Nelayan Beltim Tolak TI Rajuk
Tanggapi Aksi Nelayan dan Aktivis Tolak TI Rajuk, Kapolres Beltim: Senin Tindak Tegas Jika Membandel
Kapolres Belitung Timur AKBP Jojo Sutarjo mengatakan akan menindak tegas TI rajuk yang beroperasi di Kawasan Mangrove dan DAS Manggar
Penulis: Bryan Bimantoro | Editor: Ardhina Trisila Sakti
POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Kapolres Belitung Timur AKBP Jojo Sutarjo mengatakan akan menindak tegas TI rajuk yang beroperasi di Kawasan Mangrove dan Daerah Aliran Sungai Manggar.
Hal ini ia katakan menanggapi aksi damai masyarakat nelayan dan aktivis lingkungan yang dilakukan hari ini Sabtu (20/6/2020).
AKBP Jojo mengatakan sudah meminta dan mengimbau pemiliknya untuk menutup operasional TI rajuk itu dalam waktu seminggu.
Namun ia mengakui masih juga ada beberapa yang membandel beroperasi hingga hari ini.
"Kami beri waktu pembongkaran sampai besok. Senin akan kami cek, jika masih bandel langsung akan kami tindak tegas," kata Kapolres saat dihubungi posbelitung.co, Sabtu sore.
AKBP Jojo bilang pihaknya sudah sering melakukan penindakan dan penertiban terhadap TI rajuk seperti ini yang mengganggu dan merusak lingkungan.
"Bahkan sudah pernah beberapa kali sampai ke persidangan. Tapi masih tetap membandel juga," tuturmya.
Aksi masyarakat nelayan dan aktivis lingkungan ini diikuti massa sekitar 200 orang.
Mereka memakai perahu dari dermaga Kampung Juru lalu menyusuri Aliran Sungai Manggar. Mereka menuntut agar TI rajuk dibongkar supaya mata pencaharian mereka tidak terganggu.
Ketua Relawan Fordas Beltim Yudi Senga mengatakan ini merupakan aksi solidaritas dari hati untuk menyelamatkan lingkungan dari aktivitas TI rajuk yang merusak dan berdampak pada pemenuhan penghasilan para nelayan.
Aksi Damai Tolak Tambang Rajuk Sudah Berulang Kali
Buntut dari adanya penolakan berbagai elemen masyarakat atas aktivitas penambangan timah dalam kawasan Sungai Manggar, ratusan nelayan pesisir melakukan aksi damai menghalau aktivitas tambang rajuk di Daerah Aliran Sungai (DAS) Manggar Belitung Timur, Sabtu (20/6/2020).
Masyarakat yang tergabung dari beberapa Desa tersebut merasa terganggu dengan aktivitas penambangan tersebut karena telah mengurangi hasil tangkap mereka di pesisir dan muara Sungai Manggar.
Ketua Fordas Belitung Timur, Koko Haryanto yang turut dalam aksi tersebut menyampaikan bahwa aksi masyarakat nelayan pesisir ini sebelumnya juga sudah penah dilakukan.
Menurut Koko dalam aksi sebelumnya mereka sudah mengultimatum agar kegiatan penambangan di DAS Manggar dihentikan.
