Berita Belitung
Kronologi Bayi di Belitung Lahir Diterangi Senter hingga Meninggal, Wabup Minta Intensifkan IGD
Saat kondisi mati listrik, Rabu (17/5/2023) malam, Heni melahirkan putranya di ruang bersalin di Puskesmas Sijuk diterangi lampu senter.
dr. Daniel Sp. A mengarahkan harusnya sebelum usia kehamilan 20 minggu, sudah harus dipetakan faktor risiko. Ada 18 faktor risiko pada ibu hamil yang jika ada dua faktor risiko sedang dan satu faktor risiko tinggi, pasien wajib melahirkan di RSUD Marsidi Judono.
Pada pasien Heni, di antaranya ditemukan faktor risiko seperti pasien yang berusia 42 tahun dan melahirkan anak kelima dengan rentang waktu 11 tahun dari terakhir kali melahirkan.
Dari informasi yang diketahuinya, pasien memang sempat ditawarkan untuk melahirkan di rumah sakit pada trimester kedua, namun pasien menolak. Menurutnya, harusnya hal tersebut disampaikan berulang-ulang saat ibu hamil kontrol agar melahirkan di rumah sakit.
Listrik mati
Masih lekat diingatan pasangan Heni dan Yusriadi, menceritakan kejadian malam itu. Heni yang merasakan sakit perut akan melahirkan berangkat ke puskesmas bersama suami dan kedua anaknya sekitar pukul 20.00 WIB.
Karena mati listrik, sang suami pun membawa senter untuk penerangan. Tak pernah terbayang bahwa istrinya akan melahirkan diterangi senter itu.
"Aku bawa lah senter karena memang gelap. Tidak terpikir kalau di puskesmas akan gelap, ternyata pas kami sampai di sana gelap benar, tidak ada penerangan sama sekali. Itulah yang kami sayangkan, entah tidak ada genset atau genset tidak hidup, padahal dalam keadaan darurat, kata Yusriadi, Senin (22/5/2023).
Saat tiba, mereka hanya disambut satpam yang berjaga dan membukakan pintu gedung puskesmas. Heni lalu dibawa menggunakan ranjang pasien sampai ke ruang bersalin.
"Hanya ada pasien, bidannya tidak tahu, mungkin masih ada urusan, kami maklum juga lah," katanya.
Selang tak begitu lama, sekira pukul 21.00 WIB Heni akhirnya melahirkan begitu saja tanpa bantuan tenaga medis. Tepat saat bayinya lahir dan menangis, bidan pun tiba di pintu ruang bersalin dan membersihkan bayi Heni.
Tak ada tanda-tanda aneh yang dirasakan pasangan ini, secara fisik bayi Heni dalam keadaan sehat. Hanya saja, nafas bayi kurang normal.
Menanyakan kondisi anaknya, Yusriadi sempat merasa tenang saat bidan mengatakan hal tersebut normal karena bayi sedang menyerasikan pernafasan antara di kandungan dan di luar.
"Ternyata semakin malam nangis terus, nangis lemah. Sempat diganti popoknya, masih nangis sambil digendong," ujarnya.
Saat listrik sudah nyala, suara tangisan bayinya sempat terhenti. Saat bidan memeriksa kondisi anaknya, masih terasa detak jantung yang lemah. Bidan tersebut pun mengupayakan dengan memasang oksigen dan mengoleskan minyak kayu putih di tubuh bayi. Namun bayi tersebut tak tertolong.
"Paginya, sudah terang, kami balik ke rumah. Astagfirullah, bawa jenazah aku balik," ratapnya.
| Hari Pertama Jabat Kadispora Belitung, Edi Usdianto Jalin Silaturahmi dengan Jajaran Internal |
|
|---|
| Pasutri Asal Belitung Ini Raih Juara Cabang Kaligrafi di MTQH Bangka Belitung 2025 |
|
|---|
| Bupati Belitung Djoni Alamsyah Pastikan Jabatan Eselon II yang Kosong Segera Diisi |
|
|---|
| Himpunan Alumni IPB Bertekad Perkuat Peran Strategis Sebagai Mitra Pembangunan Daerah |
|
|---|
| Daftar Peringkat MTQH Bangka Belitung 2025, Belitung Masuk 3 Besar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/belitung/foto/bank/originals/20230522-Pasangan-Heni-dan-Yusriadi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.