BPBD Bangka Tengah Waspadai Potensi Puting Beliung saat Pergantian Musim

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Peristiwa bencana angin puting beliung beberapa kali terjadi di wilayah Kabupaten Bangka pada saat pergantian musim.

Oleh sebab itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Tengah mewaspadai potensi terjadi angin puting beliung di Kabupaten Bangka Tengah.

Pasalnya, pada pergantian musim saat ini cuaca tak menentu, angin kencang dan gelombang tinggi. Masyarakat pun diimbau selalu waspada.

"Dalam beberapa hari ini yang mana saat ini memasuki pergantian musim, kita masih khawatirkan itu adanya jenis ancaman bencana puting beliung. Karena di saat memasuki pergantian musim, cuaca menjadi tidak menentu," ujar Kepala BPBD Bangka Tengah, Yudi Sabhara, Sabtu (23/3/2024).

"Untuk saat ini tahun 2024 belum ada kejadian tapi pada tahun 2022 ada dengan dampak 140 rumah itu di saat memasuki pergantian musim. Tahun 2023 Kejadian angin kencang atau puting beliung 15 kali kejadian 59 unit rumah," jelasnya.

Yudi mengimbau masyarakat tetap waspada, apalagi yang berada di pesisir. Begitu pun dengan nelayan, diharapkan meng utamakan keselamatan.

"Jangan melaut kalau cuaca tidak baik," tegasnya.

Sebelumnya, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pangkalpinang terjadi peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang laut saat ini di Bangka Belitung termasuk di Bangka Tengah.

"Dari prakiraan gelombang yang berlaku 14-15 Maret 2024 nanti memang terlihat ada peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang hampir di seluruh wilayah perairan Babel," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Pangkalpinang, Kurniaji, Jumat (15/3/2024).

Ia menjelaskan, fenomena cuaca saat ini murni disebabkan oleh penguatan tiupan Angin Monsoon Asia yang bersifat basah dan lembab serta adanya belokan angin dan konvergensi yang dalam beberapa hari terakhir kuat mempengaruhi kondisi cuaca Babel.

"Adanya kombinasi dari 2 fenomena ini selanjutnya berdampak pada pembentukan awan-awan konvektif yang cukup masif di atmosfer kita. Angin kencang yang beberapa hari terakhir berlangsung khususnya di wilayah perairan adalah salah satu produk turunan di terbentuknya awan-awan konvektif atau Cumulonimbus tersebut," katanya.

(s2)