Berita Pangkalpinang

Minyak Goreng Langka, Produksi Terhenti, Pelaku UMKM Desak Disperindag Pangkalpinang Berikan Solusi

Kondisi minyak goreng yang langka di pasaran tentu saja membuat para pelaku  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Pangkalpinang kesulitan.

Penulis: Cepi Marlianto |
Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah
Produk minyak goreng yang dipajang di sejumlah ritel modern di Pangkalpinang, Rabu (19/1/2022). 

POSBELITUNG.CO -- Kondisi minyak goreng yang langka di pasaran tentu saja membuat para pelaku  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kesulitan.

Pasalnya minyak goreng menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi UMKM untuk produksi usaha mereka.

Bahkan ada yang harus berhenti produksi karena tidak mendapatkan minyak goreng,]

Terkait kondisi ini, para pelaku UMKM di Pangkalpinang mendatangi kantor Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Pangkalpinang, Rabu (16/3/2022) pagi.

Kedatangan mereka untuk mengadukan kelangkaan minyak goreng di Pangkalpinang beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Sudah Dipesan 600 Ton, Hari Ini Bongkar 100 Ton, Stok Minyak Goreng di Belitung Segera Normal

Baca juga: Terkendala Distribusi dan Over Kuota Gas Subsidi di Belitung, Besok Gubernur Surati Pertamina

Lena seorang pelaku UMKM di Pangkalpinang mengaku, kelangkaan minyak goreng telah berlangsung selama sepekan ini.

Mereka kesulitan mendapatkan minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah.

Akibatnya sejumlah pelaku UMKM sampai berhenti memproduksi usahanya.

“Kemarin kita sudah koordinasi dengan teman-teman pelaku usaha, karena dalam kurun waktu tiga hari terakhir kita tidak bisa produksi akibat kelangkaan minyak goreng,” kata dia kepada Bangkapos.com usai beraudiensi dengan Disperindagkop dan UMKM Kota Pangkalpinang.

Diakuinya, selama kelangkaan minyak goreng selama sepekan ini pihaknya mengalami kerugian hingga Rp10 juta.

Padahal untuk memproduksi ampiang dalam sehari dirinya membutuhkan sekitar satu jeriken minyak goreng ukuran 20 liter.

Sedangkan saat ini untuk mendapatkan satu liter minyak goreng masyarakat harus rela antre hingga berjam-jam, hal itu pula berimbas kepada produktivitas pelaku UMKM.

“6 hari saya tidak beroperasi, sementara satu hari minimal penggunaan minyak satu jeriken itu hari biasa, kalau menjelang puasa sampai 3 jeriken,” keluh Lena.

Selain itu lanjut dia, pihaknya juga kesulitan jika harus membeli minyak goreng di ritel modern. Hal inilah yang membuat Lena beserta sejumlah pelaku UMKM lainnya mendatangi Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Pangkalpinang.

Para pelaku usaha ini mendesak dinas memberikan solusi pemenuhan kebutuhan akan minyak goreng agar usaha mereka tidak mandek.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved