Berita Belitung
94 Kasus Pernikahan Dini di Belitung Sepanjang 2023, Gadget Ikut Mempengaruhi
Kasus pernikahan dini di Kabupaten Belitung sepanjang 2023 meningkat sebanyak empat kasus dari tahun sebelumnya.
POSBELITUNG.CO - Kasus pernikahan dini di Kabupaten Belitung sepanjang 2023 meningkat sebanyak empat kasus dari tahun sebelumnya.
Ini terlihat dari meningkatnya pengajuan pernikahan dengan dispensasi nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) karena menikah di bawah umur.
Berdasarkan data Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belitung, sepanjang 2023 ada 94 pernikahan dengan dispensasi nikah.
Angka kasus pernikahan dini ini meningkat sebanyak empat kasus dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah 90 kasus.
Kepala Kantor Kemenag Belitung H Masdar Nawawi mengatakan, pihaknya pun berupaya menekan angka pernikahan di bawah umur. Hal tersebut melalui kegiatan bimbingan dan penyuluhan kepada pelajar sekolah.
"Agar mereka menghindari pergaulan bebas," kata Masdar, Kamis (22/2/2024).
Baca juga: Peran Kolaboratif Eliminasi Akar Masalah Pernikahan Dini
Menurutnya, orang tua perlu membekali anak dengan pendidikan agama sejak dini.
Dukungan melalui peran keluarga dan lingkungan sekitar juga diperlukan agar menghindarkan perilaku menyimpang pada anak.
"Gadget juga berpengaruh sehingga kontrol orang tua diperlukan. Kalau di rumah yang paling berperan ialah keluarga," tuturnya.
Sementara itu, meningkatnya kasus kelahiran bayi prematur menjadi risiko penyumbang terjadinya stunting atau masalah gizi kronis pada anak.
Menurut tim pakar percepatan penanggulangan stunting Kabupaten Belitung dr. Daniel Sp.A, ada tiga penyebab yaitu pengetahuan, pernikahan dini dan budaya masyarakat.
"Ini menjadi bom waktu karena harus benar-benar intervensi sampai dua tahun.
Penyebabnya mengenai tiga hal, pengetahuan, pernikahan dini dan budaya, ini menjadi PR, sehingga menimbulkan kelahiran prematur bagi ibu usia muda di bawah 20 tahun.
Bahkan ada kasus 14 tahun sudah melahirkan," kata Daniel saat rapat penanggulangan stunting, Selasa (20/2/2024).
Selain itu, risiko stunting juga terjadi pada ibu yang mengalami anemia sehingga melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Dari penelitian yang sempat dilakukannya pada 2021-2022, hampir semua ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki kadar hemoglobin di bawah 12, bahkan rata-rata 10 gram per desiliter.
Baca juga: Peran Pengawasan Orang Tua Sangat Penting Cegah Pernikahan Dini
Dengan demikian, perlu pemberian tablet tambah darah.
Namun tablet tersebut kurang disukai karena rasanya yang tidak enak, sehingga diharapkan ada tablet tambah darah yang lebih berkualitas atau formulasi tambah darah diperbaiki sehingga memiliki rasa yang enak.
Ibu hamil juga perlu dicukupi pemberian protein.
Pemberian protein dalam porsi tertentu pun dapat mencegah terjadinya bayi prematur.
Ibu hamil membutuhkan protein sebanyak 60-70 gram atau dikonversikan dalam makanan sehari minimal mengonsumsi 350-400 gram makanan yang mengandung protein hewani.
Dia menambahkan, masalah stunting di Belitung lebih disebabkan masalah pengetahuan dan budaya, ada bahan protein melimpah tapi tidak bisa dimanfaatkan optimal untuk keluarga.
Pengetahuan yang kurang ataupun memang budaya inilah yang harus diubah.
Pencegahan stunting yang dilakukan di Belitung pun mulai dari dari penyuluhan di tingkat desa, dapur umum, dan posyandu buat deteksi dini kasus stunting. (del / Posbelitung.co)
| Sisa Sekolah Kuomintang, Dinding Tua Saksi Sejarah Pendidikan di Belitung |
|
|---|
| 89 UMKM Ramaikan Mampau Kriya Festival 2025 di Belitung |
|
|---|
| Pelajar SMAN 1 Tanjungpandan Juara Lomba Video DPD Award, Angkat Kearifan Lokal dan Saraf Makna |
|
|---|
| Polres Belitung Ungkap 3 Kasus Narkoba Selama Oktober, 4 Tersangka Ditangkap di Tanjungpandan |
|
|---|
| Polres Belitung Bongkar Peredaran Sabu, Dua Kurir Ditangkap di Desa Aik Ketekok |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.