Wawancara Khusus

Gaet Maskapai Tambah Frekuensi Penerbangan, Pj Bupati Belitung: Masih Kaji Upaya Subsidi lewat CSR

Kondisi penerbangan memiliki kaitan erat dalam perekonomian Belitung, baik secara kabupaten maupun Pulau Belitung secara keseluruhan.

Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: Novita
IST/Dokumentasi Pos Belitung
Program Dialog Ruang Kita yang menghadirkan Pj Bupati Belitung, Yuspian, dan Development Coordinator Sheraton Belitung, Daniel Alexander, dipandu oleh host Disa Aryandi, Kamis (30/5/2024). 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Kondisi penerbangan memiliki kaitan erat dalam perekonomian Belitung, baik secara kabupaten maupun Pulau Belitung secara keseluruhan.

Perekonomian ini di antaranya termasuk pariwisata, maupun arus barang.

Meski telah melewati kondisi pandemi, arus penerbangan masih berkurang.

Frekuensi penerbangan yang kurang, turut mengerek harga, sehingga Belitung yang mengandalkan transportasi jalur udara akhirnya kurang dilirik wisatawan.

Lalu bagaimana langkah dan upaya pemerintah daerah menjawab tantangan ini? Akankah kondisi ini dibiarkan berlarut-larut?

Begini wawancara eksklusif Pos Belitung dengan Pj Bupati Belitung Yuspian dalam Dialog Ruang Kita Pos Belitung, Kamis (30/5/2024).

T: Kondisi sekarang memang terlihat ada penurunan trafik penumpang yang terjadi di bandara, yang mengimbas pada berbagai sektor termasuk pariwisata. Bagaimana melihat situasi ini?

J: Jadi kalau bicara soal pariwisata, tentu Pulau Belitung ada faktor penting dalam mengembangkan pariwisata Belitung yaitu aksesibilitas. Saat ini yang diandalkan pesawat udara, sementara alternatif jalur laut belum berkembang.

Sebelum Covid-19 penerbangan cukup banyak, antara 15-17 penerbangan khusus rute Tanjungpandan-Jakarta. Setelah pandemi mengalami penurunan drastis menjadi 5-6 penerbangan dalam sehari. Kondisi seperti ini berdampak pada industri pariwisata. Pelaku perhotelan mengeluhkan ini, bahwa okupansi semakin tahun semakin turun, di angka 25 persen bahkan 23 persen.

Kondisi ini harus mendapat perhatian bersama, bagaimana memulihkan situasi pariwisata terutama aspek aksesibilitas. Banyak pihak yang mengatakan ini hukum pasar yang berlaku antara supply (penawaran) dan demand (permintaan). Tentunya harus diperhatikan kondisi seperti itu benar adanya, atau ada hal lain yang perlu dipertimbangkan.

Pemerintah daerah sudah mencoba menganalisis situasi ini, apa yang bisa dilakukan untuk memulihkan situasi ini. Kami mendapatkan informasi bahwa situasi penerbangan domestik memang mengalami masalah karena kekurangan pesawat. 

Dulu sebelum pandemi, jumlah pesawat yang mengalami penerbangan di Nusantara sekitar 600 pesawat, sekarang yang melayani tinggal 400, ada pengurangan 200 pesawat. Kondisi ini pasti setiap maskapai memilih strategi, sementara Belitung kurang diuntungkan karena aksesnya hanya melalui penerbangan.

T: Event pariwisata terus berkurang, bahkan 2024 ini belum ada agenda yang luar biasa. Sementara event juga berpengaruh terhadap minat untuk mengunjungi Belitung. Bagaimana tanggapannya atas kondisi ini?

J: Kami meyakini bukan tidak pernah dalam kondisi optimal baik dari aksesibilitas, aktivitas maupun amenitas. Saat ini kondisi yang ada berpengaruh, di 2024 mencoba menggali apa yang kita punya, melalui event Belitung Chinese International Festival.

Di situ terlihat berapa keteterannya aksesibilitas untuk menampung kegiatan itu. Karena waktu itu mendapatkan angka 10 ribu masuk dalam kegiatan itu, yang kami hitung dari jumlah paket sembahyang kubur. Dalam kurun waktu itu penerbangan keteteran, bahkan ada extra flight.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved