Minyak Subsidi Langka, Pemilik Warung Makan di Belitung ini Tak Mau Naikkan Harga Menu Makanan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketersediaan minyak goreng kemasan merek Fortune di Pasar Induk Pembangunan Pangkalpinang.

POSBELITUNG.CO, BELITUNG -- Minyak goreng ( migor ) bersubsidi 'Minyakita' kini tak lagi beredar di pasaran seputar Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Babel ). 

Tak lagi beredarnya migor bersubsidi membuat warga mengeluh. Hal itu bukan tanpa alasan, minyak goreng premium kemasan harganya melonjak.

Salah satu pemilik warung makan di Kecamatan Tanjungpandan, Manti mengatakan, untuk keperluan memasak warungnya, ia pun sampai berkeliling toko dan swalayan mencari minyak harga miring.

Biasanya menggunakan minyak goreng kemasan bantal, saat ini pun minyak goreng tersebut sulit dicari.

"Nyarinya susah, kalau ada pun harganya Rp17.000 per liter. Padahal butuh benar untuk jualan. Kalau minyak mahal, untung jualan makin menipis," ujarnya, Selasa (7/3/2023).

Tak bisa berbuat banyak atas kenaikan harga minyak goreng tersebut, ia pun hanya bisa pasrah dan berharap harganya kembali normal.

Baca juga: KKB Bakar Pesawat Susi Air di Papua, Egianus Kogeya Sebut Pilot Susi Air Jadi Sandera

Baca juga: Warga Belitung Timur Mengeluh Beli Gas Melon Pakai Kartu Brizzi, Sumiati: Buat Susah Rakyat!

Baca juga: 2 Minggu Migor Minyakita Hilang di Pasar Tradisional Pangkalpinang, Harga Murah Jadi Incaran Pembeli

"Kalau sampai menaikkan harga makanan yang dijual, sepertinya belum. Sejauh ini masih bertahan, mudah-mudahan kondisi ini tidak lama," tuturnya.

(ilustrasi) Kelangkaan minyak goreng subsidi, Minyakita (Warta Kota/YULIANTO)

Hal senada juga disampaikan ibu rumah tangga, Yani.

Menurutnya, ketika ke swalayan, banyak merek minyak goreng yang dijual. Namun tidak ada lagi minyak goreng bersubsidi Minyakita.

Ia pun terpaksa harus membeli minyak goreng premium yang dijual Rp20.000 per liternya.

"Kalau dulu masih ada merek yang murah. Ini sudah cari ke beberapa swalayan tidak nemu, akhirnya beli saja yang ada. Bagaimana lagi kalau kebutuhan?" ujarnya.

Meski tidak mengetahui pasti kapan minyak bersubsidi ini tidak lagi beredar di pasaran, ia berharap harga minyak goreng lainnya tidak melonjak begitu saja.

"Mudah-mudahan harganya normal lagi. Dulu juga sempat mahal gini kan, sebelumnya sudah nyaman lah, harga Rp14.000-16.000 masih nyaman lah. Kalau sekarang harganya sudah terasa membebani," ucap dia.

Stok Minyak Goreng Bersubsidi Ternyata Kosong

Kabid Usaha Perdagangan Dinas KUMKM, Perdagangan, dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung, Hj Rita Yuliani, mengatakan, saat ini stok minyak goreng bersubsidi memang kosong.

Halaman
123

Berita Terkini