Berita Pangkalpinang

Meski Dilarang, Bisnis Baju Bekas Impor di Babel Marak, Merek Luar Negeri Jadi Incaran Anak Muda

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bangka Belitung menyebut pihaknya sudah memantau aktivitas jual beli baju impor.

Penulis: Novita CC | Editor: Novita
Bangkapos.com/Rifqi Nugroho
Seorang warga melihat baju-baju di kawasan sentra penjualan pakaian bekas, Pasar Jagal, Kota Pangkalpinang, Jumat (3/2/2023). Diketaui Menteri Perdagangan melarang penjualan baju bekas impor yang dituangkan dalam Permendag Nomor 18 Tahun 2022. 

Merek Luar Negeri Jadi Daya Tarik

Seorang pedagang pakaian bekas di Kota Pangkalpinang, Iwan (38), mengatakan, justru merek yang berasal dari luar negeri yang menjadi incaran konsumennya.

"Kalau sekarang, selain menilai dari kondisi pakaian bekas ini, konsumen juga lihat dari merek. Bisa dibilang merek luar inilah daya tarik mereka membeli," ungkap Iwan kepada Bangkapos.com, Jumat (3/2/2023).

Iwan yang berjualan di kawasan Pasar Jagal itu menyampaikan, saat ini konsumennya tidak hanya kalangan orang tua, tetapi justru menjadi incaran banyak generasi muda.

"Sampai saat ini, yang sering membeli di kami yaitu anak-anak muda, tidak hanya orang tua saja. Mereka mengincar merek tadi, dan harga terjangkau juga," tambah Iwan.

Dia juga mengaku, saat ini omzet yang diterima juga cukup stabil dan bisa meningkat pada momen-momen tertentu.

"Paling banyak omzet sekitar Rp500 ribu, itu pun kotor, karena masih kepotong dengan uang keamanan. Tapi pasti meningkat pada momen lebaran atau yang lainnya," beber Iwan.

Saat disinggung, mengenai adanya larangan impor baju bekas dari Menteri Perdagangan, Iwan mengaku tidak begitu mengetahuinya.

"Kalau kami tidak begitu paham, asal barang ini dari mana juga tidak mengetahuinya. Yang penting kami mengambil barang dari agen, mereka dapat dari mana bukan urusan kami," tandasnya.

Pria asal Palembang itu juga merasa kurang setuju apabila tidak diperkenankan menjual baju bekas impor dari negara luar.

"Tidak setuju lah, kan merek luar itu yang laku di pasaran. Misal yang impor tidak boleh dijual, pakaian bekas dari dalam negeri pasti tidak menarik bagi konsumen," tuturnya.

Sementara itu, Doni, seorang warga yang tengah berbelanja, mengaku tertarik membeli pakaian bekas karena mencari merek terkenal dengan harga terjangkau.

"Di sini, kalau beruntung dapat merek bagus dengan harga yang sangat murah. Lumayan sering juga berbelanja di sini," terang Doni.

Sebagai konsumen, Doni mengaku tidak mempermasalahkan apabila pakaian yang dibelinya bekas pakai orang dari luar negeri.

"Gimana lagi, kalau beli baru apalagi merek-merek luar ini kan pasti mahal. Jadi pilihannya bekas pakai ini, nanti kan bisa dicuci dulu sebelum dipakai," imbuhnya.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved