Berita Pangkalpinang

TBS Sawit Rp1.450 per Kg di Tingkat Pengepul, Tarmin: Perlu Hilirisasi Industri Sawit

Melalui hilirisasi industri sawit ini diharapkan komoditas yang diekspor tidak lagi berupa bahan baku, tetapi sudah dalam bentuk produk turunan.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo |
Bangkapos.com/Edwardi
Tandan buah segar (TBS) sawit. 

POSBELITUNG.CO, PANGKALPINANG - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Tarmin mengatakan, hilirisasi industri sawit adalah proses mengoptimalkan produk-produk turunan dari kelapa sawit menjadi produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Terutama, beragam produk turunan kelapa sawit tersebut, di antaranya untuk keperluan sektor pangan seperti minyak goreng, nutrisi, bahan kimia, hingga bahan bakar terbarukan.

"Program hilirisasi dan diverisifikasi produk industri sawit yang dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah produk bahan mentah, memperkuat struktur industri, menyediakan lapangan kerja, dan memberi peluang usaha di Indonesia," kata Tarmin.

Ia menjelaskan, melalui hilirisasi industri sawit ini diharapkan komoditas yang diekspor tidak lagi berupa bahan baku, tetapi sudah dalam bentuk produk turunan atau barang jadi.

"Sehingga dapat meningkatkan harga yang berujung pada peningkatan penerimaan devisa melalui ekspor," jelasnya.

Menurutnya, prospek industri kelapa sawit beserta diversifikasi produknya dewasa ini terlihat semakin cerah, baik di pasar dalam negeri maupun di pasar dunia. Sektor ini, kata Tarmin, akan semakin strategis karena berpeluang besar untuk lebih berperan menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional, penghasil devisa, dan menyerap tenaga kerja.

"Saya berharap melalui kegiatan pelatihan teknis diversifikasi produk berbahan baku kelapa sawit hari ini kita dapat saling bersinergi untuk pengembangan hilirisasi kelapa sawit ke depannya," ujarnya.

Diketahui, harga tandan buah segar (TBS) sawit di Provinsi Bangka Belitung pasca-Iduladha masih bertahan Rp1.760 per kilogram di tingkat pabrik kelapa sawit. Sementara di tingkat pengepul seharga Rp1.450 per kilogram.

"Di hari ke-5 setelah Iduladha harga TBS sawit tetap berada di posisi awal. Sebelum lebaran masih bertahan di Rp1.760 per kg di tingkat PKS, sedangkan di tingkat pengepul harga TBS Rp1.450 per kg," kata Petani Sawit asal Desa Jeriji, Yanto, Senin (3/7).

Sementara, untuk harga TBS sawit langsung ditimbang di perkebunan seharga Rp 1.400 per kg. "Entah mengapa harga TBS di Bangka Belitung belum ada kenaikan signifikan. Sedangkan CPO terus naik.

Di daerah lain seperti Riau saja sebagai patokan harga tertinggi di indonesia sudah berada di level Rp2.390 per kg," jelasnya.

"Kenapa di Bangka Belitung belum menyamai harga itu, mungkin buah sekarang terlalu banyak apa gimana. Petani sawit berharap kepada pemerintah, melalui Dinas Perkebunan Babel memperhatikan harga TBS ini," tambahnya.

Yanto mewanti-wanti harga TBS sawit akan terus turun, sehingga berharap pemerintah dapat segera mengendalikan harga sawit yang terus melorot.

"Jangan sampai harga turun terus, harga segitu lebih murah dari harga sebungkus Indomie. kami berharap pemerintah dapat membantu petani sawit. Carikan solusi, menyelesaikan persoalan harga sawit yang terus turun seperti ini," harapnya. (riu)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved