Berita Bangka Selatan

Kasus DBD di Bangka Selatan 2024, Dua Bulan Sudah Tembus 78 Kasus

Upaya penanggulangan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terus dioptimalkan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Kamri
rsud.tulungagung.go.id
Ilustrasi gigitan nyamuk penyebab DBD. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sepanjang dua bulan di tahun 2024 sudah mencapai 78 kasus. 

POSBELITUNG.CO - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sepanjang dua bulan di tahun 2024 sudah mencapai 78 kasus.

Upaya penanggulangan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pun terus dioptimalkan oleh Pemkab Bangka Selatan.

Hal itu dilakukan guna mengantisipasi Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus DBD.

Upaya ini sebagai respon cepat penanggulangan DBD yang terus merebak.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa mengakui, pihaknya saat ini tengah berupaya untuk mencegah terjadinya KLB DBD.

Terutama dalam menekan angka fatalitas kejadian DBD dan mencegah kematian akibat DBD.

Terlebih sampai bulan Februari 2024 ini sudah satu kasus DBD yang dinyatakan meninggal dunia.

"Kita berupaya agar kasus DBD di Bangka Selatan ini tak menjadi KLB. Karena kasus selama dua bulan ini naik signifikan," kata Agus, Senin (26/2/2024).

Baca juga: Jumlah Kasus DBD di Bangka Selatan Naik 100 Persen, Awal Tahun Sudah Ada 47 Kasus

Agus Pranawa memaparkan sejak 1 Januari sampai 25 Februari 2024, kasus DBD di Bangka Selatan telah tembus 78 kasus.

Jumlah itu meningkat signifikan sebanyak 25 kasus jika dibandingkan periode sama pada tahun 2023 lalu yang hanya 53 kasus.

Tingginya kasus DBD karena tidak ada kesadaran warga untuk menjaga kebersihan di pemukimannya.

Utamanya masyarakat yang tinggal di Kecamatan Toboali, khususnya Kelurahan Tanjung Ketapang, Kelurahan Teladan dan Kelurahan Toboali.

Di wilayah ini merupakan lokus kasus DBD tertinggi se-Bangka Selatan.

Minimnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, perilaku hidup bersih dan sehat, serta keterbatasan tenaga kesehatan menjadi tantangan tersendiri dalam pengentasan kasus DBD.

"Setiap kelurahan juga sudah mengeluarkan surat imbauan terkait dengan pencegahan DBD. Kita juga sudah berkoordinasi dengan lurah yang wilayah ya menjadi lokus DBD," jelasnya.

Ia mengemukakan di saat musim hujan saat ini banyaknya genangan air menjadi tempat bagus untuk berkembang biak nyamuk aedes aegypti pembawa virus dengue.

Perlunya langkah preventif untuk mengantisipasi penyebaran DBD agar tak jadi KLB pada musim hujan saat ini.

Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serta 3M plus dinilai sangat efektif dalam pencegahan DBD.

Yakni mulai dari mengubur, menguras dan menutup tempat penampungan air dan menggunakan losion atau kelambu saat tidur.

Karena terdapat beberapa tempat terdeteksi sebagai sarang jentik nyamuk.

Seperti gelas plastik bekas minum yang buang sembarangan, tempat tadah air dispenser, baskom, bak mandi, dan kolam ikan.

Berikut pula tempat penampungan air di belakang kulkas atau tempat penampungan air di bawah keran dispenser.

"Kami meminta kepada seluruh warga untuk wajib berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Minimal pihak kelurahan dan desa bisa mengajak warganya untuk gotong-royong bersih-bersih lingkungannya," ucapnya.

Baca juga: Awal Tahun Kasus DBD di Bangka Barat Masih Tinggi, Dinkes Kerahkan Bidan Desa

Meskipun begitu kata Agus, selama penemuan kasus baru DBD pihaknya akan langsung melakukan pemantauan surveilans kasus DBD serta investigasi dan Penyelidikan Epidemiologi (PE) bersama dengan petugas Puskesmas.

Sembari melihat lingkungan tempat tinggal penderita DBD untuk menentukan langkah penanggulangan selanjutnya.

Termasuk memfasilitasi upaya pemberantasan nyamuk penular DBD dengan mendistribusikan insektisida dan bubuk abate.

"Untuk memutus mata rantai penularan di lokasi ditemukannya kasus DBD dengan melakukan fogging (Pengasapan, red). Itupun menjadi pilihan terakhir," pungkas Agus Pranawa. (u1)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved