Ustaz Abdul Somad Tulis Kisah Muslimah Hamil Palestina Dipajang Tentara Israel
Ustadz Abdul Somad (UAS) berbagi cerita yang sangat menyentuh hati tentang kisah dan pengalaman Buya Sattar (Syaikh Abdussattar)
POSBELITUNG.CO - Ustadz Abdul Somad (UAS) berbagi cerita yang sangat menyentuh hati tentang kisah dan pengalaman Buya Sattar (Syaikh Abdussattar) selama 10 tahun di Makkah dari tahun 1975 hingga 1985.
Kisah ini UAS tuliskan saat ia dan Buya Sattar menunggu jemputan helikopter untuk perjalanan dari Merangin ke Kuala Tungkal, Jambi.
Di bagian awal, UAS menuliskan keterangan di mana dan kapan sang Ustaz menulis kisah tersebut.
"Dari Merangin ke Kuala Tungkal, sesaat sebelum heli tiba, sempat menggali pengalaman Buya Sattar (Syaikh Abdussattar). Tidak terlalu formal, terasa santai." tulis UAS mengawali tulisannya.
Selama 10 tahun di Makkah, tulis UAS, Buya Sattar belajar di Qissmul-Hadits dan Halaqah di Masjidil-Haram.
UAS menuliskan lima nama guru Buya Sattar selama di Makkah, lengkap dengan kisah dan latar belakang masing-masing.
Dari lima guru tersebut, kisah guru ke empat dalam tulisan UAS menceritakan kekejaman tentara Israel terhadap muslimah Palestina yang hamil.
Guru ke empat tersebut adalah Syekh Abdul Karim al-Maqdisi.
Beliau orang Palestina yang mengajar di Makkah. Beliau bercerita tentang tentara Israel yang bermain taruhan.
Mereka pajang muslimah Palestina yang hamil. Mereka pun main taruhan, apakah janin itu laki-laki atau perempuan.
Mereka robek perut itu dengan bayonet. Syaikh Abdul Karim pun menangis.
Di bagian akhir tulisannya, Ustadz Abdul Somad menceritakan perasaannya mendengar dan menulis kisah Buya Sattar.
"Saat menuliskan ini, air mata menetes, dalam perjalanan dari Merangin ke Kuala Tungkal, Jambi." tulis UAS di bagian akhir tulisannya.
Berikut postingan Ustadz Abdul Somad di akun instagramnya yang sudah terverifikasi, @ustadzabdulsomad:
"MENANTI HELI BERSAMA BUYA SATTAR
Dari Merangin ke Kuala Tungkal (Provinsi Jambi), sesaat sebelum heli tiba, sempat menggali pengalaman Buya Sattar (Syaikh Abdussattar). Tidak terlalu formal, terasa santai.
