SMA Unggul Garuda Dibangun di Belitung Timur, Loncatan Pendidikan Babel

News Analysis

Loncatan Pendidikan Babel

Edison Taher, Dewan Pengawas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Dengan adanya SMA Unggul Garuda di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tepatnya di Belitung Timur, dunia pendidikan kita bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi. 

Murid-murid di Babel akan memiliki daya saing yang lebih kuat dan kualitas pendidikan yang meningkat.

Tapi perlu juga diingat bahwa data BPS tahun 2025 menunjukkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) kita di Bangka Belitung adalah yang terendah se-Indonesia, yakni sekitar 20 persen untuk APK. 

Bahkan kita hanya bersaing dengan Papua dan Papua Pegunungan.

Tingkat transisi dari SMP ke SMA di Belitung Timur juga menjadi perhatian serius.

APS kita sekitar 70 persen, terutama dari SMP ke SMA paling rendah di Belitung Timur. 

Artinya, masih banyak anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah setelah lulus SMP. Ini yang harus menjadi perhatian utama.

Di sisi lain, kehadiran SMA Unggul Garuda di Belitung Timur sangat tepat karena dapat menjadi role model bagi sekolah-sekolah lainnya. 

Dengan fasilitas yang lengkap dan tenaga pendidik berkualitas, Sekolah Garuda ini harus membuat sekolah-sekolah di sekitarnya merasa tertantang dan berupaya menaikkan grade mereka. 

Dengan begitu, mutu pendidikan akan naik secara keseluruhan dan memberi manfaat luas bagi masyarakat.

Selain itu, dengan kehadiran SMA Unggul Garuda, tentu masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berlomba-lomba untuk masuk ke situ.

Namun perlu diperhatikan bahwa persaingan sangat ketat. 

Walaupun masyarakat lokal, terutama di Belitung, memiliki nilai tambah, bukan berarti bisa langsung diterima.

Semua calon siswa tetap harus melewati berbagai tahapan seleksi yang ketat.

Harapan saya, anak-anak kita bisa diterima di SMA Unggul Garuda karena kemampuan dan prestasi mereka sendiri dan SMP sekitar pun menaikkan kualitas untuk peserta didik mereka masuk ke Sekolah Garuda tersebut. 

Setelah lulus, mereka bisa melanjutkan kuliah dan kembali untuk memberikan manfaat bagi daerah ini dari apa yang telah mereka pelajari.

Kemajuan pendidikan juga tidak boleh hanya bergantung pada sekolah unggulan semata.

Perlu kerja sama antara pemerintah daerah, provinsi, dan lembaga pendidikan untuk membangun sistem yang kuat dan merata. 

Jangan hanya berharap pada Sekolah Garuda untuk mencetak generasi unggul.

Sekolah-sekolah lokal juga harus berinovasi dan berkolaborasi agar kualitas pendidikan meningkat secara menyeluruh.

Satu di antara persoalan utama pendidikan di Babel bukan semata-mata karena faktor ekonomi, melainkan pola pikir atau mindset masyarakat yang masih lebih memilih bekerja di sektor tambang dan perkebunan daripada melanjutkan pendidikan. 

Banyak anak-anak di Babel yang putus sekolah bukan karena tidak mampu secara ekonomi, tapi karena pola pikir.

Banyak yang lebih memilih langsung bekerja di tambang atau perkebunan daripada sekolah.

Ini yang harus kita ubah. Karenanya penting sosialisasi kepada masyarakat dan orang tua tentang nilai penting pendidikan sebagai kunci masa depan, terutama dalam menghadapi era bonus demografi dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. 

Pendidikan itu fondasi bangsa. Kalau masyarakat kita punya intelektual tinggi, mereka akan mampu berinovasi dan membangun negeri.

Sekolah Garuda bisa jadi langkah awal, tapi kesadaran bersama untuk menjadikan pendidikan sebagai prioritas adalah kuncinya. (x1)