Berita Bangka Selatan

Fatalitas Penularan Rabies Sangat Tinggi, Masyarakat Harus Hati-hati

dr Agus Pranawa mengatakan, virus rabies memiliki tingkat fatalitas penularan rabies amat tinggi.

Penulis: Cepi Marlianto |
Freepik
Ilustrasi anjing rabies 

POSBELITUNG.CO, BANGKA – Kasus Rabies di beberapa wilayah Indonesia mulai jadi perhatian.

Tak terkecuali di Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung belakangan ini.

Sebab rabies bisa sangat berbahaya jika dibiarkan begitu saja dan tidak segera ditangani.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa mengatakan, virus rabies memiliki tingkat fatalitas penularan rabies amat tinggi.

Ketika dinyatakan tertular rabies, tingkat kematian pada manusia bisa mencapai 100 persen. Itu sebabnya, pencegahan rabies atau yang disebut juga sebagai penyakit anjing gila ini sangat penting.

“Kalau sudah terjangkit rabies memang hampir 95 persen kemungkinan tidak tertolong lagi,” kata dia kepada Bangkapos.com, Senin (10/7/2023).

Agus Pranawa memaparkan, penyakit rabies biasa disebut dengan penyakit anjing gila. Pasalnya, 95 persen kasus rabies pada manusia ditularkan lewat gigitan anjing yang terinfeksi. Selain anjing, ada beberapa hewan lain yang bisa menjadi sumber penularan rabies, yakni monyet, rubah, musang, kelelawar, dan kucing.

Maka dari itu, upaya paling efektif untuk mencegah penyakit rabies pada manusia ialah mencegah dari sumber penularan pada hewan yang berisiko. Karena hewan yang berisiko dapat membawa virus penyebab rabies harus divaksinasi. Lingkungan tempat tinggal juga perlu dipastikan terjaga dari potensi penularan rabies.

“Rabies ini penyebabnya, sumbernya dari anjing terutama anjing liar. Populasi anjing liar di Bangka Selatan juga banyak, jadi harus lebih hati-hati,” papar Agus Pranawa.

Di samping itu lanjut dia, rabies merupakan infeksi virus akut yang menyerang sistem saraf pusat manusia. Itu sebabnya, tingkat kematiannya sangat tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies dengan genus Lyssavirus.

Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis yang bisa ditularkan melalui jilatan ataupun gigitan dari hewan yang terinfeksi. Masa inkubasi virus rabies bervariasi. Umumnya, antara dua sampai delapan minggu.

Lama inkubasi tersebut bisa tergantung pada jumlah virus yang masuk, luasnya kerusakan jaringan tempat gigitan, jauh dekatnya lokasi gigitan dengan sistem saraf pusat, serta sistem kekebalan tubuh yang dimiliki.

Gejala awal rabies pada manusia biasanya diawali dengan demam, lemah, lesu, nafsu makan berkurang, sakit kepala hebat, mual, serta nyeri pada tenggorokan. Selanjutnya, gejala akan memburuk, berupa nyeri dan rasa panas pada luka bekas gigitan, cemas, serta reaksi berlebih pada sistem rangsang sensorik.

Pada stadium selanjutnya, gejala yang muncul, antara lain, berteriak-teriak, takut akan air, takut akan cahaya, takut akan suara, serta mengeluarkan air liur secara berlebihan. Gejala pun akan berlanjut berupa kelumpuhan mulai dari kaki serta otot-otot pernapasan hingga akhirnya bisa menyebabkan kematian.

“Paling dominan biasanya pasiennya hidrofobia, jadi takut air. Pasien biasanya tidak kooperatif, gampang mengamuk ketika dikasih air. Pasien itu harus tapi ketika dikasih air dia takut,” urainya.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved