Partisipasi Pemilih Pilkada di Babel Rendah, Prof Ibrahim: Kelesuan Ekonomi dan Kurangnya Amplop

Tak hanya itu, berdasarkan hasil pengawasan Bawaslu Babel, partisipasi pemilih hanya sekitar 60 persen. 

Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: Alza
Bangkapos.com/Sela Agustika
Rektor Universitas Bangka Belitung, Prof Ibrahim. 

Akibatnya, banyak pemilih dengan ekspektasi yang sama dengan Pileg memilih tidak datang ke bilik suara.

Di berbagai komunitas akar rumput, jamak didengar ‘lesu, dakde duit e’," ujar Profesor Ibrahim saat dihubungi posbelitung.co, Minggu (1/12/2024).

Untuk faktor ketiga, Profesor Ibrahim menyinggung mengenai kurangnya aura kontestasi.

Kerena sedikitnya jumlah kandidat yang bertarung jika dibandingkan dengan pelaksanaan Pileg.

Sehingga membuat politik ajakan menjadi berkurang drastis.

"Keempat, kurang bekerja masifnya mesin partai menjadi sebab lain.

Partai menyandarkan kampanye sebagian besar pada timses yang dibentuk kandidat.

Partai sepertinya kehilangan energi pasca bertarung habis-habisan di Pileg.

Akibatnya, dukungan dari partai sebagai magnet elektoral turut berkurang," tuturnya.

Untuk itu, dirinya berharap agar ke depan pihak penyelenggara bisa memikirkan skenario lebih masif untuk melibatkan partai politik, komunitas-komunitas, untuk menjangkau sosialisasi yang lebih luas. 

"Jika kandidat tidak mampu menawarkan imajinasi yang sama dengan Pileg, penyelenggara perlu mengkonversinya dengan apresiasi-apresiasi yang rasional dan relevan untuk mendorong pemilih datang," terangnya.

(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved