Berita Viral

Di Tengah Corona, Guru Ini Rela Berkeliling Tempuh Perjalanan Jauh Demi Mengajar Siswa Kurang Mampu

Avan terpaksa "melanggar imbauan pemerintah" bekerja dari rumah guna memastikan anak didiknya mendapat pelajaran.

Facebook/Avan Fathurrahman-Cerita Pak Guru Avan
Avan Fathurrahman saat mendatangi satu persatu siswa yang kurang mampu untuk memberikan pendidikan di tengah pandemi corona 

POSBELITUNG.CO-- Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim surat edaran nomor 4 tahun 2020 berisi tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus corona (COVID-19) menjadi dilema bagi para pendidik.

Pasalnya tidak setiap pelajar memiliki smart phone dan televisi. Banyak pelajar dari kalangan tidak mampu tentu saja kesulitan untuk mengakses pendidikan melalui  sistem online atau belajar melalui siaran TVRI.

Kendala yang dihadapi para guru terutama di pelosok desa di mana banyak pelajar yang tak mampu ini menjadi pemikiran tersendiri agar mereka tetap bisa mendapatkan pendidikan di tengah Covid-19 ini.

Potret tersebut tergambar dari cerita seorang guru beranama Avan Fathurrahman yang viral di media sosial Facebook.

Awas Kejahatan Meningkat, Polres Bangka Berhasil Tangkap 12 Bandit Kambuhan, Tiga Tersangka Ditembak

Avan terpaksa "melanggar imbauan pemerintah" bekerja dari rumah guna memastikan anak didiknya mendapat pelajaran.

Ia mendatangi satu-satu muridnya lantaran tidak semua murid memiliki smartphone maupun televisi.

"Sudah beberapa minggu saya berada dalam posisi yang dilematis. Bukan masalah rindu. Tapi tentang imbauan Mas Menteri, agar bekerja dari rumah. Ini jelas tidak bisa saya lakukan, karena murid saya tidak punya sarana untuk belajar dari rumah. Mereka tidak punya smartphone, juga tidak punya laptop. Jikapun misalnya punya, dana untuk beli kuota internet akan membebani wali murid," tulisnya, Kamis (16/4/2020).

Avan terkejut saat ada wali murid yang akan mencari pinjaman uang untuk membeli smartphone agar sang anak bisa belajar, karena mendengar informasi rata-rata para siswa belajar melalui smartphone.

"Saya terkejut mendengar penuturannya. Lalu pelan-pelan saya bicara. Saya melarangnya. Saya memberikan pemahaman bahwa belajar di rumah, tidak harus lewat HP," ungkapnya.

Dokter Spesialis Paru ini Beberkan Tata Cara Pengurusan Jenazah Pasien Covid-19 di RS, Demi Keamanan

Avan menjelaskan siswa bisa belajar dari buku-buku paket yang sudah dipinjami dari sekolah.

"Saya bilang, bahwa sayalah yang akan berkeliling ke rumah-rumah siswa untuk mengajari," ungkapnya.

Mendengar hal tersebut, Avan menyebut raut wajah wali murid tersebut memancarkan kegembiraan.

Ia pun merasa lega. "Jadi, di masa pandemik ini, saya memang harus keliling ke rumah-rumah siswa, setidaknya 3 kali dalam seminggu. Medan yang saya tempuh juga lumayan jauh," ujarnya.

Dia  mengungkapkan selain jarak antar rumah siswa memang jauh, jalan menuju ke masing-masing rumah siswa bisa dibilang kurang bagus.

"Bahkan jika hujan, saya harus jalan kaki ke salah satu rumah siswa," ungkapnya.

Avan menyadari apa yang ia lakukan melanggar imbauan pemerintah agar tetap bekerja dari rumah.

"Tapi mau gimana lagi? Membiarkan siswa belajar sendiri di rumah tanpa saya pantau, jelas saya kurang sreg. Bukan tidak percaya pada orang tua mereka. Tapi saya tahu, bahwa sekarang mereka sibuk. Ini masa panen padi," ungkap Avan.

Avan menjelaskan, setiap hari orang tua siswa harus bekerja ke sawah, ikut gotong-royong panen padi dari tetangga yang satu ke tetangga yang lain.

Curhat Si Anak Pasien Covid-19, Jalan Menuju Rumah pun Diblokir hingga Informasi Viral di Grup WA

"Kebiasaan ini mereka bilang 'otosan'. Jadi anak-anak harus belajar sendiri. Malam, mereka ke langgar. Maka sayalah yang harus hadir untuk mendampingi mereka begiliran meski sebentar," ungkapnya.

Saat bertemu dengan muridnya, Avan menjelaskan materi, memberikan petunjuk tugas, mengoreksi tugas yang diberikan, termasuk memberikan apresiasi pada pekerjaan mereka.

Guru Avan Fathurrahman saat sedang mengajar siswanya dari masyarakat kurang mampu
Guru Avan Fathurrahman saat sedang mengajar siswanya dari masyarakat kurang mampu (Facebook/Avan Fathurrahman)

Sedikit Lega Adanya Tayangan Edukasi TVRI

Avan mengaku sedikit lega saat TVRI menyediakan tayangan edukasi untuk siswa.

Avan pun menjelaskan pada siswa dan orang tuanya untuk mengikuti pelajaran di TVRI itu.

"Tapi, lagi-lagi saya harus menelan ludah. 3 dari 5 siswa saya tidak punya Televisi di rumahnya. Dan saya tidak melanjutkan kampanye nonton TV pada siswa yang lain. Biarlah," ungkapnya.

Avan pun tetap melanjutkan kegiatan mengajarnya dengan mendatangi rumah masing-masing siswanya.

"Awalnya saya tidak foto-foto setiap ke rumah siswa. Tapi, kemudian pengawas sekolah meminta pertanggungjawaban. Guru harus membuat laporan bekerja dari rumah disertai foto tugas siswa," jelasnya.

Diketahui, Avan merupakan guru SD Negeri Batuputih Laok 3, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Ia mengajar kelas VI.

Dilansir Kompas.com, Avan mengungkapkan sekolahnya berada di pelosok Sumenep, kabupaten paling timur di Pulau Madura.

"Sekolah saya kan agak pelosok. Kalau kelas VI-nya sendiri 5 orang, sedikit. Kelas V itu 4 (siswa), kelas III, 3 (siswa). Kalau siswanya (dari kelas I-VI) enggak sampai 20, karena bener di pelosok," kata Avan.

"Kalau gurunya itu yang PNS itu 4. Jadi kepala sekolah 1, guru agama 1, guru olahraga 1, saya guru kelas," lanjut dia.

Kronologi Seorang PDP di Tegal Kabur Dibantu Istri, Aksi Keduanya Sempat Terekam CCTV Rumah Sakit

Avan menjelaskan aktivitas belajar dari rumah mulai berjalan pada awal Maret 2020.

Avan telah menyadari tak semua orangtua siswa memiliki kemampuan ekonomi yang baik untuk menyediakan fasilitas belajar online.

Awalnya Avan berpikir situasi ini tidak akan lama.

"Ternyata diperpanjang, diperpanjang. Terus gimana dengan tugas itu? Gimana dengan mereka? Karena teman-teman (guru) yang lain, rata-rata yang mengajar di kota itu bisa berkomunikasi melalui gadget, bisa melalui video conference, dan lain-lain," ujar Avan.

Namun, kondisi tersebut tidak bisa dilakukan pada siswanya.

"Untuk siswa saya, ini tidak mungkin dilakukan, saya bisanya telepon. Bahkan telepon anak-anak itu kan orangtuanya yang punya (handphone). Kadang pernah telepon dan tidak diangkat, karena orangtuanya sedang kerja di luar," lanjut dia.

Kondisi inilah yang membuat pria berusia 39 tahun ini harus melakukan kegiatan mengajar keliling ke rumah-rumah siswa. (*)

Artikel ini telah tayang di Ideaonline dengan judul Bersedia Datangi Rumah Siswanya Satu-persatu Karena Tak Miliki Fasilitas Belajar Online, Guru di Sumenep Jadi Viral, Kisahnya Patut Dicontoh!

Sumber: Idea
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved