Ini Penampakan Kompor dari Air Karya Siswa SMAN 1 Gantung, Modal Rp 600 Ribu Menang Kompetisi Dunia
Tidak banyak biaya yang dikeluarkan 2 siswa SMA Negeri 1 Gantung, Belitung Timur, untuk membuat karya yang melambungkan nama mereka di kompetisi dunia
POSBELITUNG.CO - Tidak banyak biaya yang dikeluarkan dua siswa SMA Negeri 1 Gantung, Belitung Timur, untuk membuat karya yang melambungkan nama mereka di kompetisi dunia.
Hanya Rp 600 ribu, Rudi Haris dan Gilang Ramadhan menyabet medali perunggu dalam Kompetisi Internasional Science and Invention Fair (ISIF) tahun 2020 kategori Physics, Energy, and Engineering tingkat SMA.
Rudi dan Gilang menciptakan energi terbarukan berupa kompor berbahan bakar air.
"Alhamdulillaah," kata Rudi menyinggung prestasi dalam Kompetisi Internasional Science and Invention Fair (ISIF) tahun 2020 kategori Physics, Energy, and Engineering tingkat SMA.
Rudi dan Gilang bersaing dengan ratusan peserta dari seluruh dunia.
Baca juga: Besok Jam 10.00 WIB, Gisella Anastasia Dipanggil Polisi, 2 Tersangka Penyebar Video Sebut Nama Gisel
Dalam ceritanya kepada posbelitung.co, Senin (16/11/2020), Rudi mengaku awalnya ia dan temannya iseng saat menciptakan kompor berbahan bakar air ini.
Ia mengaku sering membuat prototype-prototype serupa, seperti alat pendeteksi dini banjir dan pengukuran Ph tanah.
"Jadi kami memecah molekul air jadi sumber gas, gas itu yang diubah ke api. Untuk airnya sendiri memakai campuran air dan garam buat senyawa NHCl. NHCl ini dialiri listrik. Di situlah pemecahan molekul terjadi dan mengubah gas menjadi api. Pengumumannya semalam," cerita Rudi yang berhobi menggambar ini.
Baca juga: Blak-blakan Suami Jaksa Pinangki: Brankas Penuh Uang Asing, Tidur Tak Sekamar, Hingga Pisah Harta
Baca juga: Selebgram Cantik Meniru Video Syur Mirip Gisel, Mulai dari Goyangan Hingga Kelihatan Bagian Intimnya
Baca juga: BREAKINGNEWS Polisi Temukan Satu Akun Medsos Lagi yang Diduga Sebarkan Video Syur Mirip Gisel
Rudi menceritakan berhasil membuat kompor air ini perlu waktu sebulan dalam produksinya dan percobaan sebanyak tujuh kali. Bahkan ia mengaku pernah meledak saat melakukan percobaan. Ia mengatakan dalam memproduksi satu unit kompor air ini menghabiskan biaya Rp 600 ribu.
Namun siapa sangka, Rudi adalah siswa IPS di sekolahnya. Ia mengatakan ingin mendobrak kebiasaan berpikir orang-orang bahwa anak IPS juga bisa berkarya dengan dasar ilmu IPA. Ia mengatakan memang punya hobi membuat model teknologi seperti ini.
"Senang aja gitu belajar soal biologi, fisika, dan ini mengenai kimia," kata Rudi yang lahir di Gantung, 3 April 2003.
Ia mengucapkan terima kasih kepada sekolahnya yang sudah mendukung penuh karya teknologi ini. Ia berharap apa yang sudah ia ciptakan bisa dikembangkan dan berguna bagi masyarakat luas.
"Kami harap dapat bantuan dari pemerintah agar teknologi terbarukan ini bisa diproduksi luas dimanfaatkan masyarakat," harap Rudi.
Baca juga: Begini Pengakuan Penyebar Video Syur Mirip Gisel, Besok Polisi Agendakan Pemeriksaan Mama Gempi
Baca juga: Gisel Langsung Hafal Bentuk Badan Pemeran Wanita di Video Syur, Padahal Pertama Kali Nonton
Sementara itu, Wakil Kepala bidang Kurikulum SMAN 1 Gantung Harris Diyanto mengatakan pihak sekolah sangat mengapresiasi inovasi dua siswanya ini sehingga mampu menjuarai ajang internasional seperti ISIF.
Menurutnya tidak mudah mengikuti ajang ini karena selain produk inovasinya harus menarik, peserta juga dituntut untuk presentasi dengan bahasa Inggris.
