"Sekarang Minyakita stoknya tidak ada, kalau minyak ini dijualnya Rp14.000 per liter. Kosong ini kemungkinan dari pengusaha karena dari biaya produksi meningkat, tapi minyak goreng ini memang program dari pusat," jelasnya, Selasa (7/2/2023).
Baca juga: Cristiano Ronaldo Lampaui Lionel Messi, CR7 Sabet Gelar Top Scorer Terbaik Dunia Abad ke-21
Baca juga: Inilah Nama-nama 9 Tokoh NU yang Berpeluang Jadi Cawapres Anies, Ganjar, atau Prabowo
Baca juga: Prediksi Harga & Spesifikasi Hp Oppo Reno8 T yang Rilis di Indonesia, Tekonologi Kamera Super Besar
Di Belitung, jelasnya, saat ini hanya ada satu distributor minyak goreng bersubsidi tersebut.
Namun pengusaha juga mengalami kendala dalam memenuhi pasokan atau distribusi minyak itu. Kondisi ini bukan hanya terjadi di Belitung saja, tapi banyak daerah.
Sementara itu, harga minyak goreng premium yang dijual di pasaran juga terus meningkat. Kenaikan harga minyak goreng berangsur-angsur meningkat pada Januari 2023 lalu.
Rita mengatakan, kenaikan harga minyak goreng juga sempat menjadi isu setahun lalu.
Namun saat itu, pemerintah memberikan solusi meluncurkan minyak curah untuk menekan harga minyak goreng premium.
Beredarnya minyak curah pun sempat membantu masyarakat terutama pedagang makanan, sehingga dapat membeli minyak goreng dengan harga terjangkau.
Kemudian kebijakan minyak curah subsidi dicabut, berganti dengan kebijakan meluncurkan minyak bersubsidi bermerek Minyakita.
"Minyakita ini memang program dari pemerintah pusat, sebenarnya ini minyak curah yang dikemas. Ini juga membuat harganya stabil, tapi saat ini stoknya ini kosong," ujar Rita.
"Kami pun sulit untuk intervensi karena minyak goreng ini kebijakan pemerintah pusat," tutur dia.
Baca juga: Kabar Baik! Baznas Belitung Mau Bantu Warga yang Terlilit Utang, Begini Syaratnya
Baca juga: Buruan, HP OPPO A95 dan OPPO A55 RAM 4/64 GB Lagi Turun Harga
Baca juga: Gempa Turki dan Suriah, Lebih dari 1.200 Orang Tewas, Uni Eropa Kerahkan 10 Tim SAR
Disperindag Upayakan Pasok MinyaKita ke Babel
Menghilangnya minyak goreng bersubsidi dengan merek MinyaKita di sejumlah pasar tradisional, para pedagang hanya menjual minyak goreng kemasan bermerek Fortune dan Tawon yang harganya di atas harga eceran tertinggi (HET).
Terkait hal itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tarmin mengaku ada permasalahan distribusi minyak goreng bersubsidi tersebut.
Kata Tarmin, kemacetan produksi MinyaKita tersebut sudah terjadi sejak dua minggu lalu.
"Iya memang ada macet produksi dari produsen MinyaKita, sudah dua minggu ini minyak tersebut belum lagi masuk ke Bangka Belitung," sebut Tarmin kepada Bangka Pos Group, Senin (6/2/2023).