Pos Belitung Hari Ini

Perang Sarung Bikin Resah, Pj Gubernur Bangka Belitung Sebut Budaya Merusak Harus Dieliminasi

Tidak hanya melanda kota-kota besar di Pulau Jawa, tawuran perang sarung juga menular sampai ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Editor: Novita
Dokumentasi Posbelitung.co
Pos Belitung Hari Ini edisi Selasa, 19 Maret 2024 

“Ini budaya, tapi tak berkembang secara positif. Jadi budaya yang tak berkembang secara positif harus kita eliminasi,” kata Safrizal kepada Bangka Pos Group, Senin (18/3/2024).

Namun Safrizal menyebutkan, apabila perang sahur tersebut dilakukan sebagai wujud seni, maka hal itu sah-sah saja dilakukan.

“Tapi kalau budaya perang sahur ini sebagai seni, kita persilakan. Tetapi tidak yang melukai, misalnya dibuat pesta atau seni perang sarung, dibuat tari-tarian,” tuturnya.

Dia berharap, daripada dilakukan dengan niat buruk, alangkah baiknya perang sahur didasarkan dengan niat membangun.

“Diubah dari yang emosional destruktif menjadi emosional konstruktif, membangun keakraban, bukan hancur-hancuran,” tukasnya.

Untuk itu, Safrizal menyebut, pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan Polda Babel dan lembaga adat untuk mencegah agar perang sahur yang bersifat merusak tidak kembali terjadi di wilayah Bangka Belitung.

“Oleh karena itu saya minta Pak Kapolda, nanti berkoordinasi dengan Kapolres, dengan lembaga adat setempat, untuk menghindari dan mengeleminasi yang destruktif,” terangnya.

Bisa Dipidana

Polda Bangka Belitung memastikan akan terus melakukan patroli ke sejumlah daerah rawan untuk mencegah aksi perang sarung yang akhir-akhir ini marak dilakukan para remaja.

Hal ini ditegaskan Kabid Humas Polda Bangka Belitung, Kombes Pol Jojo Sutarjo saat dikonfirmasi terkait fenomena perang sarung di beberapa daerah di Bangka Belitung.

“Kami memerintahkan jajaran untuk meningkatkan terkait masalah daerah yang jadi sasaran perkumpulan anak-anak remaja. Kita tingkatkan patroli, di sejumlah tempat atau anak-anak ini nongkrong,” ujar Jojo kepada Bangka Pos Group, Senin (18/3/2024).

Perwira melati tiga ini juga menegaskan pihaknya, tak segan memproses secara hukum kepada para remaja yang kedapatan melakukan kegiatan yang memiliki unsur tindak pidana.

“Apabila sudah mengarah ke tindak pidana, tentunya akan kita lakukan penindakan. Kita akan melibatkan stakeholder lain, untuk menindaklanjuti penanganannya,” tegasnya.

Jojo menyayangkan, adanya kegiatan negatif dilakukan para remaja terlebih di bulan Ramadan. Pihaknya juga mengingatkan sejumlah dampak buruk dari aksi perang sarung tersebut.

“Terkait fenomena perang sarung kami mengimbau kepada seluruh remaja, jangan sampai ikutikutan karena ini bukan budaya kita yang cenderung ke hal negatif. Malah bisa terjadi kemungkinan yang tidak kita inginkan, lalu merugikan orang lain,” tuturnya.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved