Ikan Kerapu Belitung di Ekspor ke Hongkong, Begini kata Kepala Dinas Perikanan
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Belitung Firdaus Zamri mengatakan, untuk pemasaran ikan kerapu dengan tujuan negara lain
Penulis: Disa Aryandi | Editor: Evan Saputra
Ikan Kerapu Belitung di Ekspor ke Hongkong, Begini kata Kepala Dinas Perikanan
POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Belitung Firdaus Zamri mengatakan, untuk pemasaran ikan kerapu dengan tujuan negara lain, selain Hongkong hingga sekarang belum terpikirkan. Padahal dari Tanjungpandan, sekarang ini sudah memiliki akses penerbangan langsung ke Malaysia.
Belum terjadi nya pemasaran ikan kerapu ke negara tetangga tersebut, lantaran belum ada permintaan dari malaysia. Apabila sudah ada permintaan, maka akan langsung dilakukan kerjasama antar negara.
"Jadi semua tergantung permintaan, kalau sudah ada permintaan pasti akan langsung di lakukan. Tapi yang jelas, permintaan terbesar sekarang ini memang dari Hongkong," ungkap Firdaus Zamri kepada posbelitung.co, Jumat (18/10/2019).
Menurut Firdaus, untuk jenis ikan kerapu, Hongkong merupakan negara terkenal pemasaran hasil perikanan. Hongkong bisa di sebut sebagai buyer dan kemudian negara ini melakukan pemasaran kembali ke negera - negara lain.
"Itu sebetulnya. Kalau ke depan rencana pemasaran seperti apa, memang belum ada strategi nya, karena sekarang masih berjalan normal," ujarnya.
Lanjut Firdaus, di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kabupaten Belitung sekarang ini paling diperhatikan urusan budidaya ikan kerapu. Lantaran memiliki pembudidaya yang sangat banyak.
"Maka nya setiap kali melakukan ekspor, sangat di respon baik dari pak Dirjen dan kami langsung video call dengan pak Dirjen dan langsung di tanggapi beliau," bebernya.
Pembudidaya Terbesar di Indonesia
Kabupaten Belitung, sekarang ini sangat di untungkan dalam melakukan ekspor ikan kerapu ke Hongkong. Lantaran beberapa daerah di Indonesia, yang semula gencar melakukan pengiriman, sekarang ini sudah kolep. Yang bertahan hanya budidaya ikan kerapu di Belitung.
"Di Sumatera sudah tidak banyak lagi, sebagian sudah kolep, Padang sudah kolep, Lampung sudah kolep karena pengumpul besar nya ada disitu," ungkap Firdaus Zamri.
Apabila berbicara budidaya, kata dia, sekarang ini Belitung yang paling banyak, baik dilihat dari segi pengiriman ikan maupun pembudidaya.
"Mungkin bisa dilihat di Kepulauan Riau, dan Natuna, itu memiliki pengiriman berskala besar, tapi bukan ikan dari budidaya, namun hasil tangkapan, dan itu hanya kerapu sunu saja. Kerapu mereka kerapu merah, karena perairan mereka dalam, dan itu kami akui lebih bagus. Tapi yang terbesar untuk dari hasil budidaya sekarang ini, Belitung," jelasnya.
Secara keseluruhan, pembudidaya ikan kerapu di Kabupaten Belitung berjumlah 153 orang. Yang paling banyak, di Kecamatan Membalong dan Selat Nasik. Sedangkan di Sijuk hanya saty orang saja.
"Dan produksi dari pembudidaya itu Alhamdulillah baik semua, dan memang kami sekarang ini ada bapak angkat. Jadi sebagian tanggung jawab kami sudah di ambil oleh bapak angkat yaitu pak Nasua, dan dia itu sbagai pembudidaya juga sebagai pengepul juga," jelasnya.
Keberadaan bapak angkat ini memang cukup membantu, kata Firdaus, lantaran budidaya laut ini membutuhkan modal yang besar. Mulai dari pembelian sapras sampai ke benih ikan kerapu. Walaupun sudah memiliki 'bapak angkat', Dinas Perikanan tetap tidak membiarkan begitu saja.
Peranan Pemerintah, di ibaratkan sebagai wasit antara Pembudidaya dengan pengepul, agar tidak ada yang dirugikan dalam kerjasama tersebut.
"Selama ini dia sudah berperan sesuai dengan yang kami harapkan, dan harga kerapu yang di jual ke dia, cukup baik," pungkasnya.
Pembudidaya Lebih Memilih Kerapu Sunu
Ikan kerapu bebek memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi bagi pembudidaya. Ikan jenis ini, sangat banyak permintaan dari Hongkong, sebagai negara terbesar pemasaran hasil perikanan di dunia.
Namun pembudidaya belum sepenuhnya bisa melayani permintaan pasar yang tinggi tersebut. Lantaran terdapat berbagai kendala yang di hadapi pembudidaya dalam melakukan budidaya ikan kerapu bebek tersebut.
"Salah satu nya karena waktu panen panjang, di atas dua tahun, sehingga cos pakan dan segala macam tinggi. Ditambah lagi resiko nya cukup besar," kata Firdaus Zamri.
Untuk harga ikan kerapu, memang terbilang paling mahal di bandingkan ikan kerapu jenis lainnya, yaitu di atas Rp 500.000,- per kilogram (Kg).
Sedangkan untuk pertumbuhan ikan kerapu ini, terbilang sangat lambat dibandingkan kerapu sunu, kerapu cantik, dan kerapu macam.
"Itu sebetulnya alasan pembudidaya itu, tapi kalau kerapu sunu misalkan delapan bulan masa pemeliharaan nya sudah siap panen," ujarnya.
Khusus untuk budidaya ikan kerapu ini, kata dia, memang tidak boleh sembarangan alias asal di masukan ke Keramba Jaring Apung (KJA) saja. Tapi harus telaten, karena rentan terserang bibit penyakit.
"Kalau sudah terkena jamur, itu harus di rendam dulu dengan air tawar, di usap satu persatu baru di masukan lagi ke jaring. Jaring itu juga, apabila sudah banyak di tempeli teritip, harus di angkat dan di jemur, supaya oksigen nya banyak masuk," bebernya.
(Posbelitung.co/Disa Aryandi)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/belitung/foto/bank/originals/firdaus-z2.jpg)