Amankah Ibu Hamil Mengkonsumsi Mie Instan Tiap Hari, Berikut Penjelasan dari Ahli Gizi

Ahli mengatakan makanan pengganti jika tidak ada nasi atau beras sesungguhnya boleh mengonsumsi makanan mie instan

Editor: Hendra
Healthline
Ilustrasi perempuan hamil. 

"Saya jamin aman. Saya merekomendasikan sebagai ahli gizi. Yang penting ada protein hewani, sayur," kata dia menegaskan.

Bahkan ketika pagi-pagi ibu hamil ingin mengonsumsi mi instan, dia memperbolehkan, dengan syarat diiringi dengan makanan berserat lain dalam satu mangkuk.

"Yang jadi bahaya ketika mengonsumsi hanya mi instan saja," ujar dia. 

Lanjutnya, sajian mi instan sebanyak 35-40 gram atau satu kemasan, mengandung 190 sampai 200 kalori. Jadi tidak bahaya.

Lalu, menurutnya tidak ada batasan mengonsumsi mi instan per hari atau per minggu.

Mengenai perlu tidaknya membuang air yang digunakan untuk merebus mi instan, menurutnya itu tidak wajib.

Tujuan orang-orang membuang air bekas rebusan mi adalah untuk mengurangi natrium benzoat yang terkandung di dalamnya.

"Tapi sebenarnya tidak ada masalah (jika tidak dibuang), karena sebagian garamnya akan direduksi oleh sayur (saat memasak mie dengan sayur)," kata dia.  Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bolehkah Ibu Hamil Makan Mi Instan? Ini Penjelasan Ahli Gizi",

Serangan Jantung Pria Dibawah Usia 40 Tahun Alami Peningkatan

Selama ini kita ketahui resiko terbesar orang yang terkena serangan jantung terjadi pada pria yang berusia diatas 50 tahun.

Ternyata sebaliknya, resiko serangan jantung tidak hanya pada pria berusia diatas 50 tahun saja.

Banyak kita temui saat ini pria berusia dibawah 40 tahun terkena serangan jantung atau serangan kardiovaskular.

Bahkan sekarang ini pria yang jauh lebih tua, dengan usia di atas 65 tahun, mengalami penurunan hampir 40 persen untuk rawat inap akibat serangan jantung dalam 20 tahun terakhir.

Penelitian yang telah dipresentasikan pada pertemuan American College of Cardiology musim semi lalu juga menunjukkan, mereka yang belum mencapai usia 40 tahun mengalami peningkatan risiko serangan jantung lebih tinggi daripada sebelumnya.

"Dulu, sangat jarang mengetahui seseorang di bawah usia 40 datang dengan keluhan serangan jantung, dan sekarang orang-orang yang mengalami ini berusia 20-an dan awal 30-an."

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved