Berita Bangka Barat
DPRD Bangka Barat Soroti Maraknya Kasus Asusila Anak di Bawah Umur, Minta Pemkab Bentuk Tim
DPRD Kabupaten Bangka Barat memberikan perhatian khusus terkait maraknya kasus asusila terhadap anak di wilayah Bangka Barat.
Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Novita
POSBELITUNG.CO, BANGKA - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangka Barat memberikan perhatian khusus terkait maraknya kasus asusila terhadap anak di wilayah Bangka Barat.
Ketua DPRD Bangka Barat, Marudur Saragih mengatakan, kejadian asusila yang terjadi secara beruntun ini, harus menjadi perhatian khusus pemerintah daerah.
"Ini dialami secara beruntun kami sendiri masih melihat kejadian yang satu dengan lain tidak ada hubungan. Tetapi perlu perhatian khusus untuk melihat masalah ini. Ini menjadi pekerjaan rumah kita, agar kejadian tidak terulang lagi," kata Marudur, Jumat (17/5/2024).
Ia menambahkan, dari pemerintah daerah hingga desa harus bekerja sama untuk mencegah terulangnya kasus asusila yang marak terjadi saat ini.
"Baik di daerah, desa-desa. Perlu kita bekerja sama dengan aparat OPD, kelurahan kecamatan, agar dapat mengatasi masalah ini," ujarnya.
Baca juga: Polisi Gerebek Tempat Transit Benih Lobster di Bangka, Bik Sur Intip Penggerebekan di Balik Jendela
Marudur mengharapkan, pemda dapat membentuk tim untuk mengkaji. Sehingga ada semacam satuan tugas mengatasi masalah yang saat ini terjadi.
"Memang dengan dunia medsos sekarang akses teknologi begitu besar. Sehingga perlu semacam pendidikan khusus ke semua masyarakat, kadang mereka melihat kejadian suatu hal biasa. Ini perlu kita kerja sama semua pihak baik di dinas pendidikan sendiri. Untuk mencari solusi dan menjadi tanggung jawab bersama bagi kita," katanya.
Ia meminta, kejadian yang terjadi jangan dilihat menjadi hal biasa, tetapi kejadian luar biasa, dan harus dapat dihindari jangan menjadi contoh untuk yang lain.
"Akhirnya kejadian berulang, kami sudah koordinasi ke Disdik mengkaji melalui dinas terkait guru-guru, staf yang ada. Agar menjadi pengalaman cukuplah kejadian ini. Jangan sebatas sanksi, tetapi juga solusi," harapnya.
Sebelumnya diberitakan, entah apa yang merasuki pikiran EW, pria lansia berusia 61 tahun ini. Dirinya ketahuan melakukan pencabulan terhadap anak di bawah umur yang masih duduk bangku SMP, sebut saja Bunga (13).
Aksi tak senonoh EW itu dilakukan pada Jumat (10/5) malam, sekitar pukul 21.30 WIB, di rumah orangtua korban yang beralamat di Kecamatan Mentok.
EW yang masih keluarga ibu korban saat ini sudah ditangkap dan ditahan di Mapolres Bangka Barat untuk mempertanggungawabkan perbuatannya.
Kasat Reskrim Polres Bangka Barat AKP Ecky Widi Prawira, menjelaskan terkait kronologis kejadian pencabulan tersebut. Berawal, pada Jumat (10/5) pukul 20.00 WIB, terduga pelaku menelepon ibu korban dan bermaksud berkunjung.
"Terduga pelaku menelepon ibu kandung dan menanyakan alamat rumah untuk datang berkunjung," kata Ecky kepada wartawan, Rabu (15/5).
Kemudian, EW yang tidak tahu rumah ibu korban meminta dijemput di jalan raya depan Apotek Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat.
"Dikarenakan pada saat itu ibu korban hendak pergi keluar untuk keperluan lain, dia meminta anaknya untuk menjemput terduga pelaku," ujarnya.
Selanjutnya, Bunga pun menjemput EW dan membawanya pulang ke rumah. Pada saat di rumah korban itulah, EW memanfaakan kondisi rumah yang sepi dengan mencabuli korban.
Beruntung korban berhasil meronta dan berlari keluar rumah meminta pertolongan tetangga. Lalu tetangga melaporkan kejadian itu ke polisi.
"Pada pukul 22.30 WIB, ibu korban pulang ke rumah dan melihat di rumahnya sudah ramai banyak orang, melihat hal tersebut pelapor pun kaget terkejut," kata Ecky.
Lalu, ada seorang saksi yang merupakan tetangga mereka mengatakan kepada ibu korban bahwa anaknya telah dilecehkan oleh tamu yang datang yang tak lain adalah EW.
Ia pun menanyakan keberadaan anaknya, dan tetangganya menyampaikan korban sudah dibawa oleh tetangganya ke Polres Bangka Barat. Kemudian dia segera menyusul ke Polres Bangka Barat.
"Ibu korban menemui anaknya dan menanyakan peristiwa yang telah dialami di dalam rumah. Lalu korban menerangkan bahwa benar telah terjadi dugaan tindak pidana perbuatan cabul yang telah dilakukan oleh EW," bebernya.
Mendengar peristiwa yang dialami oleh anaknya tersebut, ibu korban langsung melaporkan kejadian itu ke Polres Bangka Barat.
Atas pencabulan terhadap anak di bawah umur, tersangka EW dijerat dengan pasal Perlindungan Anak UU nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan PERPU nomor 1 tahun 2016.
Perubahan kedua atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak sebagimana dimaksud dalam pasal 76E UU 17/2016 Juncto pasal 82 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 tahun 2016.
"Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang nomor 23 tahun 2022 tentang perlindungan anak menjadi Undang-Undang Ancaman maksima 15 tabun penjara paling singkat 5 tahun, dan denda Rp5 miliar," tegas Ecky.
(riu)
| Sosok Bude Surahmi Penjual Jamu Gendong di Mentok Bangka Barat, Jaga Tradisi Keluarga Puluhan Tahun |
|
|---|
| Nikmati Sensasi Petik dan Mencicipi Melon Varietas Mylove di Mentok Bangka Barat |
|
|---|
| Demi Judi Online dan Narkotika, Pemuda di Bangka Barat Ini Nekat Curi Uang Celengan |
|
|---|
| Kisah Nelayan Bangka Barat Dapat Pari Jumbo Seberat 420 Kg, Sempat Mengira Kayu Tersangkut di Jaring |
|
|---|
| Diduga Menganiaya Rekan Kerja di Atas Ponton di Bangka Barat, Dua Bersaudara Ditangkap Polisi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.