Berita Bangka Barat

Empat Warga di Bangka Barat Meninggal Dunia Diserang DBD, Cacar Monyet Belum Ditemukan

Sebanyak empat warga di Kabupaten Bangka Barat (Babar) dinyatakan meninggal dunia  akibat kasus demam berdarah dengue (DBD).

net
Ilustrasi nyamuk 

POSBELITUNG.CO --  Sebanyak empat warga di Kabupaten Bangka Barat (Babar) dinyatakan meninggal dunia  akibat kasus demam berdarah dengue (DBD). Sementara total pasien DBD di daerah ini sebanyak 185 orang.

Angka ini sesuai data yang dihimpun oleh Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka Barat, terhitung Januari hingga November 2023.

Namun demikian jumlah kasus kematian akibat DBD ini menurun dibanding Tahun 2022, yaitu sebanyak 10 orang.

"Untuk DBD sampai dengan bulan ini ada empat kematian tersebar dibeberapa kecamatan dua anak-anak dan dua dewasa. Tentu kita berharap sampai akhir tahun ini, jangan ada lagi penambahan kasus kematian," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Muhammad Safi'i Rangkuti, Kamis (16/11/2023).

Baca juga : Jelang Laga Lawan Irak, Timnas Indonesia Dipuji Media Inggris, Head to Head Timnas Indonesia vs Irak

Untuk menekan angka kematian akibat DBD, Rangkuti mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya penyuluhan, peninjauan ke sekolah, dan mengintruksikan kepada ASN, agar promosikan terkait pencegahan disetia media sosialnya.

"Sampai saat ini telah meninggal dunia sebanyak empat orang, sementara yang  terkena DBD jumlahnya ratusan tersebar pada enam kecamatan. Paling tinggi di Kecamatan Mentok dan Parittiga," ujarnya.

Apabila dibandingkan pada tahun sebelumnya 2022, dikatakan Safi'i Rangkuti, kematiam akibat DBD menurun dari angka 10 orang ke empat orang meninggal dunia.

"Tentu kasus DBD ini erat kaitan dengan lingkungan, masyarakat harus memahami dan mengetahui akibat apa dan ikut melaksnakan pencegahan di lingkungan masing-masing," terangnya.

Sebagai upaya menekan jumlah kasus DBD, Rangkuti mengatakan, pemerintah mendorong masyarakat rutin melakukan 3M plus. 

"Yakni mencakup kegiatan menguras tempat penampungan air, menutup rapat penampungan air, serta memanfaatkan benda-benda yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD," lanjutnya.

Baca juga : Berikut Nama-nama Kepala Daerah yang Dipecat PDIP, Ini Penyebabnya

Kemudian "plusnya", dikatakan Rangkuti, yakni upaya tambahan mencegah gigitan serta perkembangan nyamuk, seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

"Untuk penyemprotan tidak dilakukan, dihindari karena kurang efektif, nyamun kebal. Tetapi efektifnya tidak menyedian tempat perindukan, menguras bak atau tempt penampungan air setiap minggu. Menutup dan mengubur barang bekas dan daur ulang," pesannya.

Antisipasi Cacar Monyet

Sementara itu Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, tetap melakukan sejumlah kewaspadaan untuk mencegah terjadinya penularan cacar monyet atau monkeypox.

Mereka melakukan pemantauan dan memberikan edukasi ke setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Bangka Barat.

"Kita melakukan pemantaun, dan apabila ada gejala tertentu akan segera tindak lanjuti," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Muhammad Safi'i Rangkuti,  Kamis (16/11/2023).

Rangkuti menambahkan, Dinkes telah meminta sejumlah pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan di setiap wilayahnya, melalui penyuluhan di Puskesmas dan rumah sakit.

Menyampaikan, terkait penanganan, pedoman, pencegahan daalam pengendalian cacar monyet ke masyarakat, terkait situasi dan informasi terkait penyakit ini.

"Belum ada kasus, tetapi kita aktif di dalam penyuluhan di media Puskesmas mensosilisasikan, ini penyakit baru seperti gejala dan bahayanya," katanya.

Baca juga : Biodata Sandhra Gunawan, Pilot Pesawat TNI AU Ditemukan Tewas, Lost Contact saat Menerjang Awan

Kemudian, terkait tindak lanjut, dikatakan Rangkuti, apabila ada gejala terkena cacar monyet diminta memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. 

"Yang pasti Bangka Barat selalau pro aktif dalam pencegahan, saya setiap hari saya mengingatkan petugas medis dan masyarakat terkait penyakit ini," terangnya.

Untuk diketahui, masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 sampai 16 hari tetapi dapat mencapai 5 sampai 21 hari. 

Fase awal gejala yang terjadi pada 1 sampai 3 hari yaitu demam tinggi, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.

Pada fase erupsi atau fase paling infeksius terjadinya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. 

Secara bertahap mulai dari bintik merah seperti cacar makulopapula, lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule), kemudian mengeras  atau keropeng lalu rontok. (Posbelitung.co/Riki Pratama)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved