Video

Wali Murid di Subang Jawa Barat Marahi Guru karena Anak Ditampar, Kini Damai

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyoroti insiden antara wali murid dan guru SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang, yang sempat viral di media sosial.

Penulis: Ilham Pratama | Editor: Novita

Ringkasan Berita:
  • Kasus penamparan siswa oleh guru Rana Saputra di SMPN 2 Jalancagak Subang terjadi karena delapan siswa melompati pagar sekolah.
  • Wali murid Deni Rukmana memprotes tindakan tersebut hingga viral.
  • Kepala Dinas Pendidikan Subang, Heri Sopandi, menyebut insiden sebagai kesalahpahaman.

 

POSBELITUNG.CO - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyoroti insiden antara wali murid dan guru SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang, yang sempat viral di media sosial.

Kasus ini mencuat setelah seorang wali murid memarahi guru di sekolah karena tidak terima anaknya ditampar.

Untuk meredam polemik, kedua pihak kemudian dipanggil ke Gedung Sate, Bandung, guna menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.

Peristiwa itu terjadi pada Senin (3/11/2025), ketika delapan siswa diketahui hendak bolos sekolah dengan melompati pagar.

Salah satu siswa berinisial ZR mengaku ditampar oleh guru bernama Rana Saputra.

Wali muridnya, Deni Rukmana (38), datang ke sekolah untuk meminta penjelasan terkait insiden tersebut.

Namun, menurut Deni, tanggapan pihak guru justru disampaikan dengan nada tinggi sehingga membuat emosinya terpancing.

“Saya hanya ingin bertanya baik-baik mengapa anak saya ditampar. Tapi guru malah menanggapi dengan cara seolah-olah tindakannya benar,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, Heri Sopandi, menjelaskan bahwa peristiwa itu sebenarnya berawal dari kesalahpahaman antara kedua belah pihak.

Melalui mediasi, akhirnya disepakati bahwa persoalan diselesaikan secara damai tanpa sanksi terhadap guru.

“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara sekolah dan orang tua,” jelas Heri Sopandi, dikutip dari TribunJabar.id.

Setelah mediasi, kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2 Jalancagak kembali berjalan normal.

“Informasi terakhir, siswa tetap melanjutkan sekolah seperti biasa. Ini hanya kesalahpahaman. Guru juga manusia, orang tua pun bisa emosional,” tambahnya.

Ia berharap peristiwa ini menjadi pelajaran agar guru dan wali murid dapat berkomunikasi lebih baik di masa depan.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved