Harga Beras Medium Bulog di Babel Masih Normal, 1.000 Ton Masuk Minggu Depan

Kita jual saat ini dibawah HET supaya masyarakat terjangkau untuk membeli beras, dan peminat beras medium Bulog sendiri saat ini lumayan banyak

Editor: Kamri
Istimewa/Dok. Perum Bulog Cabang Bangka
Stok beras di Perum Bulog Cabang Bangka. Bulog memastikan harga jual beras Bulog medium di Bangka Belitung (Babel) saat ini belum mengalami kenaikan. 

Pengakuan para pedagang, harga beras naik ini berdampak pada kenaikan biaya operasional.

Seperti diakui Kartina pemilik rumah makan khas Bangka di Jalan Solihin Kampung Asam Pangkalpinang mengaku kini terpaksa mengurangi sedikit porsi nasi yang ia jual.

Menurutnya, pengurangan porsi nasi mau tidak mau harus dilakukan untuk menyiasati kenaikan harga beras tanpa harus menaikkan harga.

"Kalau berkurang banyak sih tidak, tapi sedikit dikurangi. Karena harga beras sejak bulan kemarin naik, ya mau tidak mau ini harus dilakukan dari pada harus naik harga. Kalau ada yang bungkus hanya mau Rp5.000 aja, tidak mungkin bungkus harus kita naikan jadi Rp6.000 atau Rp7.000," sebut Kartina.

Dengan mengurangi porsi nasi untuk pembeli, Kartina berharap bisa menambah pendapatan dari satu porsi itu sebagai bentuk kompensasi harga beras yang sedang naik ini.

"Kalau mau menaikkan harga jual di musim susah serba kebutuhan naik ni tidak bisa, karena kalau bisa orang itu mau nasi ayam Rp10.000, kita jual nasi ayam Rp15.000 itu keberatan orang-orang. Jadi langkah mengurangi porsi nasi ini pilihan paling tepat dibanding menaikkan harga makanan," jelasnya.

Beda dengan Kartina, usaha katering makanan milik Naning justru sama sekali tidak mengurangi porsi nasi yang ia jual.

Menyiasati kenaikan harga beras tersebut, ia menambahkan untuk setiap pembelian nasi kotak langsung mendapatkan satu cup es teh.

Dengan demikian, menurutnya untuk menaikkan harga nasi kotak tidak terlalu membuat pembeli rugi, justru merasa diuntungkan.

"Kalau tiba-tiba menaikkan harga nasi kotak jadi Rp20.000 yang beli tidak mau, tapi kalau ada embel-embel yang lain misal plus es teh atau es jeruk, pembeli mau karena merasa untung, disitu lah peran pedagang mengakalinya," ungkap Naning.

Baca juga: Stok Beras Nasional Menipis, Jokowi Putuskan akan Impor Beras

Dia mengaku, untuk mengurangi porsi makanan atau nasi kotak yang ia jual tak tega. Sebab takut nanti pelanggannya berkurang.

"Kalau nasi dikit nanti pembeli mengeluh nasinya dikit, jadi dari pada pelanggan hilang gara-gara nasi dikit mending cari cara lain untuk mengakalinya," tuturnya.

Dia berharap, harga beras dan kebutuhan pokok lainya dapat berangsur turun sehingga perekonomian kembali stabil.

"Semoga kebutuhan pokok yang naik semua ini dapat berangsur turun, karena daya beli masyarakat ini memang sepertinya menurun. Kami yang order aja berkurang apalagi kami hanya mengandalkan penjualan online dan event-event besar," bebernya. (Bangkapos.com/Sela Agusika/ Andini Dwi Hasanah)

 

 

 

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved