Berita Pangkalpinang

Anjloknya Harga Timah Pengaruhi Perekonomian, Daya Beli Masyarakat pun Menurun

Pusat perbelanjaan, pasar hingga beberapa UMKM pada momen jelang lebaran Idulfitri tahun ini cukup ramai namun daya beli masyarakat menurun. 

bangkapos.com
ILUSTRASI: Balok timah di gudang penyimpanan di sekitar Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang. 

POSBELITUNG.CO --  Momen Idulfitri 1444 Hijriah, Tahun 2023 ini tidak semua sektor mengalami permintaan yang meningkat. Bahkan beberapa di antaranya malah terjadi kecenderungan menurun permintaan. 

"Seperti misalnya permintaan akan perhiasan, pakaian, sepatu relatif mengalami tingkat yang stabil bahkan terjadi sedikit penurunan dari tahun lalu. Kecuali kebutuhan pokok yang terjadi kecenderungan peningkatan dari awal ramadan dan persiapan lebaran, sedangkan untuk kuliner kecenderungan mengalami peningkatan," kata Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Bangka Belitung (UBB), Devi Valeriani,  Rabu (19/4/2023).

Menurutnya, secara umum daya beli masyarakat mengalami sedikit penurunan, antara lain dikarenakan harga komoditas timah mengalami penurunan.

Selain itu masih adanya dampak Pandemi Covid 19.

Hal tersebut menjadi salah satu pembatas masyarakat dalam berbelanja karena pendapatan yang diterima masih terbatas.

Diakui Devi, daya beli masyarakat saat ini belum menyamai situasi sebelum pandemi meski kini tidak ada lagi pembatasan sosial. 

"Artinya dampak Pandemi Covid 19 masih mempengaruhi situasi ekonomi  sehingga masyarakat berhati-hati membelanjakan uangnya. Untuk itu, penyediaan lapangan kerja hingga kepastian pencairan tunjangan hari raya (THR) sesuai ketentuan menjadi penting demi memulihkan daya beli masyarakat," katanya.

Meskipun pusat perbelanjaan mulai ramai dikunjungi, namun dia menuturkan, masyarakat tetap memilih berbelanja sesuai prioritas kebutuhannya dan ada kecenderungan masyarakat memilih menyimpan uang ketimbang membelanjakannya. 

"Masyarakat yang memilih menahan berbelanja karena masih terbatasnya pendapatan sehinggga  memutuskan menabung sebagian uang THR  untuk berjaga-jaga," katanya.

"Namun tidak sedikit masyarakat yang memiliki pendapatan yang sudah stabil tetap memanfaatkan momen lebaran untuk berbelanja lebih tinggi dari biasanya, karena tradisi merayakan hari kemenangan dan bentuk menyambut silaturahmi keluarga," lanjut Devi.

Devi menyebut, pulihnya daya beli dapat dilakukan antara lain adalah penyediaan lapangan kerja, memberikan kemudahan  berusaha, memperkuat investasi daerah dengan harapan investasi mampu tumbuh 4,5 sampai 5,6 persen pertahun sehingga kesempatan kerja dan serapan tenaga kerja di Bangka Belitung meningkat, pendapatan masyarakat menguat sehingga daya beli masyarakat terdongkrak. 

Selain itu kepastian pencairan tunjangan hari raya (THR) sesuai ketentuan menjadi penting demi memulihkan daya beli masyarakat. 

"Dari sisi pertumbuhan ekonomi pada saat Ramadhan dan lebaran kecendrungan tumbuh positif, apalagi didukung oleh sektor-sektor transportasi, akomodasi, makan minum yang dipastikan mengalami peningkatan permintaan pada hari-hari besar keagamaan," jelassnya.

"Namun disamping itu harga-harga kebutuhan pokok harus tetap terjaga, hingga saat ini pemantauan harga-harga di pasar-pasar tradisional masih relative stabil. Harapannya proyeksi pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung mampu berada pada kisaran 4,4 persen sampai 5,4 persen," kata Devi," tambah Devi. (Posbelitung.co/Andini Dwi Hasanah)

 

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved