Berita Bangka Belitung

Kisah Aulia Pedagang Baju Thrift di Pangkalpinang Babel, Peminat Tinggi Tapi Sulit Pasokan

Menurut Aulia, minat akan baju Thrift atau baju bekas di Pangkalpinang sangat tinggi.

Penulis: Sela Agustika | Editor: Kamri
Bangkapos.com/Sela Agustika
Pedagang baju Thrift di kawasan Ramayana Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (1/8/2024). 

POSBELITUNG.CO - Kisah Aulia pedagang baju Thrift di Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) kini kesulitan mendapatkan produk dagangan, kendati permintaan baju Thrift tinggi di Bangka Belitung.

Adanya kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah berdampak pada pedagang pelaku usaha Thrift di Indonesia., tek terkecuali di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.

Kebijakan yang bertujuan membatasi masuknya barang-barang bekas dari luar negeri ini ternyata membuat para pedagang baju Thrift kesulitan untuk mendapatkan produk dagangan.

Seperti yang dialami Aulia, pedagang baju Thrift di Pangkalpinang yang sudah berjualan sejak 2021.

Ia mengatakan saat ini sedikit kesulitan mendatangkan barang Thrift akibat adanya larangan impor.

“Memang saat ini kami kesulitan memasukkan barang karena kita ambil barang ini dari Jakarta, infonya di Jakarta lagi ada razia.

Misalkan lagi ada larangan atau rahazia seperti ini, pihak jual gak dapat barang, terus harga jual mahal atau lebih tinggi dari biasanya,” kata Owner Thriftpinkk.id ini, Kamis (1/8/2024).

Baca juga: Sulit Buktikan Baju Bekas Impor di Pasaran Bangka Belitung, Ini Alasan Disperindag Babel

Menurut Aulia, minat akan baju Thrift atau baju bekas di Pangkalpinang sangat tinggi.

Ini lantaran baju Thrift harganya yang lebih murah, tapi produk yang ditawarkan memiliki kualitas yang bagus.

Ia mengaku biasanya sekali order barang Thrift bisa mencapai 2 karung (bal) hingga 15 karung baju Thrift.

“Minat masyarakat untuk baju Thrift di toko kita sejauh ini lumayan banyak dan tinggi.

Karena harga lebih miring dan perbandingan harga jauh bedanya dari yang baru.

Tapi sekarang karena ada razia jadi kita belum masuk barang karena harganya juga lebih mahal, terus kita order berdasarkan stok kita di sini,” ujarnya.

Aulia menjelaskan rata-rata harga baju Thrift yang ditawarkan di toko sangat terjangkau yakni mulai dari harga Rp10 ribu hingga Rp100 ribu.

Meski harga terjangkau, Aulia mengatakan barang bekas yang dijual ini aman dan layak digunakan.

“Kalau di kita biasanya kalau barang udah sampai kita bongkar, pasti langsung dilaundry, dan disetrika.

Ini biar gak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, konsumen juga bisa langsung pake dan kita majangpun rapi,” ucapnya.

Reno, pedagang baju Thrift lainnya di kawasan Ramayana Pangkalpinang juga mengaku mulai kesulitan mendatangkan barang-barang Thrift.

Pihaknya memang hanya mendatangkan barang jenis tertentu seperti celana jeans, jaket kulit, dan produk jaket lainnya. 

“Kebetulan kita kan jarang ambil barang kaus-kaus, kita paling lebih ke jeans dan jaket kulit.

Jadi sekarang ini agak kesulitan, kebetulan kita datangkan barang ini dari Jakarta.

Nah kalau ada larangan atau rahazia kita di sini juga sulit untuk datangkan barang,” jelasnya.

Ia mengakui minat masyarakat di Pangkalpinang akan baju Thrift ini sangat tinggi,.

Terlebih bagi mereka yang menginginkan produk bermerek dengan harga terjangkau.

“Kalau kaya jaket kulit dan jeans ini minatnya luar biasa, karena harga murah.

Produknya lumayan masih bagus rata-rata,” ucap Retno.

(Bangkapos.com/Sela Agustika)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved