Sosok
Sosok Marsinah, Buruh yang Dibunuh Era Orde Baru Dianugerahi Pahlawan Nasional
Gelar Pahlawan Nasional tak hanya diberikan kepada pejuang kemerdekaan, namun aktivisi buruh juga menerimanya.
Ringkasan Berita:
POSBELITUNG.CO - Presiden Prabowo memberi anugerah Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh, bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Senin (10/11/2025).
Gelar Pahlawan Nasional tak hanya diberikan kepada pejuang kemerdekaan, namun aktivisi buruh juga menerimanya.
Dia adalah Marsinah, seorang buruh perempuan asal Jawa Timur.
Pemberian gelar pahlawan nasional ini diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Presiden Prabowo Subianto menyerahkan langsung gelar pahlawan nasional ke para ahli waris Marsinah.
Tampak ahli waris Marsina menangis, menerima gelar penghormatan tersebut.
Diketahui mengutip tayangan YouTube Kompas TV, Marsinah merupakan tokoh Jawa Timur dan diangkat menjadi Pahlawan Nasional Bidang Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan.
"Marsinah adalah simbol keberanian moral dan perjuangan hak asasi manusia dari kalangan rakyat biasa lahir di desa Nglundo, Nganjuk Jawa Timur, ia tumbuh dalam keluarga petani miskin yang menanamkan nilai kerja dan keadilan sosial," ujar keterangan dalam video.
Marsinah merupakan aktivis buruh muda yang dibunuh secara keji pada masa Orde Baru.
Ia merupakan perempuan kelahiran 10 April 1969 di Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur.
Marsinah ditinggal sang ibu untuk selamanya saat usianya masih tiga tahun, dirinya hidup bersama dua saudara perempuannya.
Pada 1989 ia merantau ke Surabaya untuk bekerja di pabrik plastik SKW di Kawasan Industri Rungkut.
Namun karena penghasilan yang didapatkan masih kurang, akhirnya ia menambah pemasukan dengan berjualan nasi bungkus secara keliling, mengutip unesa.ac.id.
Dirinya diterima bekerja di pabrik sepatu Bata di Surabaya pada tahun 1989.
Marsinah juga sempat bekerja di sebuah perusahaan pengemasan barang hingga akhirnya berpindah ke Sidoarjo, Jawa Timur.
Pada tahun 1990 tersebut dirinya bekerja di pabrik jam tangan Catur Putra Surya (PT CPS) (sebelumnya bernama Empat Putra Surya) di Sidoarjo.
Setelah dilakukan pemindahan ke pabrik mereka di Porong, Marsinah akhirnya dikenal sebagai juru bicara bagi rekan-rekan sesama pekerjanya.
Marsinah adalah sosok yang vokal dalam memperjuangkan nasib dan hak dari rekan-rekannya.
Ia juga terlibat dalam kegiatan aktivis organisasi buruh Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) unit kerja PT CPS.
Dibunuh secara Keji
Tragedi Keji yang menimpa Marsinah ini berawal dari unjuk rasa dan pemogokan kerja yang dilakukan oleh Marsinah dan rekannya pada 3-4 Mei 1993.
Saat unjuk rasa mereka mengajukan 12 tuntutan.
Sayangnya setelah unjuk rasa dilakukan Marsinah dan rekanya dipanggil oleh Kodim 0816 Sidoarjo.
Mereka juga dituduh melakukan cara PKI/Komunis.
Pada tanggal 5 Mei 1993 Marsinah hilang tanpa kabar setelah mengunjungi rumah rekanya.
Pada 8 Mei 1993 sekelompok anak-anak menemukan jasad Marsinah dengan kondisi yang mengenaskan.
Diduga, Marsinah dianiyaya karena saat ditemukan jasadnya penuh dengan luka dan tubuhnya kaku membiru.
Diduga Penyelidikan Rekayasa
Selang beberapa bulan, tepatnya pada 30 September 1993, telah dibentuk Tim Terpadu Bakorstanasda Jatim untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunhan Marsinah.
Meski ada beberapa pihak yang dinyatakan bersalah dalam kasus ini, tetap saja masih ada keganjilan yang sepertinya masih disembunyikan.
Sejumlah orang yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Marsinah ditangkap secara diam-diam dan dijatuhi hukuman empat sampai 12 tahun penjara.
Namun, mereka naik banding ke Pengadilan Tinggi.
Dalam proses selanjutnya pada tingkat kasasi, Mahkamah Agung Republik Indonesia membebaskan para terdakwa dari segala dakwaan (bebas murni).
Putusan MA tersebut tentunya menimbulkan ketidakpuasan sejumlah pihak.
Hal ini justru membuat orang-orang beranggapan jika penyelidikan kasus ini hanyalah rekayasa.
Karena satu demi satu terungkap pengakuan mengejutkan dari para terdakwa yang ternyata tidak mengetahui rapat ataupun hal-hal terkait perencanaan pembunuhan Marsinah.
10 Tokoh Penerima Gelar Pahlawan Nasional
Lantas berikut 10 daftar tokoh penerima gelar Pahlawan Nasional, mengutip dari tayangan YouTube SekretariatPresiden:
1. Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Presiden Republik Indonesia (RI) ke-4 menerima gelar Pahlawan Nasional, yakni sebagai tokoh dari provinsi Jawa Timur, Pahlawan nasional bidang perjuangan politik dan pendidikan Islam.
2. Soeharto
Soeharto, Presiden ke-2 RI merupakan tokoh dari Jawa Tengah mendapat penghargaan sebagai pahlawan nasional bidang perjuangan bersenjata dan politik.
3. Marsinah
Tokoh Jawa Timur, Pahlawan NAsional Bidang Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan.
4. Mochtar Kusumaatmadja
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, tokoh dari Jawa Barat didapuk sebagai pahlawan dari bidang perjuangan hukum dan politik.
5. Rahmah Yunusiyah
Rahmah Yunusiyah tokoh dari provinsi Sumatera Barat, pahlawan nasional bidang perjuangan pendidikan Islam.
6. Sarwo Edhie Wibowo
Jenderal TNI purnawirawan Sarwo Edhie Wibowo tokoh provinsi Jawa Tengah, jadi pahlawan nasional bidang perjuangan bersenjata.
7. Sultan Muhammad Salahuddin
Sultan Muhammad Salahuddin tokoh dari Provinsi NTB pahlawan bidang perjuangan pendidikan dan diplomasi.
8. Syaikhona Muhammad Kholil
Syaikhona Muhammad Kholil tokoh Jawa Timur pahlawan bidang perjuangan pendidikan Islam.
9. Tuan Rondahaim Saragih
Rondahaim Saragih Garingging atau Tuan Rondahaim Saragih Garingging tokoh dari Sumatera Utara, pahlawan bidang perjuangan bersenjata.
10. Zainal Abidin Syah
Zainal Abidin Syah tokoh dari Maluku Utara pahlawan bidang perjuangan politik dan diplomasi.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Marsinah, Pahlawan yang Tersingkirkan: Hilang Karena Memperjuangkah Hak-hak Buruh Di Masa Orde Baru
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (SuryaMalang.com)
| Nasib Uya Kuya Saat Dikepung Massa di Apartemen, Sosok Ini Jadi Penolong |
|
|---|
| Sosok SF Hariyanto Wagub Riau, Karier dari Honorer Hingga Jadi Sekda |
|
|---|
| Sosok Istri Kades Pamer Gepokan Uang Sambil Tertawa, Bos Tambang di Bogor Disentil Dedi Mulyadi |
|
|---|
| Sosok Budi Arie Eks Menteri Koperasi Jadi Ketum Projo, Hartanya 103,8 Miliar |
|
|---|
| Siasat Licik Bripda Waldi, Sosok Polisi di Jambi Bunuh Dosen Wanita, Kapolres: Bengis dan Kejam |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/belitung/foto/bank/originals/20251110_pahlawan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.