Miris! Dua Bocah di Padang Berulang Kali Dicabuli Kakek, Paman, 3 Kakak dan Tetangga
Dua bocah di Padang Sumatera Barat berkali-kali menjadi korban kekerasan secara seksual. Pelakunya adalah keluarga dekat hingga tetangga.
POSBELITUNG.CO - Miris. Dua anak perempuan di Padang, Sumatera Barat masing-masing berusia 5 dan 10 tahun mengalami situasi yang sangat mengerikan.
Keduanya berkali-kali menjadi korban kekerasan secara seksual. Pelakunya adalah keluarga dekat hingga tetangga.
Mulai dari kakek, pamam, tiga kakak kandung mereka dan seorang tetangga.
Perlakukan memilukan itu dua bocah ini alami saat ibu mereka berangkat kerja ke sawah.
"Korban tersebut berusia 5 tahun dan 10 tahun," ujar Kasat Reskrim Polresta Padang Rico Fernanda kepada sejumlah media, Rabu (17/11/2021).
Para tersangka masing-masing kakek korban yang berinisial J, paman korban berinisal R, kemudian kakak kandung korban berinisial RA, G, dan A, serta tetangga korban yang berinisial U.
"Empat orang pelaku saat ini sudah kami tangkap yaitu kakek, paman, dan dua orang kakak korban, yaitu RA dan G. Sementara itu, tetangga dan kakak korban A masih dalam pengejaran," ujar Rico.
Baca juga: Pemilik Golongan Darah O Wajib Waspada, Dokter Ryan Thamrin Ingatkan Bahaya Ini Sebelum Meninggal
Baca juga: Pantang Makan Mentimun Kalau Punya Riwayat Sakit Ini, Bisa Membahayakan
Dilakukan berulang kali, para pelaku terancam 15 tahun penjara
Perbuatan pencabulan serta persetubuhan tersebut dilakukan di rumah korban dan sudah dilakukan berulang kali.
"Setelah kakeknya melakukan, kemudian besoknya dilakukan oleh paman dan besoknya kakaknya lagi," kata Rico.
Saat ini, dia menambahkan, kasus pencabulan tersebut sedang ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Padang.
"Pelaku terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara," ucapnya.
Kekerasan seksual dominasi kasus kekerasan anak di Padang
Kasus kekesaran pada anak di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) sepanjang 2021 didominasi kasus kekerasan seksual dikutip dari artikel Kompas.com, "Kasus Kekerasan Seksual pada Anak di Padang Meningkat, Pelaku Orang Terdekat, Tetangga hingga Teman".
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Padang Editiawarman kepada sejumlah media, Senin (1/11/2021).
"Pelaku kekerasan pada anak ini, rata-rata dilakukan oleh orang terdekat dan ada juga yang dilakukan oleh tetangga serta teman-teman korban," ujar Editiawarman.
Baca juga: Masak di Dapur Bakal Tak Pakai Gas LPG, Pemeritnah Mau Ganti dengan DME, Apa Sih DME itu?
Baca juga: Malam Pertama Pengantin Baru Ini Berantakan, Ibu Mertua Ngotot Gabung Beri Tutorial
Baca juga: Istri Habiskan Malam Pertama dengan Pria Tetangga, Suami Kecolongan Lantaran Mabuk Berat
Penyebab terjadinya kasus kekerasan seksual pada anak ini juga disebabkan oleh faktor ekonomi dan pendidikan yang rendah.
"Karena mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka mereka tidur di satu kamar atau ruangan secara bersama. Makanya muncul-lah niat itu," katanya.
"Kemudian kebanyakan mereka (pelaku) tidak mengetahui kalau ada-ada bagian sensitif anak-anak itu tidak boleh dipegang."
"Namun karena tidak memiliki pengetahuan mereka memegangnya tanpa mereka sadari, seperti memeluk tanpa mereka sadari bagian sensitif itu tersentuh. Itu sangat berbahaya," lanjutnya.
Jangan biarkan kekerasan pada anak
Secara keseluruhan, berikut perbandingan jumlah kasus kekerasan pada anak yang masuk ke DP3AP2KB dari 2020 hingga Oktober 2021.
Baca juga: Cewek Cantik Bikin Ulah di Kamar Kos, Pemilik Kos Kaget Saat mengintip, Aksi di Kasur Malah Lanjut
Baca juga: Pengantin Wanita Diseret ke Kamar Jelang Malam Pertama, Pelaku Bukan Suami, Gaunnya Dilucuti
Pada tahun 2020 kasus yang masuk sebanyak 23 kasus dengan rincian, kekerasan fisik lima kasus, psikis lima kasus, seksual 10 kasus, penelantaran tiga kasus dan eksploitasi nol kasus.
Sedangkan pada tahun 2021, total ada 34 kasus dengan rincian kekerasan fisik lima kasus, psikis delapan kasus, kekerasan seksual 20 kasus, penelantaran satu kasus dan eksploitasi anak nol kasus.
"Kami mengimbau masyarakat yang melihat adanya kasus kekerasan pada anak untuk melaporkannya ke kantor kami. Jangan biarkan kekerasan pada anak," ujar Editiawarman.
Ciri-ciri anak korbna kekerasan seksual
Anak yang menjadi korban kekerasan seksual akan sangat memberikan dampak besar bagi korban.
Mereka yang telah menjadi korban akan memberikan ciri-ciri secara fisik, psikis, bahkan pada hubungan sosial mereka.
Untuk itu orang tua harus cermat menjaga dan mengamati setiap detail perkembangan anak secara fisik, psikis, hingga hubungan sosial.
Dalam artikel Kompas.com "Orangtua, Perhatikan Dampak dan Ciri-ciri Kekerasan Seksual pada Anak", yang melansir akun resmi Instagram Sahabat Keluarga Kemendikbud RI, Jumat (7/8/2020), berikut ini adalah dampak dari kekerasan seksual pada anak.
Dampak dan ciri-ciri kekerasan seksual terhadap anak:
Dampak fisik
1. Gangguan pola tidur.
2. Gangguan pola makan.
3. Imunitas menurun.
4. Ketidaknyamanan, nyeri pada bagian kelamin dan anus.
5. Kehilangan kebiasaan positif, seperti beres-beres, olahraga, dan mengobrol.
Dampak psikologis
1. Menghindar dari kegiatan keluarga.
2. Takut ketemu orang.
3. Menyendiri.
4. Sensitif berkomunikasi.
5. Menyakiti dan menyalahkan diri sendiri.
6. Disorientasi seksual.
7. Mudah tersinggung atau cepat marah.
8. Mimpi buruk atau cemas berlebih.
9. Konsentrasi belajar menurun.
10. Gelisah, rendah diri, dan depresi.
11. Trauma.
Dampak sosial
1. Malas mengikuti kegiatan sekolah.
2. Prestasi menurun.
3. Sering membolos.
4. Menjauhi teman.
5. Tawuran, minum-minuman keras.
6. Mem-bully.
7. Penyalahgunaan obat terlarang.
8. Kemungkinan menjadi pelaku kekerasan seksual.
Kompas.com dengan judul "Dua Anak Perempuan di Padang Dicabuli Kakek, Paman, 3 Kakak, dan Tetangga Berulang Kali"
