Berita Bangka
Menelusuri Jejak Syekh Cermin Jati Penyebar Islam di Bangka, Berpindah dari Mapur ke Tiang Tara
Tengkeu Sayyid Deqy menyebutkan Syekh Cermin Jati merupakan seorang ulama keturunan Hadhramaut Yaman yang menyebarkan Islam di Bangka.
POSBELITUNG.CO BANGKA - Nama Syekh Cermin Jati merupakan salah satu tokoh awal yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di Pulau Bangka.
Penelitian yang dilakukan oleh Tengkeu Sayyid Deqy yang dituangkan dalam buku Korpus Mapur Dalam Islamisasi Bangka, disebutkan kehadiran Cermin Jati merupakan tokoh kedua yang membawa masuk agama Islam di Bangka setelah Syeikh Syarif Abdul Rasheed atau Akek Antak.
Tengkeu Sayyid Deqy menyebutkan Syekh Cermin Jati merupakan seorang ulama keturunan Hadhramaut Yaman, penyebar Islam di Bangka.
Tepatnya di wilayah Gunung Pelawan pada abad 14-15 M.
Syekh Cermin Jati mendapatkan gelar Panglima Gunung Pelawan saat dirinya berkedudukan di wilayah ini.
Salah satu kutipan dari Buku Korpus Mapur dan Islamisasi Bangka menyebutkan jika naskah silsilah Syekh Cermin Jati menunjukkan adanya gejala atau indikasi hubungan sejarah dan budaya dengan Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten.
Hal ini dapat dilihat pada silsilah yang dibuat oleh Idris M. Ali pada tahun 1983 tentang tokoh penyebar Islam di Bangka, yaitu Syekh Cermin Jati.
Pada silsilah tertulis nama Cermin Jati yang dipanggil Tuan Pasai atau Tuan Pajang adalah berasal dari Hadhramaut, beranak (berputra) Jati Suara dan beranak (berputra) Jati Sari.
“Siapakah Cermin Jati, jadi pada tahun 1512 Sunan Gunung Jati mengutus satu armada untuk berperang melawan Portugis di Malaka. Letak geografis membuat perjalanan dari Pulau Jawa ke Portugis melewati dan singgah Bangka, di saat itulah Fathahillah Khan kerabat Sunan Gunung Jati menikahi perempuan di Mapur Bangka,” ujar Tengkeu Deqy.
Dari pernikahan itulah Syekh Cermin Jati lahir diperkirakan sekitar tahun 1513 M-1514 M.
Setelah lahir, Syekh Cermin Jati dibawa ke Cirebon oleh prajurit pasukan ekspedisi Pati Unus yang baru pulang usai pertempuran kedua melawan Portugis di Malaka.
“Saat dibawa ke Cirebon itu anak itu diberi nama Cermin Jati atau Syarief Abdurrahman Bin Fathahillah Khan. Ketika beranjak dewasa remaja itu dikirim untuk belajar agama Isilam di Hadhramaut selama 10 tahun, lalu ke Aceh. Setelah sekitar dua tahun di Aceh pulang lagi ke Cirebon. Sekitar satu tahun di Cirebon, Cermin Jati kembali ke Bangka untuk menyebarkan agama Islam," tuturnya.
Menurut Deqy, kembalinya Syekh Cermin Jati ke Pulau Bangka, tepatnya berada di wilayah Mapur bertujuan untuk melanjutkan perjuangan ayahnya menyebarkan agama Islam.
Kemudian, dalam perjalanannya sosok Syarief Abdurrahman pernah kembali ke tanah Jawa atau Cirebon untuk melakukan pernikahan dengan salah satu putri dari Sultan Cirebon.
“Setelah menikah, dibawalah istrinya ke Pulau Bangka, ketika itulah lahir anaknya yang bernama Syekh Jati Suara. Agar meneruskan sang ayah, Jati Suara dikirim ke Cirebon dan selanjutnya disekolahkan ke Hadhramaut Yaman,” jelasnya.
Baca juga: Menelusuri Makam Akek Antak di Bangka Kota, Salah Satu Penyebar Islam Terawal di Bangka
Setelah kembali lagi ke tanah Bangka, dari penelitian Tengkeu Deqy, mendapatkan jika Syekh Cermin Jati bersama anaknya Jati Suara berpindah dari daerah Mapur menuju kawasan Tiang Tarah.
Hal itu menurutnya, karena berbagai alasan untuk tetap menyebarkan agama Islam.
“Dari penelitian ditemukan banyak pecahan keramik-keramik kuno, menandakan dahulu, kawasan Bukit Keramat merupakan pusat aktivitas penduduk. Karena sungai di sebelah bukit juga memiliki aliran yang cukup besar sehingga kapal juga bisa bersandar,” tandasnya.
Salah satu warga Tiang Tarah bernama Musbar membenarkan hal itu'
Ia mengatakan sejarahnya tepat di atas bukit kawasan tersebut merupakan tempat permukiman kuno tokoh penyebar agama Islam.
Tempat yang berada di atas bukit itu dipilih karena dirasa aman karena bisa mengamati siapa-siapa saja yang akan masuk wilayah tersebut.
“Dahulu untuk sampai ke area permukiman di atas bukit, harus melewati tujuh benteng pertahanan. Setiap benteng itu di tandai adanya anak sungai, atau disebut juga dengan lidah air,” kata Musbar.
Tokoh warga Tiang Tarah itu juga mengatakan, jika seluruh aktivitas Syekh Cermin Jati bersama keluarga dan juga pengikutnya berpusat pada bukit yang diberi nama Bukit Keramat.
“Dulu semua aktivitas leluhur kita, Syekh Cermin Jati ada di bukit ini. Ada pendopo-pendopo untuk belajar agama, dan juga area yang digunakan untuk melakukan aktivitas memasak,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan jika dua bukit tersebut dahulu dialiri sungai besar dengan nama Sungai Remuding atau Sungai Gadong yang mampu dilewati kapal.
Itulah yang membuat sosok Syekh Cermin Jati dan keluarganya bisa sampai di area tersebut.
“Ini dulu ada sungai besar, kapal pun bisa masuk sampai di sini. Itu yang membuat leluhur kita, Syekh Cermin Jati bisa sampai di sini,” tambah Musbar. (Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)
Syekh Cermin Jati
Syeikh Syarif Abdul Rasheed
Akek Antak
penyebar Islam di Bangka
Hadhramaut Yaman
Tengkeu Sayyid Deqy
Gunung Pelawan
| Staf Ahli Menpora Cek Pelatnas Triathlon di Bangka, Persiapan SEA Games Thailand Desember 2025 |
|
|---|
| 19 Orang di Kabupaten Bangka Dihapus dari Daftar Penerima Bansos karena Terdata Main Judi Online |
|
|---|
| Kapal Nelayan Disambar Petir di Perairan Bangka Bikin Alat Navigasi Mati, 4 ABK Dievakuasi Tim SAR |
|
|---|
| Diserbu Pelamar P3K, Polres Bangka Tambah Jam Pelayanan SKCK |
|
|---|
| Tiga Penambang Tewas Tertimbun Longsor di Tempilang, Satu Korban Masih Dicari |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.