News

Kasus Cacar Monyet Bertambah Terus, Kemenkes Lapor WHO

WHO memberikan beberapa saran. Diantaranya melakukan vaksinasi sesuai dengan kriteria atau kelompok berisiko.

Kompas.com
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2M) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu. 

"Kita juga melakukan vaksinasi. Kita menambah dengan jumah sasaran kelompok rentan. Vaksinasi yang tersedia masih 1000 dosis untuk 500 orang," ujar Maxi.

Vaksin akan diberikan dua dosis pada satu orang. Sampai saat ini pemberian vaksin baru pada kelompok yang diprioritaskan.

"Kita masih batasi," kata Maxi.

Kriteria yang mendapatkan vaksin untuk Monkeypox adalah laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV.

Saat ini sudah ada 157 orang yang divaksinasi dan program ini masih dilakukan secara terbatas di dKI Jakarta.

Di sisi lain, pihaknya juga memperkuat surveilans untuk menemukan kasus aktif di fasilitas kesehatan. Kemenkes juga meminta bantuan pada komunitas terkait untuk menelusuri kasus.

"Tentu minta bantuan teman-teman komunitas untuk melalkukan jangkauan kelompok tertentu untuk deteksi. Terutama mencari kontak eratnya," kata Maxi.

Selain itu Kemenkes juga menyediakan laboratorium kesehatan untuk meningkatkan kemampuan pemeriksaan. Pada pasien yang telah dinyatakan positif, Kemenkes memberikan terapi dan fasilitas isolasi di rumah sakit.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta untuk memperluas kebijakan vaksinasi kepada mereka yang berisiko tinggi terjangkit cacar monyet atau monkeypox.

"Harus ditindaklanjuti dengan kebijakan perluasan vaksinasi hingga ke wilayah sekitarnya seperti Banten dan Jawa Barat, terutama kepada mereka yang berisiko tinggi," ujar Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Netty Prasetiyani Aher.

Kemenkes, kata Wakil Ketua FPKS DPR RI ini, harus menjadikan daerah seputar Jakarta sebagai prioritas surveilans dan vaksinasi agar penyakit tersebut bisa dilokalisir.

"Daerah-daerah tersebut memiliki jarak dan akses yang berdekatan dengan Jakarta. Mobilitas penduduk antar daerah tersebut juga terbilang tinggi," ujarnya.

Lebih lanjut Netty juga meminta Kemenkes agar mengencarkan sosialisasi kepada mereka yang disebut sebagai orang yang berisiko tinggi terkena monkeypox, seperti pelaku hubungan biseksual.

"Sebagaian besar pasien tersebut adalah orang dengan orientasi seksual sesama jenis dan orang dengan infeksi HIV/AIDS," tandasnya.

Sejauh ini, case fatality rate (angka kematian) dari Monkeypox masih berada di bawah satu persen. Sehingga dapat dikatakan angka kematian dari Monkeypox yang saat ini tengah meningkat masih rendah.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved