Kompensasi Warga Terdampak Tambang Bogor Mulai Cair Hari Ini

Selama masa penutupan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memfokuskan perhatian pada perbaikan infrastruktur, khususnya jalur Parung Panjang yang selama ini menjadi rute utama kendaraan pengangkut hasil tambang.

Kebijakan ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan di wilayah Bogor dan sekitarnya.

Ringkasan Berita:

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai menyalurkan dana kompensasi bagi warga yang terdampak penutupan tambang di Kabupaten Bogor, Senin (3/11/2025).

Penyaluran dilakukan secara bertahap dan menyasar lebih dari 9.300 warga di wilayah seperti Cigudeg, Rumpin, Rengasjajar, dan sekitarnya.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengumumkan langsung penyaluran kompensasi melalui unggahan di media sosial pribadinya.

Kebijakan ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap dampak sosial dan ekonomi akibat penutupan tambang sementara.

Dedi Mulyadi berharap bantuan tersebut dapat meringankan beban warga sekaligus menjadi awal penataan kawasan tambang yang lebih berkelanjutan.

Ia menegaskan bahwa pembangunan di Jawa Barat harus memperhatikan keseimbangan alam dan lingkungan.

Dedi menyampaikan bahwa pembangunan sejati bukanlah perusakan alam, melainkan menjaga harmoni antara manusia, alam, dan keadilan sosial.

Ia menambahkan, setiap pajak dan hasil ekonomi harus kembali ke masyarakat, terutama bagi mereka yang terdampak kebijakan pembangunan.

Penutupan tambang diumumkan melalui surat resmi nomor 7920/ES.09/PEREK pada 25 September 2025, setelah evaluasi menemukan sejumlah persoalan seperti lingkungan, keselamatan jalan, dan tata ruang.

Selama masa penutupan, Pemprov Jabar memfokuskan upaya pada perbaikan infrastruktur, khususnya jalur Parung Panjang yang menjadi rute utama kendaraan tambang, untuk menciptakan keseimbangan antara ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kompensasi Warga Terdampak Penutupan Tambang di Bogor Cair Mulai Hari Ini, Dedi Mulyadi: Bertahap