Video

Ruben Onsu Utamakan Sarwendah, Beri Nafkah Rp200 Juta meski Cicilan Nunggak

Polemik penagihan cicilan mobil antara Ruben Onsu dan Sarwendah kembali mencuri perhatian publik setelah pihak Ruben memberikan klarifikasi resmi.

Penulis: Ilham Pratama | Editor: Alza
Ringkasan Berita:
  • Pengacara menegaskan bahwa Ruben Onsu bukan menunggak berbulan-bulan, melainkan hanya terlambat satu hari.
  • Ruben Onsu tetap menanggung biaya hidup Sarwendah dan anak-anak yang mencapai Rp 200 juta per bulan, tanggung jawab finansial yang menurutnya jauh lebih besar daripada sekadar cicilan mobil.
  • Pengacara berspekulasi bahwa keterlambatan pembayaran mobil mungkin terjadi karena Ruben Onsu lebih memprioritaskan kebutuhan mantan istri dan anak-anaknya.

POSBELITUNG.CO - Polemik penagihan cicilan mobil antara Ruben Onsu dan Sarwendah kembali mencuri perhatian publik setelah pihak Ruben memberikan klarifikasi resmi.

Melalui kuasa hukumnya, Minola Sebayang, Ruben menegaskan bahwa informasi soal tunggakan kendaraan yang beredar tidak menggambarkan situasi sebenarnya.

Menurut Minola, kabar yang menyebutkan adanya keterlambatan berbulan-bulan sama sekali keliru karena pembayaran hanya terlambat satu hari saja.

Ia mempertanyakan mengapa pihak leasing langsung mengirim debt collector tanpa memberikan pemberitahuan tertulis sesuai prosedur yang seharusnya dijalankan.

Bagi Minola, langkah penagihan mendadak ini tidak memiliki urgensi yang kuat karena keterlambatan masih dalam hitungan hari dan mudah dikonfirmasi.

Ia menegaskan bahwa pendekatan tersebut tidak sesuai hukum karena mekanisme seharusnya dimulai dari pemberitahuan resmi sebelum ada kunjungan langsung.

Minola juga menyoroti kejanggalan alamat penagihan karena mobil terdaftar atas nama Ruben tetapi debt collector mendatangi rumah Sarwendah.

Ia menilai tindakan tersebut tidak tepat sebab pihak yang bertanggung jawab adalah pemilik kendaraan, bukan orang lain yang tidak terkait.

Menurutnya, kesalahan itu menyebabkan persoalan melebar ke ranah publik dan berdampak pada nama baik Ruben yang sebenarnya sudah memenuhi kewajibannya.

Minola mengungkap bahwa Ruben tetap menanggung biaya hidup Sarwendah dan anak-anak sebesar sekitar dua ratus juta rupiah setiap bulan.

Ia menyebut tanggungan tersebut jauh lebih berat dibandingkan cicilan kendaraan sehingga keterlambatan satu hari seharusnya dipahami secara proporsional.

Minola bahkan menduga keterlambatan itu terjadi karena Ruben mengutamakan kebutuhan keluarga, yang menurutnya menunjukkan tanggung jawab besar sebagai ayah.

Ia meminta semua pihak melihat persoalan secara adil dan tidak menekan Ruben dengan narasi yang seolah-olah menyudutkan satu pihak saja.

Dari sisi Sarwendah, kejadian itu menyisakan pengalaman tidak menyenangkan karena kedatangan dua debt collector dilakukan dengan bahasa yang dianggap kasar.

Ia mengaku sempat merasa takut bersama anak-anaknya lantaran tidak mengetahui bahwa kunjungan tersebut berkaitan dengan cicilan mobil Ruben.

Situasi itu semakin membingungkan bagi Sarwendah karena ia bahkan tidak mengetahui keberadaan mobil yang menjadi sumber persoalan, sehingga ia merasa tidak memiliki kaitan apa pun.

Peristiwa ini kemudian menyulut perhatian publik karena kedua belah pihak memberikan pernyataan berbeda, yang akhirnya menimbulkan perdebatan mengenai prosedur penagihan yang tepat.

Minola berharap insiden seperti ini tidak terulang dan meminta lembaga pembiayaan lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan agar tidak memicu kesalahpahaman.

Ia menegaskan kembali bahwa persoalan sederhana seharusnya dapat diselesaikan secara administrasi tanpa perlu mendatangkan petugas yang membuat situasi rumah tangga menjadi terganggu.

Dengan klarifikasi tersebut, pihak Ruben berharap publik memahami duduk perkara secara utuh dan tidak terpaku pada pemberitaan yang mungkin tidak lengkap.

Semua pihak diminta bersikap proporsional saja.

Ringkasan Berita:

  1. Pihak Ruben Onsu melalui kuasa hukumnya, Minola Sebayang, menjelaskan bahwa cicilan mobil tidak menunggak berbulan-bulan, hanya terlambat satu hari.
  2. Minola mempertanyakan alasan leasing mengirim debt collector begitu cepat tanpa prosedur resmi terlebih dahulu.
  3. Menurutnya, penagihan mendadak dalam waktu satu hari keterlambatan tidak dibenarkan secara hukum.
  4. Prosedur seharusnya dimulai dengan surat peringatan, bukan kunjungan langsung ke rumah.
  5. Debt collector juga mendatangi alamat yang salah karena mobil tersebut terdaftar atas nama dan alamat Ruben, bukan Sarwendah.
  6. Ruben menilai kunjungan debt collector ke rumah mantan istrinya tidak tepat dan membuat isu melebar.
  7. Minola menyatakan pemberitaan terkait masalah ini merusak nama baik Ruben Onsu.
  8. Ruben disebut tetap memberikan nafkah Rp200 juta per bulan untuk Sarwendah dan anak-anak, jumlah yang jauh lebih besar dari cicilan mobil.
  9. Minola menduga keterlambatan cicilan terjadi karena Ruben lebih mengutamakan kebutuhan keluarga daripada pembayaran mobil.
  10. Sarwendah dan anak-anak sempat shock dan takut karena debt collector datang dengan nada kasar dan tanpa penjelasan jelas.

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Beri Uang Bulanan Sarwendah Rp 200 Juta, Ruben Onsu Prioritaskan Mantan Istri, Rela Nunggak Cicilan

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved