Harga Beras Medium Bulog di Babel Masih Normal, 1.000 Ton Masuk Minggu Depan

Kita jual saat ini dibawah HET supaya masyarakat terjangkau untuk membeli beras, dan peminat beras medium Bulog sendiri saat ini lumayan banyak

Editor: Kamri
Istimewa/Dok. Perum Bulog Cabang Bangka
Stok beras di Perum Bulog Cabang Bangka. Bulog memastikan harga jual beras Bulog medium di Bangka Belitung (Babel) saat ini belum mengalami kenaikan. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA – Bulog memastikan harga jual beras medium Bulog di Bangka Belitung (Babel) saat ini belum mengalami kenaikan.

Harga jual beras Bulog medium ini masih stabil yakni dijual Rp9.000 perkilogram.

"Kalau untuk harga beras di Bulog yang medium kita jual berdasarkan penugasan dari pemerintah yang diberikan oleh Bapanas. Kita jual beras inu dibawah HET beras medium Rp9.950 dan kita jual dibawahnya Rp9.000, tidak ada kenaikan. Namun untuk harga beras premium memang kita mengikuti harga pasar," ungkap Asisten Manager COPP Perum Bulog Cabang Bangka, kepada Bangkapos.com Indra Jaya, Rabu (22/2/2023).

Indra menjelaskan penyesuaian harga yang dilakukan Bulog ini menjadi upaya untuk menstabilitaskan harga beras.

"Salah satunya penyebab harga beras naik dikarenakan belum musim panen. Kita jual saat ini dibawah HET supaya masyarakat terjangkau untuk membeli beras, dan peminat beras medium Bulog sendiri saat ini lumayan banyak, terutama saat mengelar operasi pasar," ungkapnya.

Indra mengatakan ketersediaan bahan pokok beras di perum bulog per 22 Februari 2023 sebanyak 91 ton untuk beras medium dan 50 ton beras premium.

"Untuk stok beras ini kita dalam perjalanan ada 1.000 ton, yang kemungkinan minggu depan datang," kata Indra.

Baca juga: Warga Mengeluh, Harga Beras di Pasar dan Ritel Modern Kota Pangkalpinang Merangkak Naik

Masyarakat yang ingin membeli kebutuhan pokok secara langsung, jelas Indra, bisa datang langsung ke Perum Bulog.

"Guna memberikan harga komoditas lebih miring kepada masyarakat, Bulog saat ini juga rutin mengelar operasi pasar murah, selain sesuai permintaan dari pemerintah. Kita juga menerima langsung masyarakat yang ingin beli bahan pokok di kantor," jelasnya.

Sebagaimana diketahui harga jual beras di pasaran atau toko-toko di Pangkalpinang mengalami kenaikan.

Kenaikan ini terjadi dikisaran Rp2 ribu dari harga sebelumnya.

Kenaikan ini diketahui seiring dengan adanya penyesuaian harga eceran beras yang disepakati oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama para pelaku usaha penggilingan padi jelang masa panen raya padi bulan Maret 2023

Harga Naik Sejak Awal Pergantian Tahun

Dilansir sebelumnya, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus mengalami peningkatan.

Tak hanya di pasar tradisional, sejumlah ritel modern juga mengakui ada kenaikan harga beras.

Kepala Toko Acing Jaya Mart Gedung Nasional Pangkalpinang, Surya mengatakan kenaikan harga beras sudah terjadi sejak awal pergantian tahun 2023 lalu.

Harga beras memang cenderung naik turun, namun kini terus menunjukkan tren peningkatan.

Beras merek Daun 5 Kg dan beras merek 118 seharga Rp67.000, sebelumnya Rp65.000.

Beras Lezat seharga Rp65.000, sebelumnya Rp62.500.

Pulang Mas Rp67.000, sebelumnya Rp62.500.

"Kalau bergerak naik ini sudah sejak pergantian tahun kemarin, rata-rata naiknya Rp.2000. Semua jenis beras bisa disebut naik harga," sebut Surya saat dijumpai Bangkapos.com, Rabu (22/2/2023).

Surya juga mengatakan, kenaikan harga beras ini tentunya sangat dikeluhkan oleh para pembeli yang datang ke ritel tersebut.

"Kalau pembeli yang ngeluh harga naik sudah pasti, beras semakin mahal. Kebutuhan pokok utamanya naik, kalau kami di ritel mungkin harganya agak lebih miring," tuturnya.

Baca juga: Harga Beras Terus Naik, Pemilik Rumah Makan di Pangkapinang Terpaksa Kurangi Porsi Nasi

Silvia (22), pedagang lainnya juga mengatakan harga beras 118 kini seharga Rp67.000, sebelumnya hanya Rp65.000.

Sedangkan harga beras Gareng Rp66.000, KTJ seharga Rp57.000.

"Naiknya udah lama sih akhir-akhir tahun itu sudah naik. Rata-rata naik kurang lebih Rp2000an gitu," sebut Silvia.

Ia menybutkan banyak pembeli yang mengeluhkan harga beras yang kini terus mengalami kenaikan.

"Kalaunyang ngeluh banyak lah, karena ini kebutuhan pokok naik meskipun hanya Rp2000," ujarnya.

Pelaku UMKM Siasati Kenaikan Harga Beras

Menyiasati kenaikan harga beras beberapa bulan terkahir, para pelaku usaha seperti rumah makan, pelaku UMKM, hingga usaha catering terpaksa mengurangi porsi nasi yang dijual.

Pengakuan para pedagang, harga beras naik ini berdampak pada kenaikan biaya operasional.

Seperti diakui Kartina pemilik rumah makan khas Bangka di Jalan Solihin Kampung Asam Pangkalpinang mengaku kini terpaksa mengurangi sedikit porsi nasi yang ia jual.

Menurutnya, pengurangan porsi nasi mau tidak mau harus dilakukan untuk menyiasati kenaikan harga beras tanpa harus menaikkan harga.

"Kalau berkurang banyak sih tidak, tapi sedikit dikurangi. Karena harga beras sejak bulan kemarin naik, ya mau tidak mau ini harus dilakukan dari pada harus naik harga. Kalau ada yang bungkus hanya mau Rp5.000 aja, tidak mungkin bungkus harus kita naikan jadi Rp6.000 atau Rp7.000," sebut Kartina.

Dengan mengurangi porsi nasi untuk pembeli, Kartina berharap bisa menambah pendapatan dari satu porsi itu sebagai bentuk kompensasi harga beras yang sedang naik ini.

"Kalau mau menaikkan harga jual di musim susah serba kebutuhan naik ni tidak bisa, karena kalau bisa orang itu mau nasi ayam Rp10.000, kita jual nasi ayam Rp15.000 itu keberatan orang-orang. Jadi langkah mengurangi porsi nasi ini pilihan paling tepat dibanding menaikkan harga makanan," jelasnya.

Beda dengan Kartina, usaha katering makanan milik Naning justru sama sekali tidak mengurangi porsi nasi yang ia jual.

Menyiasati kenaikan harga beras tersebut, ia menambahkan untuk setiap pembelian nasi kotak langsung mendapatkan satu cup es teh.

Dengan demikian, menurutnya untuk menaikkan harga nasi kotak tidak terlalu membuat pembeli rugi, justru merasa diuntungkan.

"Kalau tiba-tiba menaikkan harga nasi kotak jadi Rp20.000 yang beli tidak mau, tapi kalau ada embel-embel yang lain misal plus es teh atau es jeruk, pembeli mau karena merasa untung, disitu lah peran pedagang mengakalinya," ungkap Naning.

Baca juga: Stok Beras Nasional Menipis, Jokowi Putuskan akan Impor Beras

Dia mengaku, untuk mengurangi porsi makanan atau nasi kotak yang ia jual tak tega. Sebab takut nanti pelanggannya berkurang.

"Kalau nasi dikit nanti pembeli mengeluh nasinya dikit, jadi dari pada pelanggan hilang gara-gara nasi dikit mending cari cara lain untuk mengakalinya," tuturnya.

Dia berharap, harga beras dan kebutuhan pokok lainya dapat berangsur turun sehingga perekonomian kembali stabil.

"Semoga kebutuhan pokok yang naik semua ini dapat berangsur turun, karena daya beli masyarakat ini memang sepertinya menurun. Kami yang order aja berkurang apalagi kami hanya mengandalkan penjualan online dan event-event besar," bebernya. (Bangkapos.com/Sela Agusika/ Andini Dwi Hasanah)

 

 

 

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved