Berita Belitung Timur

347 Warga Bangka Belitung Keluhkan Soal Pinjaman Online Ilegal, OJK Sumsel Babel Bilang Begini

Berdasarkan data OJK sejak 1 Januari2023-21 Mei 2024, terdapat ratusan keluhan masyarakat Bangka Belitung tentang investasi ilegal dan pinjol ilegal.

Penulis: Bryan Bimantoro | Editor: Novita
ISTIMEWA
Foto bersama usai kegiatan Literasi Keuangan Masyarakat melalui Edukasi Keuangan bagi Nelayan di Auditorium Zahari MZ, Manggar, Belitung Timur, belum lama ini. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 1 Januari 2023 hingga 31 Mei 2024, terdapat ratusan keluhan masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengenai investasi ilegal dan pinjaman online (pinjol) ilegal.

Terdiri dari 13 keluhan soal investasi ilegal dan 347 keluhan pinjol ilegal.

Hal itu dikatakan Deputi Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha, Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumsel Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, Tito Adji Siswantoro, saat acara Literasi Keuangan Masyarakat melalui Edukasi Keuangan bagi Nelayan di Auditorium Zahari MZ Manggar, Belitung Timur, belum lama ini.

Dia menyebut. keluhan itu di antaranya soal perilaku penagihan dan keberatan pencairan pinjaman tanpa persetujuan.

Karena itu, Tito mengimbau agar masyarakat berhati-hati apabila mendapatkan penawaran produk layanan jasa keuangan, baik investasi maupun pinjaman berbasis online.

Masyarakat harus terlebih dahulu memastikan 2L yaitu Legal dan Logis.

"Jangan mudah tergiur, pastikan aspek legalitasnya apakah berizin dari OJK dengan mengeceknya melalui Kontak OJK di nomor telepon 157 atau melalui layanan WhatsApp di nomor 081157157157," kata Tito.

"Lalu. waspadai aspek logisnya. Jika imbal hasil atau bunga yang ditawarkan tidak masuk akal dengan membandingkan pada rata-rata di produk atau layanan keuangan berizin di OJK," imbuhnya.

Ia menyebut banyak potensi ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan juga banyak wilayah Indonesia lainnya yang belum bisa berkembang secara maksimal.

Satu di antaranya dikarenakan kurangnya pemahaman dan akses keuangan masyarakat.

"Kegiatan edukasi juga rutin dilakukan kepada beragai lapisan masyarakat, salah satunya yang kita hadiri hari ini. Melalui kegiatan pada hari ini diharapkan masyarakat kita, terutama nelayan, dapat semakin peka terhadap keuangan pribadi dan juga layanan jasa keuangan lainnya yang sekiranya tepat dalam menunjang kegiatan sehari-hari," tuturnya.

Namun diakui Tito, meskipun kegiatan literasi dan edukasi keuangan telah dilaksanakan secara masif di berbagai daerah baik perkotaan maupun perdesaan, masyarakat belum sepenuhnya terhindar dari jerat investasi ilegal, pinjaman online ilegal dan judi online.

Karena itu, pihaknya gencar melakukan pelatihan literasi keuangan kepada sejumlah pihak, seperti perangkat desa hingga nelayan.

"Semoga dengan gencarnya edukasi literasi keuangan ke masyarakat, bisa menekan atau meminimalisir korban akibat kesalahan langkah finansial," kata Tito.

(Posbelitung.co/Bryan Bimantoro)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved