Berita Bangka Selatan

Pemkab Bangka Selatan Bagi Bubuk Abate Gratis ke Masyarakat Untuk Cegah DBD

Slamet Wahidin berujar, pihaknya telah membagikan bubuk abate kepada warga dalam upaya memberantas nyamuk

Penulis: Cepi Marlianto |
(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
Sejumlah petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Selatan saat membagikan bubuk abate kepada masyarakat di Kelurahan Tanjung Ketapang, Rabu (27/9/2023). Pembagian bubuk abate itu guna mencegah nyamuk DBD berkembang biak. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA – Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung membagikan bubuk larvasida kepada warga secara gratis.

Langkah itu dilakukan dalam upaya memberantas nyamuk penular demam berdarah dengue (DBD). Lokus pembagian dilakukan di semua kecamatan dengan tingkat risiko DBD.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin berujar, pihaknya telah membagikan bubuk abate kepada warga dalam upaya memberantas nyamuk penular DBD.

Sejauh ini bubuk abate telah didistribusikan di sepuluh Puskesmas yang ada di delapan kecamatan. Nantinya petugas puskesmas akan membagikan bubuk larvasida itu kepada masyarakat.

“Sudah kita distribusikan untuk bubuk abate ke setiap Puskesmas. Langkah itu untuk mencegah penularan DBD saat ini,” kata dia kepada Bangkapos.com, Rabu (27/9/2023).

Slamet memaparkan, di tengah musim kemarau panjang dampak dari El Nino pihaknya terus melakukan pembagian bubuk abate ke pada warga. Pasalnya saat ini banyak warga yang melakukan penampungan air di tempat terbuka. Hal itu dipicu kondisi masyarakat kekurangan pasokan air, sehingga mengakibatkan banyak warga melakukan penampungan air.

Tak hanya itu, dengan kondisi kekeringan yang dibawa oleh El Nino, dikhawatirkan air-air yang ada di dalam sebuah wadah atau tertampung dalam sebuah genangan jadi tidak tergantikan. Masalah itu tentunya dapat membantu nyamuk menemukan breeding place atau tempat bagi nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD berkembang biak. Sehingga perlunya penaburan bubuk abate di tempat penampungan air milik warga.

“Karena musim kemarau ini banyak warga yang menampung air. Jadi dikhawatirkan tempat-tempat itu menjadi sarang berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti,” papar Slamet.

Di samping itu lanjut dia, sejak awal Januari hingga akhir Agustus 2023 sebanyak 32 orang terserang DBD. 30 orang dinyatakan sembuh, sedangkan dua orang di antaranya meninggal dunia. Dari keseluruhan kasus DBD ada beberapa kecamatan menjadi lokus penanganan.

Kasus DBD paling banyak terjadi di Kecamatan Toboali dengan 20 orang, yakni di Puskesmas Toboali 18 kasus dan Puskesmas Rias dua kasus. Disusul Kecamatan Airgegas sembilan kasus, yakni di Puskesmas Airgegas delapan kasus dan Puskesmas Air Bara satu kasus serta di Kecamatan Payung tiga kasus.

Sedangkan untuk Kecamatan Lepar, Kecamatan Kepulauan Pongok, Kecamatan Pulau Besar, Kecamatan Simpang Rimba dan Kecamatan Tukak Sadai masih nihil kasus DBD. Sementara untuk kasus DBD meninggal dunia terjadi di wilayah kerja Puskesmas Toboali dan Puskesmas Airgegas.

“Saat ini juga sudah ada laporan lagi masyarakat terkena DBD. Kita langsung penyelidikan epidemiologi di desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas itu,” sebutnya.

Walaupun begitu Slamet memastikan bubuk abate diberikan secara gratis kepada warga. Apabila masyarakat yang hendak memperoleh bubuk abate itu dapat langsung datang ke Puskesmas terdekat. Efek bubuk abate dalam memberantas larva nyamuk demam berdarah dapat bertahan selama tiga bulan. Asalkan warga tidak menguras tempat penampungan air tersebut.

“Sistem pembagian bubuk abate kepada masyarakat tersebut berdasarkan progres atau perkembangan kasus demam berdarah dengue. Tapi masyarakat bisa meminta bubuk abate ke Puskesmas secara gratis,” pungkas Slamet. 

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved