News

Polemik Kehadiran Timnas Israel, Said Aqil Menolak, Gus Yahya tak Masalah

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj dengan tegas menolak kehadiran timnas Israel di Indonesia.

Tribunnews.com/Rahmat W Nugraha
Aliansi ormas dari Front Persaudaraan Islam, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama, Aliansi Masyarakat Menggugat dan Persaudaraan Alumni 212 menggelar aksi demonstrasi tolak Timnas Israel U-20 tampil di Piala Dunia U20, di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2023). 

POSBELITUNG.CO, JAKARTA - Kehadiran timnas Israel dalam perhelatan Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung di Indonesia menjadi perdebatan di tanah air.

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj dengan tegas menolak kehadiran timnas Israel di Indonesia.

Menurut Said Aqil, penolakan terhadap Israel itu tak bisa ditawar lagi, sebab hal itu telah tercantum dalam Al-Quran. Said mengatakan penolakan kehadiran Israel juga ditegaskan oleh banyak kiai.

"Saya pribadi dan banyak sekali kiai seperti saya, menolak kedatangan Israel. Itu Al-Quran. Kita ini manusia, siapa sih kita bisa melawan Al-Quran. Itu ada ayatnya," kata Said di Jakarta, Sabtu (25/3/2023).

Said Aqil menambahkan penolakan ini menjadi bentuk konsistensi keberpihakan Indonesia terhadap Palestina sebagai negara Islam yang berkonflik dengan Israel.

"Tiap hari membunuh orang Palestina, apa mau kita temani temuin orang begitu. Ini keberpihakan kita terhadap Palestina," ungkapnya.

Selain Said Aqil sejumlah kepala daerah, organisasi masyarakat, hingga organisasi keagamaan juga telah menyatakan penolakan terhadap kedatangan timnas Israel di Piala Dunia U-20.

Ajang olahraga itu rencananya digelar di enam provinsi, meliputi DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

Beberapa pejabat maupun pengurus partai menolak kehadiran timnas Israel di Indonesia. Beberapa di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Bali, I Wayan Koster, PDI Perjuangan, PKS, MUI, hingga Persaudaraan Alumni 212.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat berpandangan kehadiran Timnas Israel akan menjadi permasalahan bagi masyarakat Indonesia karena Negara Yahudi itu masih dianggap sebagai penjajah bagi Palestina.

"Ini adalah hal yang sangat sensitif di masyarakat luas khususnya di Indonesia, karena menyangkut dengan penjajahan zionis Israel terhadap bangsa Palestina yang dalam waktu panjang berlangsung hingga hari ini," ujar Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri, Sudarnoto Abdul Hakim.

Sudarnoto mengatakan bila timnas Israel dan rombongan pendukungnya tetap hadir dalam putaran final Piala Dunia U-20, maka risikonya besar akan menimbulkan kegaduhan bahkan pertentangan di kalangan masyarakat yang justru merusak persatuan Indonesia.

Pihaknya menyarankan penolakan terhadap kehadiran Israel dalam ajang pesta olahraga dunia yang diselenggarakan di Indonesia. Itu, kata dia, pernah dicontohkan Presiden pertama RI yang juga tokoh proklamator, Sukarno di masa lampau.

"Pemerintah dan para pejabat tinggi termasuk PSSI seharusnya mencontoh Presiden Sukarno yang tegas dan berani menolak kehadiran kontingen Israel di event Asian Games tahun 1962, karena Israel adalah penjajah. Meskipun harus keluar dari IOC, akan tetapi dengan penolakan ini Indonesia saat itu justru memperoleh posisi politik yang diperhitungkan secara internasional," kata dia.

"Sebaliknya, menerima dan bahkan 'memberikan jaminan keamanan' terhadap tim nasional Israel untuk piala dunia U-20 ini justru menunjukkan bahwa Indonesia, melalui diplomasi sepak bola ini, telah ditundukkan oleh kekuatan pro-Israel. Selemah itukah Indonesia?" sambungnya.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved