Berita Bangka Barat

Tiga Penambang Timah Tewas Tertimbun Tanah di Tempilang Bangka Barat, Polisi Turun Tangan

Kepolisian Sektor Tempilang bakal melakukan proses hukum, terkait kecelakaan kerja terhadap penambang yang tertimbun tanah.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Alza
Istimewa
ILUSTRASI - Lokasi penambang tewas tertimbun tanah di wilayah Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (17/5/2024). 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Kepolisian Sektor Tempilang bakal melakukan proses hukum, terkait kecelakaan kerja terhadap penambang yang tertimbun tanah, Kamis (25/7/2024) sore.

Lokasi peristiwa nahas itu di perbatasan Desa Benteng Kota dan Desa Tempilang.

Tepatnya di lokasi eks tambang KJUB, Dusun Merabok, Desa Benteng Kota, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat.

Proses itu, seperti pemeriksaan saksi-saksi, terkait kecelakaan tambang yang menyebabkan tiga penambang tewas, akibat tertimbun tanah.

Kapolsek Tempilang, Ipda Harun Pardamean Simanjuntak mengatakan, kepolisian bakal melakukan tindak lanjut terkait kejadian laka tambang di wilayah hukum Polsek Tempilang.

"Rencana tindak lanjut besok akan dilaksanakan dengan mengambil keterangan saksi-saksi yang ada di TKP.

Dari pemilik tambang, pengawas tambang PT Timah, korban saudara Nie, yang hidup dan saksi lainnya," kata Harun Pardamean Simanjuntak, Jumat (26/7).

Selain itu, kepolisian bakal membuat permintaan visum et revertum ke Puskesmas Tempilang, serta berkoordinasi dengan Sat Reskrim Polres Bangka Barat untuk membuat laporan polisi (LP).

Diketahui, dalam kejadian ini, yang menjadi korban dalam kecelakaan tertimbun tanah saat aktivitas pertambangan di IUP PT Timah tersebut, sebanyak empat orang.

Dari empat orang tersebut, satu korban selamat bernama Sumardi alias Nie (42) warga Desa Tempilang.

Ia mengalami luka-luka dan patah kaki kiri.

Satu korban meninggal dunia berhasil dievakuasi lebih awal, bernama Budiar alias Badiok (54) Warga Desa Air Lintang.

Dan dua korban lainnya, Fitriadi warga Benteng Kota dan Suhai Warga Air Lintang sempat tertimbun di dalam lubang tanah, dengan kedalaman sekitar 9-10 meter.

Tetapi akhirnya, berhasil dievakuasi tim gabungan, pada Kamis (25/7) sekitar pukul 23.01 WIB.

"Saya ke lokasi langsung melihat. Kondisi ada empat orang pekerja, satu mengalami luka-luka warga Tempilang.

Tiga lainnya tertimbun tanah, satu yang berhasil dievakuasi Budiar warga Air Lintang, dan dua masih tertimbun saat itu," kata Kades Benteng Kota Saprul.

Sementara dua warga yang sempat tertimbun tanah dan akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, bernama Fitriadi warga Benteng Kota dan Suhai Warga Air Lintang.

"Jadi dua warga ini sudah ditemukan dan Basarnas ikut turun mencari," ujarnya.

Dugaan awal penyebab longsornya tanah di lokasi tambang, dikatakan Saprul, karena adanya pergerakan tanah di lubang tambang tersebut.

Sehingga menyebabkan pekerja tambang yang hendak naik ke atas, tertimbun tanah longsor.

"Longsor, karena lama tidak hujan. Mereka ini pekerja sudah selesai bekerja, sudah bersih-bersih badan dan hendak naik ke atas.

Tetapi karena musibah, mereka tertimbun tanah yang longsor," jelasnya.

Korban selamat Sumardi Alias Nie hanya sebagian tubuhnya yang tertimbun sehingga masih dapat diselamatkan.

Kondisi Nie masih dirawat di Puskesmas Tempilang, lalu jenazah Budiar alias Badiok telah divisum oleh Puskesmas Tempilang, dan saat ini sudah berada di rumah duka. (riu)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved