Berita Belitung

Kronologi Bayi di Belitung Lahir Diterangi Senter hingga Meninggal, Wabup Minta Intensifkan IGD

Saat kondisi mati listrik, Rabu (17/5/2023) malam, Heni melahirkan putranya di ruang bersalin di Puskesmas Sijuk diterangi lampu senter.

Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Pasangan Heni dan Yusriadi saat ditemui Pos Belitung di rumahnya, Desa Sijuk, Senin (22/5/2023). 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Saat kondisi mati listrik, Rabu (17/5/2023) malam, Heni melahirkan putranya di ruang bersalin di Puskesmas Sijuk diterangi lampu senter.

Selang beberapa jam setelah lahir, bayinya dinyatakan meninggal dunia. 

Apa penyebab sang bayi meninggal usai dilahirkan?

Dokter Spesialis Anak dr. Daniel Sp.A menduga bayi anak dari pasien Heni yang meninggal di Puskesmas Sijuk selang beberapa jam setelah lahir disebabkan penyakit jantung bawaan kritis.

Hal tersebut ditandai bayi lahir awalnya bugar lalu menangis, tiba-tiba dalam 1-4 jam tiba-tiba merintih, menangis, tersedak, lalu meninggal dunia. 

"Penanganan darurat hanya intubasi ventilator, karena setelah menangis akan berhenti nafasnya karena jantung tidak kuat memompa, sementara paru-paru masih dalam hitungan jam, belum sempurna untuk bernafas," katanya, saat rapat dengar pendapat di DPRD Belitung, Senin (22/5/2023). 

"Jadi jantung dan paru-paru bermasalah, kita hanya bisa bantu meringankan beban nafas dengan kendali penuh ventilator. Di RSUD ada, kalau seandainya bayi lahir di RSUD, saya tidak tahu, saya tidak bilang ini tergolong, karena masalah jantung banyak yang berat, tapi setidaknya bisa melakukan pertolongan lanjutan. Mungkin bisa memberikan harapan," ucap Daniel. 

Ia mengkhawatirkan penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan kritis lantaran keempat anak pasien Heni dan Yusriadi belum diberikan imunisasi rubella. Imunisasi rubella penting untuk mencegah perpindahan bibit penyakit dari penderita ke ibu hamil.

Indikasi tersebut muncul setelah Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie menyampaikan bahwa selang beberapa hari setelah melahirkan, Heni sempat demam. 

"Kalau masyarakat menyebutnya tumbuh-tumbuh, demamnya 2 hari, hari ketiga ada ruam, pada orang dewasa hanya sedikit, demamnya turun lalu sembuh. Tapi pada ibu hamil, kuman itu masuk ke dalam janin dan merusak jantung dan kemungkinan juga bisa mata dan otak," ujarnya. 

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa belum banyak tenaga medis yang memiliki ilmu resusitasi neonatus. Padahal ilmu ini dibutuhkan untuk pertolongan bayi baru lahir, yang pertolongan harus dilakukan dalam waktu idealnya satu menit pertama.

Untuk bayi tertentu bisa kasih toleransi paling lama satu jam atau golden hour, kalau tidak meninggal karena bayi berisiko gagal nafas, kalau nafas berhenti, tinggal menunggu sekitar 10 menit jantungnya berhenti. 

Selain ilmu, alatnya juga mahal, seperti neoPAP untuk membuka jalan nafas. Karena seringkali adaptasi paru-paru untuk mengembang, 90 persen mengembang spontan tapi ada sekitar 10 persen bayi lahir tidak mengembang sempurna, sehingga perlu ditolong di menit-menit pertama dengan alat khusus.

"RSUD ada, lengkap, sejak saya bertugas 2012 sebagai spesialis anak, saya lakukan pemetaan peralatan, dapat alat itu dari kemenkes. Alat-alat di RSUD untuk resusinatus sampai tahap menengah lengkap. Pengadaan peralatan itu di Puskesmas hampir mustahil," ujarnya. 

Harus Lahiran di Rumah Sakit

Sumber: Pos Belitung
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved