Berita Pangkalpinang

Pemkot Pangkalpinang Berupaya Turunkan Kasus Stunting, Gencarkan Program KB

Agustu berujar, upaya tersebut dilakukan dengan fokus penguatan dari sisi sumber daya manusia (SDM) melalui kolaborasi lintas sektor.

Penulis: Cepi Marlianto |
Bangka Pos/Cepi Marlianto
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) Kota Pangkalpinang, Agustu Afendi. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA –  Pemerintah Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung menjalankan program Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat. 

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DPPAKB) Kota Pangkalpinang, Agustu Afendi berujar, penurunan stunting sendiri menjadi target pihaknya.

Untuk mendukung program itu harus dilakukan bersama-sama dengan semua pihak tanpa terkecuali.

Maka dari itu pihaknya melakukan KIE pengendalian penduduk dan keluarga berencana di beberapa wilayah. Di mana kegiatan itu diikuti oleh seluruh kader tenaga lini di lapangan.

“Penyuluhan yang kita lakukan bertujuan untuk memberikan peran strategis dan maksimal kepada kader kader di lapangan, terutama dalam penurunan stunting,” kata dia kepada Bangkapos.com, Minggu (12/3/2023).

Agustu berujar, upaya tersebut dilakukan dengan fokus penguatan dari sisi sumber daya manusia (SDM) melalui kolaborasi lintas sektor.

Pemerintah sendiri sudah menargetkan program penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

Di Pangkalpinang sendiri prevalensi stunting berada di angka sekitar 16 persen.

Dengan pemberdayaan SDM terutama kader Petugas Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD), dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di lapangan, diharapkan mampu melakukan perbaikan.

Terutama pendataan, sasaran dan mapping atau pemetaan masyarakat untuk ikut program KB.

“Ketika dilapangan yang corrective (Perbaikan-Red) melakukan pendataan, sasaran di lapangan adalah petugas yaitu PPKBD dan Sub PPKBD, kemudian kader kader PKK,” jelas Agustu.

Di samping itu lanjut dia, melalui para kader tersebut mampu mengajak masyarakat untuk menjaga jarak kelahiran anak.

Paling tidak jarak anak pertama dan kedua tiga tahun harapannya dengan mengikuti program KB pendidikan anak terjamin, rumah tangga bahagia dan sejahtera.

Karena padatnya penduduk Indonesia, menjadikan program KB menjadi program nasional yang harus disukseskan. Sebab tenaga lini lapangan sangat berperan penting dalam menjalankan program program sehingga harus dilakukan tanpa optimalisasi dan penyuluhan. Terpenting masyarakat lebih perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan dan keluarganya.

“Sehingga bisa mengoptimalkan keikutsertaan masyarakat dalam ber-KB yang mandiri dan lestari,” sebutnya.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved