Penyerahan Aset Rampasan Negara Rp7 T

Prajurit TNI Jaga Smelter Tinindo di Kota Pangkalpinang

Presiden Prabowo mengungkapkan, total nilai aset yang diserahkan kepada PT Timah mencapai Rp6 hingga Rp7 triliun.

Editor: Novita
Dokumentasi Posbelitung.co
POS BELITUNG HARI INI - Pos Belitung Hari Ini edisi Kamis, 9 Oktober 2025, memuat headline berjudul Prajurit TNI Jaga Smelter Tinindo. 

Acara yang digelar di kawasan smelter PT Tinindo Internusa itu turut dihadiri Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih.

Presiden Prabowo Subianto tiba di lokasi acara sekitar pukul 10.50 WIB. 

Dia menumpang mobil Maung Garuda Limousine berwarna putih dengan pelat bertuliskan Indonesia 1. 

Kedatangan Presiden disambut jajaran pejabat tinggi negara yang telah menanti di lokasi acara penyerahan BRN kepada PT Timah Tbk.

Penyerahan aset rampasan negara yang digelar di area smelter PT Tinindo Internusa ini menjadi langkah penting pemerintah dalam pemulihan aset negara yang selama ini dikuasai akibat praktik pertambangan ilegal di wilayah operasional PT Timah Tbk

Setidaknya ada enam smelter, 108 alat berat, bahan baku timah, dan puluhan aset lainnya.  Ada juga uang yang disetor ke kas negara. 

Proses penyerahan dilakukan secara berjenjang, mulai dari Jaksa Agung kepada Wakil Menteri Keuangan, kemudian dari Wakil Menteri Keuangan kepada CEO Danantara, dan selanjutnya dari CEO Danantara kepada Direktur Utama PT Timah Tbk.

“Pagi ini saya ke Bangka, dan kita bersama-sama menyaksikan penyerahan aset rampasan negara dari perusahaan-perusahaan swasta yang telah melakukan pelanggaran hukum,” ujar Presiden Prabowo Subianto dalam keterangannya kepada awak media usai acara.

Triliunan Rupiah

Presiden Prabowo mengungkapkan, total nilai aset yang diserahkan kepada PT Timah Tbk mencapai Rp6 hingga Rp7 triliun. 

Nilai tersebut belum termasuk potensi sumber daya tanah jarang (rare earth atau monasit) yang diyakini memiliki nilai ekonomi jauh lebih besar.

“Nilainya dari enam smelter dan barang-barang yang disita mendekati enam sampai tujuh triliun rupiah. Namun, potensi tanah jarang belum dihitung. Monasit itu satu ton bisa mencapai ratusan ribu dolar,” jelas Presiden.

Lebih lanjut, Prabowo menuturkan, aktivitas tambang ilegal di wilayah PT Timah Tbk selama bertahun-tahun telah menyebabkan kerugian negara hingga Rp300 triliun.

“Kita bisa bayangkan, dari enam perusahaan saja, kerugian negara mencapai sekitar 300 triliun rupiah. Kebocoran ini sudah berlangsung lama, dan sekarang saatnya kita hentikan, ” tegasnya. 

Usai prosesi penyerahan aset rampasan negara, Presiden Prabowo meninggalkan lokasi sekitar pukul 12.15 WIB untuk melanjutkan agenda kenegaraan di Bandara Depati Amir.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved