Dendam Lama Duga Disantet, Pria Ini Habisi Paman Sendiri Gunakan Linggis
"Karena dendam kena santet," katanya
Laporan Wartawan Bangka Pos, Fery Laskari
POSBELITUNG.COM, BANGKA -- Dendam kesumat, Ngit Kong alias Akong (44), sudah bertahun-tahun terpendam. Sebelum hujan turun, Jumat (22/4/2016) petang, Lie Kui Nen alias Anen (65), melintas di depan rumahnya.
Dendam Ngit Kong pun semakin membara. Menggunakan sebuah linggis, ia habisi pria tua yang dia sebut sebagai dukun santet itu hingga akhirnya merenggang nyawa.
Kasus pembunuhan ini dilakukan Ngit Kong alias Akong pada sepupu ayahnya sendiri, Lie Kui Nen alias Anen (65). Menurut Ngit Kong, kekerasan itu terjadi secara tiba-tiba, dan sama sekali tidak direncanakan, walau diakuinya dendam sudah ada sejak lama.
"Waktu itu saya lagi duduk di belakang rumah saya (di Jl Merdeka Desa Pemali). Tiba-tiba dia (korban) lewat mengincang (menggunakan) sepeda lewat depan rumah saya," kata Akong diwawancarai Bangka Pos Group di Kantor Polsek Pemali, Jumat (22/4/2016) sekitar pukul 22.00 WIB malam.
Ketika itulah kata Akong muncul perasaan ingin memukuli korban. Akong langsung terpancing emosi, lalu masuk ke dalam rumah mengambil sebilah linggis, lalu mengejar dan menghadang korban.
"Saya langsung kepikir mau mukul dia (korban). Saya ambil linggis di rumah, saya langsung lari ke arah dia, saya hadang, dan langsung saya pukul ke arah dadanya pakai linggis," katanya.
Menurut. Akong, korban sempat menangkis menggunakan tangan kanan, sambil merebahkan sepeda. Namun tangkisan itu membuat korban oleng, walau masih sempat berlari.
"Lalu saya kejar. Waktu itu korban lari sambil berteriak minta tolong," katanya.
Saat terjadi kejar-kejaran, antara tersangka dan korban, keduanya sempat terpeleset dan jatuh. Akong bangkit lebih dulu, dan dalam posisi setengah duduk, dia embali memukul korban, ke arah kepala.
"Besi (linggis) yang saya bawa langsung meluncur ke kepala korban, lalu korban jatuh telungkup, dan saya berangkat, posisi duduk sambil memukul kepala korban untuk kesekian kalinya," kata Akong, mengaku, saat itu korban menggelepar dalam posisi masih bernyawa.
Setelah berulang kali memukul korban menggunakan linggis, Akong pun panik. Dia sempat khawatir ada warga lain yang melihat kejadian ini.
"Lalu saya seret korban ke dalam semak supaya tidak ketahuan orang. Dan saya menarik sepeda korban yang melintang di jalan ke arah dalam pekarangan rumah," katanya.
Usai beraksi, Akong pulang ke rumah, berjarak hanya beberapa meter dari tempat kejadian perkara (TKP). Tak lama kemudian, hujan lebat pun turun.
"Selesai hujan saya bilang sama isri saya, bahwa saya harus menyerahkan diri," kata Akong mengaku kemudian datang menyerah ke Kantor Polsek Pemali didampingi sang istri, Suryani alias Sur.
