Berita Bangka Barat

Sumber Air Baku Perumdam Tirta Sejiran Setason Bangka Barat Menyusut, Supai Air Tak Maksimal

Debit air di sejumlah sumber air baku Pemrumdam Tirta Sejiran Setason (TSS) Kabupaten Bangka Barat mulai menyusut akibat dampak kekeringan

Penulis: Riki Pratama | Editor: Novita
Bangkapos.com/Yuranda
Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Sejiran Setason (TSS) Bangka Barat. Foto diambil beberapa waktu lalu. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Fenomena El Nino menyebabkan dampak kekeringan berkepanjangan.

Hal ini menyebabkan kondisi debit air semakin berkurang.

Tak terkecuali debit air di sejumlah sumber air baku Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Sejiran Setason (TSS) Kabupaten Bangka Barat yang menyusut.

Direktur Perumdam Tirta Sejiran Setason Kabupaten Bangka Barat, Najamuddin, mengungkapkan, kondisi tersebut menyebabkan terhambatnya suplai air ke 5.000 pelanggan, terutama di Kecamatan Mentok.

Namun, ia memastikan penyaluran air tetap berjalan untuk melayani pelanggan.

"Perumda Tirta Sejiran Setason sampai sekarang masih bisa beroperasi, walapun dengan kondisi kemarau dan sesuai berita BMKG tahun ini kita mengalami El Nino tingkat cuaca panas terik. Akibatnya di mana-mana sumber air baku debitnya menurun," kata Najamuddin, Rabu (11/10/2023).

Direktur Perumdam Tirta Sejiran Setason Kabupaten Bangka Barat, Najamuddin
Direktur Perumdam Tirta Sejiran Setason Kabupaten Bangka Barat, Najamuddin (Bangkapos.com/Riki Pratama)

Akibat musim kemarau saat ini, lanjutnya, membuat sejumlah debit air di sumber air baku Perumda menyusut. Sehingga berdampak kepada pembagian air ke pelanggan.

"Kami mempunyai strategi untuk pelanggan di Bangka Barat, dengan membagi blok. Artinya ada yang dapat giliran, itupun masih kewalahan ada titik jauh, ketika beroperasi, sampai daerah ujung jalan raya Peltim tidak kebagian air," jelasnya.

Untuk mengatasi hal itu, Najamuddin mengatakan, pihaknya telah memilik strategi dan pelanggan dipersilakan berkomunikasi dengan pihak Perumdam, sehingga dapat dibantu suplai air menggunakan mobil tangki.

"Artinya kekurangan debit air kita ini, biasa dapat produksi air itu 125 meter kubik per hari, sekarang tinggal 75 meter kubik per hari, ada los kehilangan 50an. Sumber air baku debitnya menurun, di Bangka Barat mengalami penyusutan diberapa sumber air kita, bahkan ada yang kering," kata Najamuddin.

Di Kecamatan Mentok terdapat sejumlah sumber air baku yang menjadi andalan Perumdan.

Yakni dari Watervang Hutan Tahura Menumbing, kolong Argotirto, kolong Menjelang satu dan dua dan sungai Puput.

"Sekarang masih andalan untuk di sungai dan saya menyiasati dengan membagi. Dahulu kami dapat setiap hari suplai air, sekarang 2 hari sekali. Terjadi hanya di wilayah Mentok, untuk Tempilang, Parittiga tidak ada masalah," ujarnya.

Dengan kondisi ini, Najamuddin mengakui banyak mendapat keluhan dari ribuan pelanggan, karena suplai air yang tidak maksimal akibat debit air baku berkurang.

"Karena kita terus melayani keluhan sebisa kita tampung, silakan melaporkan ke kami bantu dengan mobil tangki, mereka menyiapkan tempat, kami suplai denga mobil tangki," kata Najamuddin.

"Untuk pelanggan yang ingin disuplai air bersih digratiskan khusus pelanggan, tetapi beli juga boleh, satu tangki isi 4 ton, harga Rp150 ribu di antar ke rumah, tinggal menyiapkan tempatnya," imbuhnya.

(Bangkapos.com/Riki Pratama)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved