Perang Rusia dan Ukraina

AS dan Eropa Ditipu Ukraina, Senjata Dijual Bantuannya Dikorupsi, WNA Perancis Ngeri Kejamnya Azov

AS dan Eropa tuding Rusia penjahat perang, relawan asal Perancis ungkap fakta sebaliknya, Ukraina siksa tentara Rusia, bantuan senjata eropa dijual

Editor: Hendra
()
Rudal anti tank FGM-148 Javelins, bantuan dari Amerika Serikat untuk Ukraina melawan militer Rusia 

Banyak para sukarelawan yang berpengalaman di perang Irak hingga Afghanistan menolak untuk maju berperang di Ukraina karena minimnya senjata dan perlengkapan.

Baca juga: Inilah Sosok Politisi Wanita India Dicari Umat Islam di Seluruh Dunia Karena Menghina Nabi Muhammad

Sementara itu ada pula sukarelawan yang dengan senang hati maju memerangi pasukan Rusia hanya dengan bekal tiga buah magazin dan satu senjata AK-47 tanpa rompi dan helm.

Pemerintah Ukraina juga dituding tidak memberi pelatihan yang cukup kepada para relawan sebelum mereka dikirimkan maju ke garis depan.

Seorang tentara medis bernama Kurtis Pasqualle mengatakan, pelatihan yang seharusnya membutuhkan waktu empat bulan dipercepat menjadi hanya tiga minggu saja.

Kelompok pendonor dari Kanada turut mencurigai adanya korupsi yang dilakukan oleh oknum di Ukraina sehingga bantuan dari negara-negara barat termasuk Kanada tidak sampai ke tujuan.

Pada minggu lalu, kepala administrasi militer Ukraina di bagian barat Ukraina ditahan atas dugaan menyalahgunakan ambulans untuk layanan berbayar.

Lalu pada April seorang wali kota ditahan atas dugaan menerima suap untuk menyalurkan kendaraan minibus hasil donasi ke pihak tertentu.

Di bagian selatan Ukraina terdapat seorang oknum yang ditahan karena menjual senjata donasi dari negara lain ke pasar gelap termasuk peluncur granat anti-tank.

Berdasarkan laporan Toronto Star, pada tahun lalu Indeks Kejahatan Teroganisir Global mencatat Ukraina sebagai salah satu pasar senjata terbesar di Eropa.

Baca juga: Rusia Serbu Gudang Penyimpanan Roket Himars AS di Ukraina, Kemampuannya Bisa Tandingi Senjata Moskow

Di sisi lain, seorang sukarelawan asal Perancis menuturkan kesaksian mencengangkan saat bertugas di Ukraina.

Ia mengaku sempat ditawan tentara Azov dan melihat sendiri kekejaman mereka pada tawanan Rusia.

Diungkapkan bahwa pasukan kontroversial tersebut banyak melakukan kejahatan perang dan merupakan penganut Nazi di era modern.

Ia pun mempertanyakan mengapa Barat masih terus memasok senjata untuk kelompok berbahaya itu.

Diketahui, militer Rusia memperkirakan bahwa lebih dari 6.500 orang asing dari setidaknya 62 negara beroperasi di seluruh Ukraina.

Kebanyakan dari mereka terlibat langsung di dalam medan pertempuran.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved