Perang di Palestina
Netanyahu Hancur Tanpa AS, Kini Ngemis Minta Gencatan Senjata, Ditolak Mentah-Mentah oleh Hamas
Netanyahu pusing proposal gencatan senjata sementaranya ditolak mentah-mentah, Hamas mau permanen atau perang berkepanjangan
Mesir dan Qatar selaku mediator sedang mempertimbang proposal untuk perjanjian baru antara Israel dan Hamas.
Dalam proposal itu disebutkan ada tiga tahap pembebasan sandera dari Jalur Gaza dan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Tahap pertama adalah pembebasan 10 wanita dan anak-anak sandera.
Tahap kedua, akan membebaskan sekitar 40 sandera, termasuk yang sakit, terluka, dan orang tua, serta pembebasan lainnya.
Pada tahap sisa, Hamas akan membebaskan sandera yang tersisa, termasuk tentara dan jenazah yang dimilikinya, dan untuk setiap orang Israel akan ada 3 tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara.
Namun, perundingan proposal itu mengalami kesulitan karena kedua pihak memiliki pendapat yang berbeda tentang syarat lainnya, lapor Reuters.
Mesir dan Qatar, yang memediasi perjanjian sebelumnya antara Israel dan Hamas, sedang berupaya mengembangkan proposal multi-tahap untuk mencoba menjembatani perjanjian baru
Israel Hancur Tanpa AS
Israel tidak ada apa-apanya bila tanpa bantuan Amerika Serikat yang merupakan sekutu sejatinya.
Karenanya kunci untuk mengakhiri perang antara Hamas, Palestina dengan Israel ada ditangan Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian mengatkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tidak akan mampu bertahan selama 10 menit mengatasi situasi dan tekanan yang muncul karena peperangan melawan kelompok pembebasan Palestina, Hamas dan gerakan lainnya di Gaza tanpa dukungan AS.
"Jika AS hari ini menghentikan dukungannya -- dukungan logistik dan senjata, politik dan media -- terhadap perang genosida yang dilancarkan Israel, maka saya dapat meyakinkan Anda bahwa [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu tidak akan bertahan selama 10 menit," ujar diplomat top Iran tersebut kepada Kepala Koresponden Urusan Global ABC News Martha Raddatz.
“Jadi kunci penyelesaian masalah ini ada di Washington sebelum di Tel Aviv,” katanya dari New York di sela pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Asia Barat.
“Cakupan perang menjadi lebih luas. Ini berarti bahaya perang yang lebih luas di kawasan ini semakin meningkat,” tambah Amir-Abdollahian, seraya menyalahkan AS dan Israel atas meningkatnya ketegangan di kawasan.
“Tidak ada yang akan mendapatkan keuntungan dari perang apa pun. Kami percaya bahwa solusinya bukanlah perang,” tegas pejabat Iran.
(Tribunnews.com/Hasiolan Eko P Gultom/Yunita Rahmayanti)
Tentara IDF Tewas Jadi Sasaran Tembak Hamas di Gaza, Hizbullah Berhasil Tembus Pertahanan Israel |
![]() |
---|
Israel Rasakan Ekonominya Babak Belur Imbas Perang, 60 Persen Wilayahnya Kini Listriknya Padam |
![]() |
---|
Kelakuan Bejad Militer Israel Dibeberkan Pakar PBB, Perempuan dan Anak Ditelanjangi hingga Diperkosa |
![]() |
---|
Viral di Medsos Presiden Argentina Minta Masjid Al Aqsa Dihancurkan dan Dibangun Kuil Yahudi |
![]() |
---|
Joe Biden Disebut Pikun, Minta Maaf ke Hamas hingga Presiden Meksiko Disebutnya Bernama El Sisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.