui program Yuk ke Sekolah.

Program Yuk ke Sekolah dinilai perlu digalakkan lagi dalam upaya mengentaskan angka putus sekolah di Beltim.

Hal ini ditegaskan Ketua DPRD Kabupaten Belitung Timur, Fezzi Uktolseja menyikapi terungkapnya kasus 11 anak di Beltim yang  digerebek di sebuah penginapan.

Sebagian besar dari anak-anak itu masih berusia di bawah 17 tahun dan tidak bersekolah lagi.

"Anak yang sekolah saja bisa nakal, apalagi yang tidak sekolah. Ditambah dengan lingkungan sampai tontonan mereka yang tidak terkontrol," kata Fezzi Uktolseja kepada posbelitung.co, Senin (27/2/2023).

Baca juga: Didatangi Sat Pol PP, Sekelompok Anak Bawah Umur Lompat dari Jendela Penginapan

Menyikapi masalah itu, Fezzi Uktolseja meminta salah satu program Bupati Belitung Timur, yaitu Yuk ke Sekolah digalakkan lagi.

Program itu bertujuan untuk mengentaskan angka putus sekolah di Beltim.

"Per 2021 kemarin ada 120 anak yang putus sekolah di Beltim. Angka ini sebagai gambaran bahwa program bupati itu tepat, tapi implementasi di lapangan kurang efektif. Makanya harus digalakkan lagi," kata Fezzi’

Fezzi Uktolseja mengaku pernah mendengar program Yuk ke Sekolah tersebut berhasil membawa satu anak kembali bersekolah. Namun lanjutnya, seharusnya tidak hanya anak itu saja, tapi juga lebih banyak lagi anak yang bisa diajak lagi ke sekolah.

Fezzi Uktolseja meminta bupati menginstruksikan kepada dinas pendidikan agar mendata anak-anak yang putus sekolah supaya bisa diedukasi lagi melalui program Yuk ke Sekolah.

Ia menyadari peran orangtua sangat vital dalam permasalahan ini. Tapi dia juga menilai semua sektor seharusnya bisa berkontribusi agar masalah ini tidak terulang lagi.

Pengawasan terhadap hotel dan penginapan juga harus diperketat. Ia tidak mau tempat itu menjadi sarang prostitusi di Beltim, apalagi prostitusi anak.

"Lebih ketatkan lagi kontrol dari Satpol PP, jalankan perda jam malam, dan rutin memeriksa ke tempat-tempat yang terindikasi," saran Fezzi.

Dia berharap kejadian ini tidak lagi terulang dengan sama-sama seluruh sektor dari hulu ke hilir bekerjasama mencegah dan menanggulangi masalah ini.

Peran Orangtua dan Faktor Ekonomi

Psikolog Klinis RSUD Muhammad Zein Belitung Timur, Fitriana Mios Pradika menjelaskan terungkapnya kasus anak-anak yang terjaring di penginapan ini sebagai bentuk mereka menunjukkan diri mereka.

Menurutnya banyak faktor yang menyebabkan anak-anak terjerumus ke hal tersebut.

"Yang paling utama adalah mereka kekurangan perhatian dan kasih sayang. Peran orang tua lagi-lagi sangat penting di sini. Kalau dua hal itu tidak mereka dapatkan di rumah pasti mereka mencarinya di luar," kata Mios kepada posbelitung.co, Senin (27/2/2023).

Selain itu, faktor ekonomi juga berperan besar kata psikolog ini.

Di usia mereka yang masih labil kemudian diibandingkan dengan teman sebayanya yang berkecukupan, dia akan mencari jalan untuk memenuhi gengsinya.

Salah satu hal yang mudah dan cepat yaitu melakukan jual diri kepada orang lain lewat aplikasi bahkan antar sesama teman.

"Gengsi di usia mereka masih sangat tinggi. Jadi mereka akan berlomba jadi paling keren di mata teman-temannya. Semuanya dihalalkan," kata Mios.

Baca juga: Usai Digerebek Satpol PP Beltim saat Ngamar, Pasangan Kekasih Dipulangkan

Jika hal-hal tersebut sudah terjadi, maka yang bisa dilakukan orangtua adalah melakukan pendekatan kepada anak secara humanis, bukan malah memarahinya. Biasanya, lanjut Mios, jika dalam kondisi seperti itu nasehat apapun tidak akan didengar oleh anak seusia mereka.

"Berikan perhatian lebih jangan sampai dia kehilangan teman bicara di rumah. Sering-sering ajak bicara dan tertawa bersama bisa membuat mereka merasa dihargai dan disayangi saat di rumah," kata Mios. (Posbelitung.co/Bryan Bimantoro)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved