TNI Tembak TNI di Belitung

Penangkapan Pelarian Sertu Hendri, dari Perampokan hingga Penembakan di Belitung

Hendri bukan sekadar pelarian biasa. Ia adalah disertir yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 2024 setelah terlibat serangkaian pelanggaran

|
Penulis: Dede Suhendar | Editor: Teddy Malaka
Ist
Penangkapan Pelarian Sertu Hendri, dari Perampokan hingga Penembakan di Belitung 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG — Ketegangan menyelimuti kawasan Jalan Anwar Aid, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Selasa (14/1/2025) pagi. Sejumlah personel Subdenpom Persiapan Belitung bersama Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Kepulauan Bangka Belitung mengepung sebuah rumah. Di dalamnya, Sertu Hendri, mantan prajurit TNI AD yang kini menjadi buronan, diyakini bersembunyi.

Hendri bukan sekadar pelarian biasa. Ia adalah disertir yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 2024 setelah terlibat serangkaian pelanggaran berat, termasuk perampokan di Palembang pada 2023.

Vonis Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman satu tahun penjara dan pemecatan dari dinas militer.

Namun, alih-alih menjalani hukumannya, Hendri memilih melarikan diri, memulai babak baru sebagai buronan yang terus berpindah lokasi.

Pelarian Sertu Hendri mencapai puncaknya setelah insiden penembakan terhadap anggota Subdenpom Persiapan Belitung, Serma Rendi, pada Senin (13/1/2025).

Kejadian itu terjadi saat tim Subdenpom berusaha menangkapnya.

Baca juga: Suasana Mencekam Penyergapan Sertu Hendri di Jalan Anwar Aid Belitung, Suara Tembakan Picu Kepanikan

Baca juga: Suasana Penangkapan Sertu Hendri di Kampung Parit Belitung, Petugas Dengar Suara Tembakan

Penembakan ini mempertegas ancaman yang ditimbulkan Hendri, membuat perburuannya menjadi prioritas utama aparat keamanan.

“Informasinya, sejak semalam hingga pagi ini tim masih mencoba membujuk Hendri agar menyerahkan diri secara baik-baik,” ujar seorang warga sekitar yang turut menyaksikan pengepungan.

Jejak Hendri di Belitung mulai tercium setelah ia meninggalkan mobil Toyota Fortuner bernomor polisi AD 1092 GM di halaman rumah seorang warga di Desa Air Seruk, Kecamatan Sijuk.

Kepala Desa Air Seruk, Prasetya Yoga, mengonfirmasi bahwa rumah tersebut milik seorang nenek bernama Nor. 

“Beliau warga kami, dan katanya Hendri hanya menitipkan kunci mobil di sana,” kata Yoga.

Keberadaan Hendri di Belitung terungkap melalui laporan istri sirinya, yang mengaku kerap diancam oleh Hendri.

Rasa takut membuat wanita itu melapor kepada Subdenpom.

Baca juga: Jelang Sidang Gugatan Pilgub Bangka Belitung 2024, Bawaslu Siapkan 250 Halaman Keterangan Tertulis

Baca juga: Inilah PNS yang Tak Dapat THR dan Gaji ke-13 Serta Jadwal Pencairan Tahun 2025

Berdasarkan laporan tersebut, tim keamanan mulai melacak keberadaan Hendri yang ternyata sudah tiga minggu berada di Belitung.

“Istri sirinya takut karena sering diancam. Bahkan, Hendri sempat mencarinya ke rumah orang tuanya,” ungkap Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda Cpm M Jaka Budi Utama.

Sebelum menjadi buronan, Hendri sempat berdinas sebagai Babinsa di Desa Aik Pelempang Jaya, Belitung.

Namun, tugasnya berpindah ke Korem 042/Gapu, Jambi, sebelum akhirnya ia melarikan diri dari satuannya.

Selama bertugas di Belitung, Hendri juga pernah tersandung kasus penipuan jual beli tanah, menambah panjang daftar pelanggarannya.

“Penyebab dia disersi itu karena kasus perampokan. TKP-nya di Palembang. Ia dijatuhi hukuman oleh Mahkamah Militer, tetapi malah kabur,” jelas Jaka.

Kini, Hendri menjadi sosok yang ditakuti sekaligus diperbincangkan di Belitung.

Pengepungan di Jalan Anwar Aid diharapkan menjadi akhir dari pelarian panjangnya.

Warga yang menyaksikan pengepungan, bersama dengan tim keamanan, hanya bisa berharap Hendri menyerahkan diri tanpa perlawanan lebih lanjut.

“Mudah-mudahan saja cepat ditangkap,” ujar Kepala Desa Air Seruk, Prasetya Yoga, menggambarkan harapan masyarakat setempat.

Sementara itu, suasana di lokasi pengepungan tetap tegang, dengan personel gabungan terus berjaga dan warga berkerumun menyaksikan drama penangkapan.

Semua mata kini tertuju pada langkah berikutnya dalam kisah penuh kontroversi Sertu Hendri, seorang mantan prajurit yang beralih menjadi buronan.

Suara Tembakan

Jalan Anwar Aid, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Belitung, berubah menjadi pusat ketegangan pada Selasa (14/1/2024) pagi. Aparat keamanan bersenjata lengkap mengepung sebuah rumah yang diyakini menjadi tempat persembunyian Sertu Hendri, seorang disertir TNI yang menjadi buronan.

Dari pantauan di lokasi, beberapa kali suara tembakan terdengar memecah keheningan, menambah kepanikan di tengah warga sekitar.

“Tembakan itu terdengar sejak pagi,” ujar seorang warga yang menyaksikan peristiwa dari kejauhan.

Penyergapan ini berlangsung di bawah pengamanan ketat. Aparat meminta warga sekitar untuk menjauh demi keselamatan mereka. Sejumlah ruas jalan pun ditutup sementara, menciptakan suasana yang semakin mencekam.

Di tengah situasi tersebut, personel bersenjata lengkap tampak berjaga di setiap sudut, memastikan tidak ada celah bagi Sertu Hendri untuk melarikan diri.

Sertu Hendri, yang sebelumnya masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) karena pelanggaran berat, diduga melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.

Ia diketahui terlibat dalam insiden penembakan terhadap anggota Subdenpom Persiapan Belitung, Serma Rendi, yang menjadi puncak pelariannya.

“Saat itu, Hendri melawan ketika akan diamankan, dan terjadilah insiden penembakan,” ungkap salah satu petugas di lokasi.

Sejak pagi, suasana di sekitar lokasi pengepungan dipenuhi dengan ketegangan.

Warga yang penasaran memilih mengamati dari jarak aman, sementara tim aparat keamanan terus berjaga dan berusaha membujuk Hendri untuk menyerahkan diri.

Penyergapan ini menandai babak baru dalam upaya aparat menangkap Hendri, yang telah menjadi buronan sejak 2024. Penutupan jalan dan kehadiran aparat bersenjata menambah suasana dramatis di kawasan tersebut.

“Kami hanya berharap semuanya segera berakhir tanpa ada korban lebih lanjut,” ujar salah satu warga yang diminta meninggalkan area tersebut.

Pengepungan ini diharapkan menjadi akhir dari pelarian panjang Sertu Hendri.

Namun, hingga berita ini ditulis, aparat keamanan masih terus berusaha menangkap buronan yang kini menjadi pusat perhatian publik di Belitung.

Inilah Pesan Sertu Hendri Pada Nenek 77 Tahun di Air Seruk Belitung

Sebelum bergegas pergi, Sertu Hendri sempat menitip pesan pada sosok nenek berusia 77 tahun di Desa air Seruk, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sertu Hendri yang terlibat kasus penembakan anggota Subdenpom Persiapan Belitung Serma Rendi saat ini menjadi buruan aparat.

Ia masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) usai disertir dan terlibat kasus penembakan anggota Subdempom di Kabupaten Belitung.

Personel Subdenpom Persiapan Belitung dibantu Kodim 0414 Belitung dan Polres Belitung yang melakukan pencarian terhadap keberadaan Sertu Hendri, sempat menemukan titik terang mengenai keberadaannya.

Hal ini setelah aparat berhasil menemukan mobil yang digunakan Sertu Hendri di rumah warga yang berlokasi di Desa Air Seruk, Kecamatan Sijuk pada Senin (13/1/2025) siang.

Rumah itu ditempati seorang wanita tua yang kebetulan mengenal pelaku.

Kebetulan Sertu Hendri pernah bertugas di Belitung.

"Rumah itu milik nenek-nenek sudah tua dan memang mengenal pelaku ini.

Karena sebelumnya pelaku ini bertugas di Belitung dan di Desa Air Seruk ini sempat ada TMMD," jelas Komandan Subdenpom Persiapan Belitung Letda Cpm M Jaka Budi Utama kepada posbelitung.co, Senin (13/1/2025).

Dikemukakannya, Sertu Hendri tiba di rumah nenek berusia 77 tahun itu pada saat azan shalat Subuh.

Pelaku kemudian memarkirkan mobil Toyota Fortuner abu gelap plat AD 1092 GM itu di halaman samping rumah sang nenek.

Sangk nenek sempat bertemu Sertu Hendri.

Namun, ia tidak menaruh curiga lantaran masih menganggap Sertu Hendri masih anggota TNI AD aktif.

 Mobil Toyota Fortuner milik Sertu Hendri terparkir di Mako Subdenpom Persiapan Belitung pada Senin (13/1/2025). (Posbelitung.co/Dede Suhendar)
Pada saat bertemu itu, Sertu Hendri sempat menitipkan pesan kepada sang nenek.

"Pelaku ini pesannya cuman dua, saya nitip mobil dan mau ke Batam.

Karena kenal, si nenek ini tidak banyak tanya," kata Jaka.

Sertu Hendri pun tak berlama-lama usai menitipkan mobil tersebut.

Ia pun bergegas meninggal lokasi rumah nenek tersebut.

Ia diduga dijemput oleh seseorang.

Namun, sang nenek tidak melihat pelaku dijemput ataupun berjalan kaki.

"Karena nenek ini umurnya 77 tahun jadi sudah tua sekali," jelas Jaka.

Mobil yang dititipkan tersebut akhirnya diamankan di Mako Subdenpom Persiapan Belitung pada Senin siang sekitar pukul 12.30 WIB.

Jaka mengungkapkan sebelumnya sempat berpapasan dengan pelaku pada saat upaya pencarian berlangsung.

Ketika itu, rombongan sedang melakukan penyisiran dari lokasi pesantren tempat penembakan Serma Randi.

Rombongan Jaka bersama anggota Kodim 0414 Belitung menyisir menuju Desa Air Seruk.

Di perjalanan, tiba-tiba dari arah depan melaju mobil pelaku sehingga Jaka langsung memerintahkan balik arah.

"Ketika kami putar balik sudah tidak kelihatan, sepertinya dia berputar arah juga tapi dari jalan lain.

Karena waktu kami putar, itu mobilnya langsung ngebut.

Prediksi Jaksa terbukti, saat mobil pelaku ditemukan di rumah warga di Desa Air Seruk.

Saat ini tim terus berupaya melakukan pengejaran dengan mempeketat pintu keluar seperti bandara dan pelabuhan.

Penyebab Sertu Hendri Desersi dan Kini DPO dan Terlibat Penembakan anggota Subdenpom di Belitung

Dipecat dari Dinas Militer

Sertu Hendri kini menjadi perburuan setelah nekat menembak anggota Subdenpom Persiapan Belitung pada Senin (13/1/2025).

Ia merupakan disertir atau lari dari satuan dan kini masuk DPO semenjak 2024 lalu dari Korem 042/Gapu, Jambi.

Sertu Hendri pernah terlibat kasus perampokan di wilayah Palembang tahun 2023 lalu.

Putusan dari Mahkamah Militer, Sertu Hendri dijatuhi hukuman satu tahun penjara dan dipecat dari dinas militer.

"Jadi penyebab dia disersi itu, dia merampok dan TKPnya di Palembang," kata Letda Cpm M Jaka Budi Utama.

Sertu Hendri sebelumnya sempat berdinasi di Kodim 0414 Belitung beberapa tahun lalu.

Terakhir yang bersangkutan sempat bertugas sebagai Babinsa Desa Air Pelempang jaya sebelum pindah tugas ke Korem 042/Gapu, Jambi.

"Waktu di Belitung juga ada informasi, dia pernah terlibat penipuan jual beli tanah," ujarnya.

Jajaran Subdenpom Persiapan Belitung awalnya belum mengetahui yang bersangkutan sudah disersi.

Berdasarkan laporan istri sirih pelaku dan dilakukan kroscek barulah didapat informasi tersebut.

Ternyata pelaku sudah tiga minggu berada di Belitung dan terus mencari istri sirihnya.

"Istri sirihnya ini takut karena selalu diancam dan sempat dicari ke rumah orang tuanya juga," kata Jaka.

Berdasarkan laporan tersebut, Subdenpom Persiapan Belitung mulai mencari keberadaan pelaku untuk diamankan.

Kemudian, terjadilah kejadian penembakan anggota Subdenpom Persiapan Belitung Serma Rendi. (Dede Suhendar)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved