Kesehatan

1 dari 8 Orang di Dunia Alami Gangguan Mental, Ini 10 Jenis yang Paling Umum

Laporan WHO mengungkapkan bahwa lebih dari 970 juta orang di dunia, setara dengan 1 dari 8 individu, mengalami gangguan men

Kompas.com
Ilustrasi. Pentingnya menjaga kesehatan mental di tengah-tengah anjuran work from home (WFH). 

Terapi nutrisi, terapi perilaku kognitif, dan dukungan keluarga menjadi pendekatan yang umum digunakan.

Gejala Gangguan:

  • Anoreksia: takut gemuk meski sudah kurus ekstrem
  • Bulimia: makan berlebihan lalu memuntahkan secara paksa
  • Binge Eating: makan dalam jumlah sangat banyak tanpa kendali
  • Citra tubuh yang sangat buruk

Penyebab Gangguan:

  • Tekanan sosial tentang bentuk tubuh
  • Riwayat trauma atau pelecehan
  • Gangguan psikologis lain seperti kecemasan dan OCD
  • Genetika dan kepribadian perfeksionis
  • Penanganan dan Pengobatan:
  • Terapi nutrisi dan pemulihan berat badan
  • Terapi psikologis jangka panjang (CBT, DBT)
  • Obat antidepresan (jika disertai depresi)
  • Terapi keluarga sangat efektif pada remaja

Gangguan makan bisa mematikan jika tidak ditangani serius.

Dukungan sosial dan medis terintegrasi sangat penting dalam pemulihan.

5. Skizofrenia dan Gangguan Psikotik Lainnya

Skizofrenia adalah gangguan otak kronis yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku.

Gejalanya meliputi delusi (keyakinan palsu), halusinasi (mendengar suara), dan pemikiran yang kacau.

WHO memperkirakan sekitar 24 juta orang di dunia mengidap skizofrenia.

Kondisi ini sering menimbulkan stigma dan ketakutan, sehingga pasien sering mengalami diskriminasi.

Penanganannya mencakup obat antipsikotik dan program rehabilitasi psikososial jangka panjang.

Gejala Gangguan:

  • Halusinasi (terutama mendengar suara)
  • Delusi (keyakinan palsu seperti dikejar)
  • Pikiran kacau, sulit fokus
  • Perilaku aneh atau tidak responsif
  • Penarikan sosial, motivasi menurun

Penyebab Gangguan:

  • Genetik: Risiko 10x lebih tinggi jika ada keluarga penderita
    Ketidakseimbangan dopamin
  • Infeksi atau komplikasi saat kelahiran
  • Konsumsi zat psikoaktif (misalnya ganja) di usia muda

Penanganan dan Pengobatan:

  • Obat antipsikotik: risperidone, olanzapine
  • Terapi rehabilitasi: pelatihan sosial, dukungan pekerjaan
  • Psikoterapi sebagai pendamping
  • Perawatan jangka panjang, sering kali seumur hidup

Skizofrenia bukan kepribadian ganda.

Dengan pengobatan stabil, banyak pasien bisa menjalani hidup mandiri.

6. PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder / Gangguan Stres Pascatrauma)

PTSD muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis seperti peperangan, bencana alam, pelecehan, atau kecelakaan parah.

Gejala meliputi kilas balik (flashback), mimpi buruk, kecemasan berat, dan menghindari hal-hal yang mengingatkan pada trauma.

Data WHO menyebutkan lebih dari 70 persen orang dewasa mengalami setidaknya satu peristiwa traumatis dalam hidup mereka.

Sekitar 5–10 persen berkembang menjadi PTSD.

Terapi eksposur, EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing), dan CBT menjadi pendekatan terapi yang efektif.

PTSD sangat umum pada veteran perang, penyintas bencana, dan korban kekerasan seksual.

Gejala Gangguan:

  • Mimpi buruk, kilas balik trauma
  • Mudah terkejut, selalu siaga (hypervigilance)
  • Menghindari tempat/orang yang mengingatkan trauma
  • Mati rasa emosional

Penyebab Gangguan:

  • Trauma berat: perang, kekerasan seksual, kecelakaan
  • Trauma masa kecil (pelecehan, penelantaran)
  • Resiliensi individu rendah

Penanganan dan Pengobatan:

  • Terapi eksposur dan EMDR (Eye Movement Desensitization)
  • CBT khusus trauma
  • Obat antidepresan (SSRI)
  • Terapi kelompok untuk trauma kolektif (misalnya veteran perang)

PTSD bukan hanya dialami veteran militer.

KDRT, pelecehan, atau bencana juga rentan mengalaminya.

7. OCD (Obsessive-Compulsive Disorder / Gangguan Obsesif-Kompulsif)

OCD ditandai dengan pikiran obsesif yang mengganggu (seperti takut kotor atau celaka) dan perilaku kompulsif berulang (seperti mencuci tangan berlebihan atau memeriksa sesuatu terus-menerus).

Meski pasien menyadari bahwa perilaku ini berlebihan, mereka merasa tidak mampu mengontrolnya.

WHO menyebut OCD sebagai salah satu dari 10 penyebab utama disabilitas pada usia muda.

Pengobatan utama adalah CBT dengan teknik eksposur dan pencegahan respons (ERP), serta pengobatan SSRI.

OCD bisa sangat membatasi kehidupan sosial dan produktivitas penderita jika tidak ditangani.

Gejala Gangguan:

  • Obsesif: Pikiran mengganggu, berulang, dan tidak diinginkan
  • Kompulsif: Perilaku berulang untuk meredakan stres (contoh: cuci tangan berulang)
  • Gangguan fungsi sosial dan pekerjaan

Penanganan dan Pengobatan:

  • CBT khusus OCD (exposure and response prevention)
  • SSRI dalam dosis tinggi (fluoxetine, sertraline)
  • Dalam kasus berat: stimulasi otak dalam (DBS)

    OCD bukan sekadar perfeksionisme atau kebiasaan unik, tapi gangguan nyata yang mengganggu hidup.

8. ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder / Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas)

ADHD biasanya terdiagnosis pada masa kanak-kanak, tetapi bisa berlanjut hingga dewasa.

Gejala utamanya termasuk kesulitan memusatkan perhatian, impulsif, dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan usia.

Menurut CDC dan WHO, prevalensinya sekitar 5 persen pada anak-anak dan 2,5 persen pada orang dewasa.

ADHD bisa mengganggu performa akademik, pekerjaan, dan hubungan sosial jika tidak dikenali sejak dini.

Penanganan meliputi terapi perilaku, modifikasi lingkungan belajar, dan pemberian stimulan seperti metilfenidat.

Gejala Gangguan:

  • Ketidakstabilan emosi ekstrem
  • Ketakutan ditinggal, hubungan tidak stabil
  • Perilaku impulsif (belanja, seks, menyakiti diri)
  • Krisis identitas dan rasa kosong

Penyebab Gangguan:

  • Trauma masa kecil atau pelecehan emosional
  • Ketidakseimbangan otak (amigdala, prefrontal cortex)
  • Riwayat keluarga BPD atau gangguan kepribadian lain

Penanganan dan Pengobatan:

  • Terapi Dialektika Perilaku (DBT) adalah pilihan utama
  • Terapi jangka panjang dan konsisten

Obat digunakan hanya untuk gejala penyerta (depresi, impulsif)

BPD sering disalahpahami sebagai “drama” atau “manipulatif”.

Padahal, ini adalah gangguan serius yang membutuhkan empati dan terapi khusus.

9. Gangguan Kepribadian (Personality Disorders)

Gangguan kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang kaku dan maladaptif, yang mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan.

Tipe yang umum termasuk gangguan kepribadian ambang (borderline), narsistik, antisosial, dan paranoid.

Borderline misalnya, sering ditandai dengan ketidakstabilan emosi, impulsif, dan ketakutan ditinggalkan.

Meskipun sulit didiagnosis dan diobati, terapi dialektik (DBT) dan psikoterapi jangka panjang dapat membantu.

Stigma dan salah paham terhadap pasien gangguan kepribadian masih tinggi di masyarakat.

Gejala Gangguan:

  • Sedih terus-menerus, menangis tanpa sebab
  • Kesulitan bonding dengan bayi
  • Lelah ekstrem, sulit tidur
  • Pikiran menyakiti diri sendiri atau bayi

Penyebab Gangguan:

  • Perubahan hormon pascamelahirkan
  • Stres menjadi orang tua
  • Riwayat depresi sebelumnya
  • Kurangnya dukungan sosial

Penanganan dan Pengobatan:

  • Dukungan dan konseling
  • Antidepresan (aman untuk ibu menyusui)
  • Dukungan pasangan dan kelompok ibu

    Ini bukan tanda ibu yang “gagal” atau “lemah”, tetapi kondisi medis serius. Jangan ragu untuk mencari bantuan.

10. Gangguan Perkembangan Saraf (Neurodevelopmental Disorders)
Kategori ini meliputi autisme (ASD), gangguan komunikasi, dan disleksia.

Autisme adalah kondisi spektrum yang memengaruhi interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebutkan bahwa 1 dari 36 anak di AS berada dalam spektrum autisme.

Meskipun bukan “penyakit mental” dalam pengertian klasik, gangguan ini berdampak besar pada fungsi psikososial.

Intervensi dini, seperti terapi wicara dan terapi okupasi, meningkatkan kualitas hidup anak dengan autisme secara signifikan.

Gejala Gangguan:

  • Keluhan fisik berulang (nyeri, lelah) tanpa penyebab medis yang jelas
  • Kekhawatiran berlebihan terhadap kesehatan
  • Sering berpindah dokter, merasa tidak didengar
  • Gangguan fungsi sosial karena fokus pada gejala

Penyebab Gangguan:

  • Gangguan kecemasan atau depresi yang tidak terdeteksi
  • Trauma psikologis
  • Pola pikir negatif terhadap penyakit dan tubuh

Penanganan dan Pengobatan:

  • CBT untuk mengubah pola pikir terhadap gejala
  • Psikoterapi jangka panjang
  • Pengelolaan stres dan teknik relaksasi
  • Obat antidepresan bila disertai depresi

    Gangguan ini bukan rekayasa atau “mengada-ada”, tapi bentuk nyata dari penderitaan psikologis yang dimanifestasikan secara fisik.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 10 Daftar Penyakit Mental Paling Umum, WHO: 1 dari 8 Orang di Dunia Alami Gangguan Jiwa.

 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved