Berita Pangkalpinang

Pj Gubernur Babel Ungkap Dua Kali Kembalikan Dana Pembangunan TPA Regional ke Pusat, Ini Alasannya

Pemprov Babel telah dua kali mengembalikan dana pembangunan TPA Regional di Bangka Belitung ke pusat.

Editor: Novita
Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah
Ilustrasi sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah dua kali mengembalikan dana pembangunan tempat pembuangan akhir sampah (TPA ) regional di Bangka Belitung ke pusat. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah dua kali mengembalikan dana pembangunan tempat pembuangan akhir sampah (TPA ) regional di Bangka Belitung ke pusat.

Hal tersebut diungkapkan Penjabat Gubernur Bangka Belitung (Pj Gubernur Babel) Ridwan Djamaluddin saat Rapat Koordinasi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Provinsi di Swiss-belhotel, Pangkalpinang, Jumat (17/2/202) lalu.

Pengembalian dana tersebut disebabkan masalah lahan.

Yakni pemerintah daerah tidak berhasil menyediakan lahan yang diinginkan untuk TPA regional.

Ridwan menilai, masalah itu sepertinya tidak terlalu sulit untuk diselesaikan.

"Pertama, ada isu yang dari waktu ke waktu kita rapat-rapat saja, tapi tak selesai-selesai, padahal masalahnya enggak sulit-sulit amat. Sebagai contoh tadi ada alokasi anggaran dari Menteri PUPR untuk pembangunan TPA Regional, dua kali anggaran dikembalikan karena tidak berhasil menyediakan lahan yang diinginkan," kata Ridwan.

Menyikapi ini, Dirjen Mineral dan Batu Bara ini akan berusaha memaksimalkan anggaran yang telah digelontorkan tersebut dengan upaya-upaya sesuai porsinya terlebih dulu.

"Hal-hal seperti ini, kita sepakati, kalau ada anggaran disediakan, kita maksimalkan saja dulu yang ada, bahwa tidak 100 persen memenuhi harapan, daripada 0 persen, ya minimal 50 persen. Hal-hal seperti itu yang kita sepakati untuk dibicarakan bersama-sama," jelasnya.

Usulkan di Tiga Wilayah 

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung akan mengusulkan lokasi untuk dibangun TPA Regional.

Ada tiga daerah alternatif untuk dibangun TPA, yakni Jelutung Bangka Tengah, Sambug Giri Bangka dan Cengkong Abang Mendo Barat Bangka.

"Kami menginisiasi untuk menetapkan lokasi alternatif, sudah mengerucut tadi, pertama mempertahankan yang lama dulu. Kita ada rencana bangun di Jelutung," Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bangka Belitung, Yunus usai rapat Pembahasan terkait Penetapan TPA Regional beberapa waktu lalu.. 

"Kedua, alternatif di Sambung Giri, Bangka tadi sudah mengarahkan 5 hektare. Ketiga, alternatif paling bagus menurut saya yaitu Cengkong Abang, mencakup tiga kabupaten kota yakni kota Pangkapinang, Bangka dan Bangka Tengah," imbuh Yunus.

Mengenai usulan ini, pemerintah provinsi akan berupaya untuk mengadakan sosialisasi kepada masyarakat sekitar mengenai pembangunan TPA Regional ini.

"Itu sudah kita sepakati itu, nanti kami mendukung dinas lingkungan hidup untuk menindaklanjuti itu, untuk sosialisasi kepada masyarakat. Kalau tiga lokasi ini tidak disetujui juga, maka kita terpaksa reklamasi, di mana reklamasinya, kita tentukan kemudian, itu usulan dari Bappeda, kalau tiga lokasi ini tidak tembus," bebernya

Mengenai pengelolaan sampah di TPA Regional, akan menjadi pembahasan lebih lanjut pada kemudian hari oleh Pemerintah Provinsi Bangka Belitung.

"TPA Regional ini tergantung masyarakat, itu yang susahnya, namanya juga buang sampah," kata dia.

Perhatikan Jarak TPA dengan Pemukiman

Dosen Ilmu Administrasi Negara STISIPOL Pahlawan 12 Widya Handini menyarankan agar pemprov memperhatikan jarak TPA yang akan dibuat dengan area perumahan warga.

"Yang paling penting, jaraknya dari TPA ke pemukiman masyarakat itu jangan terlalu dekat. Jadi harus jauh, jangan menganggu masyarakat karena TPA ini kalau tidak dikelola dengan baik dan dipersiapkan dengan baik. Itu hanya akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar maupun masyarakat," kata Widya beberapa waktu lalu.

Dia memisalkan, apabila tata kelola tidak baik, cairan lindi yang dihasilkan dari sampah, akan turun ke tanah bagian bawah bisa mencemari air tanah yang ada di sekitaran masyarakat.

Selain itu, dia menilai tata kelola sampah di Bangka Belitung memang masih perlu dievaluasi.

"Untuk tata kelola sampah masih perlu dievaluasi dan diperbaiki lagi, baik itu aspek fisik dan non fisik," ucapnya.

Akademisi ini sudah pernah meneliti tata kelola sampah di Bangka Belitung, ada beberapa hal yang menjadi sorotannya.

"Dari sisi fisik misalkan, masih banyak yang perlu diperbaiki dari sisi pemilahan, pemisahan dan separasi sampah. Jadi saya sudah obeservasi di TPS (tempat penampungan sementara-red) itu mayoritas sampah masih tercampur dan belum dipisahkan," jelasnya.

"Itu akan menimbulkan dampak negatif karena akan menyusahkan untuk pengelolaan selanjutnya atau daur ulang," ujarnya.

Selain dari sisi pemilahan sampah, tata kelola sampah yang perlu dievaluasi, yakni jumlah sampah yang akan dilakukan daur ulang.

"Masih banyak sampah yang tidak didaur ulang, dan itu kurang baik karena hanya akan menambah jumlah sampah untuk di bawa ke TPA. Selain itu dari sisi fasilitas, TPS misalnya, tempat sampah dipisah minimal organik dan anorganik," kata Widya

Selain itu, penting juga menambah jumlah armada atau truk pengangkut sampah yang sesuai dengan luas daerah yang menaungi sampah tersebut.

"Masih banyak tantangan dalam hal ini, karena jumlah armada tidak sebanding dengan luasan dan jumlah masyarakatnya," sebutnya.

TPA memiliki beberapa sistem meliputi open dumping, controlled landfill dan sanitary landfill.

Widay mengatakan, TPA yang baik dan ramah lingkungan adalah dengan sistem sanitary landfill.

"Itu TPA yang memiliki fasilitas yang lengkap, jadi bikin TPA itu tidak boleh sembarangan, harus diperhitungkan dengan cermat, dari sisi kemiringan, sudut kemiringan juga kalau dibuat dari teknik lingkungan ada rumusnya, kemudian ada lapisan khusus untuk melapisi area tersebut," bebernya.

"Harus ada treatment khusus untuk cairan lindi tersebut. Untuk penutupan area sampah itu harus ditutupi dengan tanah setiap hari. Dilengkapi dengan fasilitas lain misalnya untuk menangani gas mentana, karena ada muncul itu," kata Widya. (Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved