Berita Pangkalpinang

Program Kampung Iklim di Bangka Belitung Butuh Keterlibatan Masyarakat

Program Kampung Iklim (Proklim) membutuhkan keterlibatan masyarakat atau komunitas yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah lingkungan

Penulis: Suhendri CC | Editor: Novita
dlhk.babelprov.go.id
WORKSHOP - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyelenggarakan workshop Pembinaan Sistem Registri Nasional (SRN), Sistem Perhitungan Penurunan Emisi GRK Secara Cepat, Tepat, dan Responsible untuk Masyarakat (Spectrum) dan Pengembangan Program Kampung Iklim (Proklim), Selasa (20/2/2024). 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Program Kampung Iklim (Proklim) membutuhkan keterlibatan masyarakat atau komunitas yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah lingkungan sebagai penggerak untuk memulainya.

Proklim sendiri mengajak semua lapisan masyarakat memanfaatkan ruang yang dimiliki masyarakat untuk kesejahteraan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Tata Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Hutriadi, saat membuka workshop Pembinaan Sistem Registri Nasional (SRN), Sistem Perhitungan Penurunan Emisi GRK Secara Cepat, Tepat dan Responsible untuk Masyarakat (Spectrum) dan Pengembangan Program Kampung Iklim (Proklim) yang diselenggarakan DLHK Provinsi Babel, Selasa, (20/2/2024).

Workshop ini mengundang pihak dinas lingkungan hidup kabupaten/kota, perusahaan, komunitas, kepala desa, lurah, tokoh masyarakat, bersama pembina proklim DLHK Provinsi Babel sebagai peserta.

Tujuannya untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melaksanakan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang terintegrasi sehingga dapat mendukung target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim.

Adapun narasumbernya dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sugiatmo, Analis Adaptasi Dampak Perubahan Iklim Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim.

“Proklim ini sebenarnya bagaimana kita memanfaatkan ruang yang ada, kadang-kadang Proklim ini mengandalkan petani, mereka ini pasti menanam, punya kebun. Tetapi Proklim yang kita harapkan ini melibatkan lebih banyak masyarakat dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam. Tujuan semua ini untuk ketahanan pangan karena dampak perubahan iklim berdampak terhadap ketahanan pangan,” kata Hutriadi seperti dilansir dlhk.babelprov.go.id.

Melansir srn.menlhk.go.id, Program Kampung Iklim merupakan program berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka mendorong masyarakat untuk melakukan peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca, serta memberikan penghargaan terhadap upaya-upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilaksanakan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.

Selain itu, Proklim juga perlu memperhatikan masalah sampah yang butuh melibatkan masyarakat luas dengan menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

“Proklim juga perlu diperhatikan masalah pengolahan sampah yang agak rumit yang menyangkut kesadaran masyarakat,” ujar Hutriadi

(*/shi)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved